CINTA SEORANG PANGERAN

Pernikahan Edward ( 9 )



Pernikahan Edward ( 9 )

0Melihat Nizam, Cynthia dan Pangeran Thalal tertawa-tawa, Alena yang pucat pasi seketika marah. Ia merasa ketakutan sendiri, dadanya yang tadi berdebar keras karena ketakutan sekarang berdebar keras karena marah dan emosi. Bagaimana bisa kejadian yang membuatnya ketakutan malah ditanggapi lucu oleh yang lain. Apa mereka tidak tahu bagaimana ketakutan nya Ia tadi. Matanya berkaca-kaca dan tidak lama kemudian air mata mulai menetes di setiap sudut matanya.     
0

Suara tawa langsung berhenti apalagi kemudian Isak tangis Alena mulai terdengar. Muka Nizam langsung berubah. Ia langsung menggeser kursinya untuk mendekati Alena. Tangannya mengelus kepala Alena. Tetapi kemudian Nizam melihat Edward datang bersama seorang wanita. Mata Nizam seketika berkilat.     

Tangan yang asalnya ada diatas kepala Alena sekarang malah memegang tangan Alena lalu perlahan Ia menarik Alena untuk duduk dipangkuannya."Kamu jangan terlalu serius, Bukankah Kau tahu kalau Jonathan sering kali bertingkah konyol" Kata Nizam sambil mengelus-ngelus kepala Alena lagi. Mulutnya berbisik ditelinga Alena. Tetapi matanya melirik ke arah Edward yang sedang berjalan menuju meja mereka.     

Alena yang sedang emosi tidak sadar Ia ditarik duduk dipangkuan Nizam. Alena malah menyusupkan kepalanya ke leher Nizam. Edward tertegun melihat pemandangan yang ada didepannya. Wajahnya yang tampan tampak muram dengan mata yang keruh. Dadanya mulai terasa sangat sakit bagaikan diiris sembilu. Cynthia dan Pangeran Thalal yang memang terbiasa melihat Nizam memanjakan Alena tidak berpikiran yang aneh-aneh. Mereka berpikir Nizam hanya sedang membujuk Alena.     

Edward mendengar Isak tangis Alena, dadanya yang sakit langsung bergemuruh. Tidak bisa ditahan Ia menatap wajah Nizam. Masih dalam posisi berdiri Edward bertanya dengan suara bergetar. "Apa yang terjadi dengan Alena? mengapa Ia menangis? Apa Kau menyakitinya lagi? " Edward langsung menuding Nizam. Akhir dari kalimat Edward sangat jelas menuduh bahwa Nizam seringkali menyakiti Alena.     

Nizam langsung terbatuk-batuk kecil. "Duduklah dulu. Calon istrimu tentu canggung melihat calon suaminya malah memperhatikan istri temannya. Apa yang Kau maksud dengan menyakiti lagi. Kau tahu darimana Aku pernah menyakitinya. Atau jangan-jangan Kau sering memata-matai istriku?"     

Cynthia dan Pangeran Thalal yang baru menyadari kedatangan Edward dan Calon Istrinya. Apa yang sedang terjadi ini. Aura perang mulai tercium. Alena mendengar ada Edward Ia mengangkat wajahnya. Wajah Alena yang sembab oleh tetesan air mata membuat Edward menjadi terenyuh. Ia sama sekali tidak perduli dengan kata-kata Nizam.     

Alena jadi merasa canggung karena Ia baru tersadar kalau Ia sedang duduk dipangkuan Nizam. Alena bergerak mau turun tapi Nizam malah semakin erat memeluk nya.     

Hati Edward yang terenyuh kini terasa panas membara. Ia sangat iri pada Nizam. Ia merasa sangat cemburu. Tindakan Nizam yang sangat sengaja memperovokasinya terlihat berhasil. Lila yang pertama menyadari Edward sedang terbakar api cemburu. Lila segera memegang tangan Edward dan menariknya untuk duduk. Sayangnya Edward yang sedang terbakar api cemburu secara refleks malah menepiskan tangan Lila.     

Melihat Edward menepiskan tangan Lila membuat semua mata menatap Edward dengan penuh rasa terkejut. Cukup sudah pertunjukkan ini. Bagaimana seorang anak raja yang jenius, seorang pewaris tahta kerajaan dan anak seorang pejabat tinggi, seorang penyanyi yang sedang naik daun, seorang Presiden Direktur dari berbagai perusahaan bertingkah bagaikan dua orang anak kecil yang sedang berebut sebuah permen lollipop. Untungnya suara Alena sedikit mencairkan ketegangan yang terjadi.     

