CINTA SEORANG PANGERAN

Perbincangan Cynthia dan Pelayan Hotel



Perbincangan Cynthia dan Pelayan Hotel

0Di Kamar Hotel     

Cynthia tampak terdiam duduk di kursi sambil menatap ke seorang pelayan yang sedang menata makanan di meja. Sekilas Cynthia melirik kalau semua peralatan makan di buat dari plastik. Pangeran Barry rupanya sudah memperhitungkan peralatan makanan yang paling aman tentu saja dari plastik. Cynthia menatap dengan pandangan tidak minat tetapi seharian perutnya benar – benar belum terisi sesuatu sehingga Ia kemudian menghampiri ke meja tengah dan duduk di sofa.     

Pelayan itu tampak bersikap tenang dan penuh wibawa. Tetapi Cynthia tahu kalau pelayan yang kira - kira berumur tiga puluh tahunan itu tampak mencuri - curi pandang kepadanya. pelayan itu memang mengagumi penampilan Cynthia yang berbeda dengan kebanyakan wanita di kerajaan Zamron. Cynthia bertubuh tinggi dan sedikit besar, Berkulit sangat putih khas bule. Berambut pirang dan bermata biru. Ia sangat cantik di mata si pelayan itu.     

Sebelum Ia datang ke kamar Cynthia, Ia sudah diberitahu tentang siapa Cynthia dan bagaimana karakter dan sifat dari istri Pangeran Thalal ini. Cynthia juga mencoba menaksir si pelayan itu dan kemudian mengajaknya berbincang - bincang. Daripada bersikap panik maka mencari data tentang Pangeran Barry dari pelayan itu tampaknya lebih menguntungkan.     

"Kau sudah lama ada di Amerika ? " Cynthia bertanya kepada si pelayan itu. Ia menatap lekat – lekat si pelayan seakan ingin mempelajari sifatnya dari memandang mata dan gerak – gerik. Cynthia masih mengingat bagaimana tadi Ia ditangkap oleh anggota komplotan Pangeran Barry.     

Kala itu dia sedang duduk dengan gelisah di ruangan tempat soundsystem. Ia disembunyikan oleh Arani diruangan itu karena memang situasinya sangat kacau balau. Cynthia sendiri sama sekali tidak menguasai ilmu bela diri apapun. jadi ketika Ia disuruh menunggu untuk mengamankan diri, Cynthia langsung menurut. Ia bukanlah Alena yang suka ngeyel kalau disuruh sesuatu.     

Tetapi kemudian ketika Ia sedang menunggu Ia  melihat dua orang masuk dan langsung membekapnya dengan menggunakan sapu tangan yang dibubuhi chloroform. Obat bius hirup itu langsung membuat Cynthia teler dan tidak sadarkan diri. Cynthia tidak tahu ketika Arani menyimpannya di ruangan itu, anggota komplotan Pangeran Barry memperhatikannya dan ketika Arani pergi mereka lalu masuk ke dalam dan membiusnya.     

Mereka lalu membopong tubuh Cynthia hingga Cynthia kemudian tersadar Ia sudah berada di dalam kamar di hotel kediaman Pangeran Barry. Sampai sekarang Ia sama sekali belum pernah bertemu dengan pangeran Barry sendiri. Hanya pelayan ini yang datang menemuinya. Bahkan Cynthia tidak tahu sudah berapa lama Ia berada di kamar ini.     

Si pelayan itu tampak takut – takut untuk menjawab pertanyaan Cynthia. Ia tidak mau salah menjawab dan mengakibatkan nyawanya melayang. Dan Cynthia tahu itu sehingga Ia tidak mau memaksa. Cynthia lalu mengambil gelas dan meminum air itu tanpa keraguan sedikitpun. Dan hal ini malah memancing si pelayan untuk bertanya kepada Cynthia.     

"Mengapa Yang Mulia langsung meminum air yang Hamba hidangkan? Apa Yang Mulia tidak takut diracuni?" kata Si pelayan itu sambil menatap takut – takut kepada Cynthia.     

Cynthia malah tersenyum dengan senyum menjerat. Matanya di buat seramah mungkin.     

"Aku tahu, nyawaku masih dihargai di sini.  Karena kalau Pangeran barry ingin aku mati. Maka dia sudah membunuhku sedari tadi. Ia pasti ingin memancing Yang Mulia Pangeran Nizam ke sini." Kata Cynthia sambil mengambil kudapan yang terhidang di depannya. Ia memasukan sebuah kue yang terbuat dari tepung beras dan campuran kacang mede serta madu ke dalam mulutnya dan mengunyahnya perlahan.     