"Edward..Maaf, Kamu tidak usah khawatir. Aku tidak apa-apa..Aku hanya sedikit kesal dengan Mereka. Tadi ada Jonathan datang Ia mengucapkan kata-kata yang menakutkan." Mata Alena berbinar-binar melihat Edward. Bahkan Seakan tidak ada Nizam yang sedang memangkunya. Alena bergerak memaksa bangun dan melepaskan tangan Nizam. Nizam dengan sangat terpaksa melepaskan pelukannya.     

"Aku menangis karena kesal. Kau tahukan Nizam sangat cemburuan."     

Yang lain terdiam tanpa kata-kata. Situasi dirasakan semakin sangat tegang. Cynthia menahan nafasnya menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.     

"Aku tahu Alena..Kau tidak usah takut lagi. Ada Aku sekarang yang akan selalu melindungi mu" Edward berkata bagaikan Tanpa sadar.     

Muka Nizam berubah menjadi gelap bagaikan malam yang pekat. Nizam merasakan umpan yang sedang Ia lempar mulai dicium mangsanya.     

"Aku senang Kau sekarang akan ada disisiku. Aku senang Nizam akhir nya sekarang dapat menerima kehadiranmu. dan Nizam berbaik hati ingin mendekatkan Aku dengan Lila calon istrimu. Bukankah Nizam sekarang sudah banyak berubah, Ia sangat baik hati" Alena memeluk lengan besar Nizam. Wajah Nizam yang gelap berlahan memudar menyaksikan tingkah Alena.     

Nizam lalu dengan santai memeluk bahu Alena dan mencium pipinya. "Terimakasih Sayang. Tapi alangkah baiknya kalau mulai sekarang Edward harus lebih memperhatikan Lila dibandingkan dirimu."     

"Iya benar, Coba lihat Lila juga sangat cantik. Wajahnya mirip denganku" Kata Alena sambil tersenyum pada Nizam.     

"Iya..ini suatu kebetulan. Mungkin agar Edward merasa seperti menciummu saat Ia mencium Lila" Kata Nizam dengan bibir berkedut.     

Alena malah tertawa kecil. "Masa seperti itu, Ayolah Edward mengapa wajahmu begitu tegang. Kau harus lebih santai. Coba lihat Nizam. Ia sangat romantis padaku. Aku harap Kau melakukan cara yang sama untuk memperlakukan Lila. Bagaimana pun seorang wanita sangat senang diperlakukan secara romantis."     

Kalau tadi wajah Nizam yang kelam sekarang wajah Edward yang berubah jadi kelam.     

"Alena, Mungkin Kita perlu mengajari Edward bagaimana bersikap romantis" Kata Nizam dengan wajah penuh rasa kepuasan.     

"Kau Tidak tahu kalau Edward sebenarnya sangat romantis. Ia sebenarnya lebih romantis darimu. Yang Aku maksud adalah pelaksanaannya terhadap Lila." Alena lalu melirik wajah Lila yang muram.     

"Kau Tahu Lila.. Edward pernah semalaman berdiri diluar sambil memegang sebuah buket bunga mawar. Ia mau membuat kejutan dihari ulang tahun ku tapi Akunya tidak bangun-bangun. Sehingga Ia semalaman berada diluar menungguku untuk bangun"     

Mendengar cerita Alena, Wajah Edward yang kelam sekarang kembali cerah. "Itulah Alena, Kau sebenarnya harus tahu siapa yang lebih romantis diantara Aku dan Nizam. Kau juga harus bisa melihat sebenarnya cinta sejati itu seperti apa? Apa cinta sejati itu adalah cinta yang mendominasi atau cinta yang merelakan? Apa cinta Sejati itu cinta yang begitu posesif atau cinta yang penuh pengorbanan?" Edward berkata sambil tersenyum penuh cinta pada Alena. Alena menatap wajah Edward dengan pandangan polos. Matanya yang bergemerlap bagaikan cahaya ribuan bintang yang menerangi hati Edward.     

Drama cinta yang ada dihadapan Cynthia, Pangeran Thalal maupun Lila membuat mereka jadi mual. Tabir gelap yang menutupi maksud Nizam,menjadikan Lila sebagai pembimbing Alena secara perlahan mulai terbuka menyingkap suatu misteri. Walaupun begitu misteri apa sebenarnya yang ingin Nizam lakukan terhadap Edward. Mereka masih berusaha menganalisanya dengan keras.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.