Si pelayan itu semakin heran melihat Cynthia tampak begitu tenang dan tidak merasa takut. Padahal nyawanya sedang terancam.     

 "Bagaimana bisa Anda tahu ?" Si pelayan berkata dengan terbata – bata. Cynthia tertawa.     

"Taktik pangeranmu itu sungguh murahan. Ia tidak tahu siapa yang dia hadapi. Nizam bukanlah orang sembarangan yang bisa dikalahkan dengan taktik murahan seperti ini." Kata Cynthia tampak melecehkan Pangeran Barry.     

"Yang Mulia Putri Cynthia. Harap berhati – hati dengan ucapan Anda. Ingat dinding itu bisa bertelinga" Kata si pelayan mengingatkan.     

" Tentu saja Aku tahu. Semenjak Nizam menikahkan aku dengan adiknya dan Aku pernah tinggal di Azura beberapa tahun. Aku tahu persis kalau di lingkungan kerajaan semua dinding bertelinga bahkan bukan hanya dinding. Pintu, atap, kursi, meja dan semua – semuanya bertelinga. Dan sekarang kau akan jadi salah satu telinga juga. Benarkan begitu? ' kata Cynthia yang langsung membuat si pelayan terdiam.     

"Aku juga tahu kau pasti salah satu pelayan kepercayaan Pangeran Barry. Dan tingkatanmu pasti sudah cukup tinggi" Cynthia lagi – lagi membuat pelayan itu terkejut. Ia tadi sangat takut berbicara dengan Cynthia tetapi perkataan Cynthia semakin lama semakin memancingnya untuk terus berbicara.     

Memang benar apa yang dikatakan Cynthia. Dia bukanlah pelayan sembarangan. Hampir semua pelayan yang dibawa oleh Pangeran Barry dari Kerajaan Zamron ke Amerika adalah pelayan – pelayan pada tingkat satu. Dimana mereka dianggap para pelayan yang sangat pintar, cerdas, tanggap dan menguasai banyak keterampilan.     

Dari pelayan – pelayan itu juga. Ia dipilih oleh pangeran Barry untuk melayani Cynthia karena dia adalah pelayan yang paling cakap dari semua pelayan di rumah ini dan paling dipercaya. Pangeran Barry sudah mewanti – wanti dirinya agar  Ia berhati – hati dengan Cynthia. Karena istri dari Pangeran Thalal itu luar biasa cerdas.     

Pelayan itu kini mengakui kecerdasan Cynthia padahal Ia baru berbincang – bincang beberapa patah kata dengan wanita ini.  Pelayan itu terdiam dan masih menunggu apa yang akan dikatakan Cynthia lagi.     

"Kau tahu kalau Aku adalah orang Amerika. Aku sebenarnya tidak tertarik untuk tinggal di kerajaan. Sebagai orang asli Amerika yang  menjunjung tinggi semua kebebasan. Aku terus terang saja merasa terkekang dengan segala macam aturan kerajaan. Tetapi ketika Aku menikah dengan seorang pangeran Kerajaan Azura maka Aku mulai mereformasi pandanganku tentang kerajaan.     

Bagiku tinggal di kerajaan sekarang cukup menarik juga apalagi kalau kita berkuasa. Kau pasti sudah diberi tahu juga oleh Pangeranmu kalau Aku adalah orang yang cerdas. " Cynthia tertawa lagi setelah berkata kesombongan seperti itu. Si pelayan lagi – lagi masih terdiam. Ia tetap bersikap hati – hati terhadap Cynthia.     

Cynthia kembali meminum air putih untuk membasahi tenggorokannya. " karena kau diam berarti diammu itu aku anggap benar.     

"Sebagai orang cerdas maka Aku memiliki ambisi yang terselubung" Kata Cynthia sambil menyenderkan tubuhnya ke kursi tetapi kemudian Ia kembali duduk tegak. Tidak bagus seorang putri untuk duduk tidak sopan di depan pelayan. Bukankah Ia sedang tebar pesona kepada si pelayan itu.     

"Apakah Anda menginginkan menjadi seorang Ratu juga? " Kata si pelayan akhirnya tanpa tendeng aling - aling. Cynthia mengerutkan keningnya sebelum kemudian Ia tertawa kecil.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.