CINTA SEORANG PANGERAN

Spekulasi



Spekulasi

0Dengan Wajah tampan yang dimiliki oleh pangeran Abbash maka orang – orang tidak akan pernah menyalahkan jika ada  pihak wanita yang memaksa bercinta pada pangeran Abbash. Ataupun kemungkinan terburuk adalah Pangeran abbash dipaksa bercinta oleh seorang pria yang tertawan oleh ketampanannya. Tetapi agaknya pilihan yang terakhir tidak mungkin karena yang ada di dalam kamar hanyalah berdua. Pangeran Abbash dan seorang wanita yang duduk sedari tadi tanpa bergerak sedikitpun.     

Setelah mengerling sedikit walaupun Ia sangat ingin tahu cerita yang terjadi diantara mereka tetapi jiwa profesionalnya mengalahkan semuanya. Sehingga kemudian dia menganggukkan kepalanya dan membalikkan badan hendak pergi. Tetpi kemudian dia mendengar suara pangeran Abbash.     

"Maukah kau menolongku sekali lagi." Kata Pangeran Abbash kepada si pelayan wanita itu.     

Si pelayan yang mau pergi itu menghentikan gerakananya. Ia membalikkan kembali badannya dan menengadahkan wajahnya. " Ya.. Tuan.."     

"Tolong Aku untuk menggantikan pakaian istriku " Kata Pangeran Abbash perlahan.     

Pelayan itu tampak sangat terkejut. Baru kali ini ada suami yang menyuruh orang lain untuk menggantikan pakaian istrinya sendiri.     

Pangeran Abbash tersenyum kecil melihat pelayan yang memasang wajah terkejut sekaligus kebingunan.     

"Sebenarnya ini adalah masalah pribadi kami tetapi karena Aku meminta bantuanmu maka Aku akan bercerita sedikit. " Kata Pangeran Abbash sambi menerawang.     

"Istriku baru kehilangan bayinya. Ia sekarang sangat tertekan dan sering bertindak aneh dan berhalusinasi. Kau lihat Ia mengenakan pakaian wisuda dan setiap kali Aku menyuruhnya untuk mengganti pakaian. Dia akan mengamuk dan memukuliku. Jadi Aku meminta tolong kepadamu. Aku sudah putus asa dan kebingungan. Bahkan Aku jadi sering sensitif dan menangis karena kasihan terhadap istriku " Pangeran Abbash mulai berkeluh kesah kepada si pelayan.     

Si pelayan langsung tersentuh. Ia kemudian mengangguk menyetujui permintaan Pangaren Abbash. Hanya saja Ia lalu teringat perkataan Pangeran Abbash yang mengatakan bahwa istrinya suka mengamuk dan memukul. Dengan ragu – ragu si pelayan berkata,     

"Apakah Ia tidak memukulku jika Aku menggantikan pakaiannya ?" tanya si pelayan.     

"Tentu tidak !! Ia hanya mengamuk dan memukulku karena dikiranya Aku penyebab kematian bayi kami. Kalau terhadap yang lain Ia akan baik " Kata Pangeran Abbash dengan cepat. Ia takut kalau si pelayan mengurungkan niatnya. Padahal Ia tidak ingin Alena memakai pakaian yang kelihatannya sangat tidak nyaman dikenakan.     

Si pelayan itu kemudian masuk ke kamar dan mendekati Alena dengan tanpa ragu. Air mata yang tergenang di pelupuk mata Pangeran Abbash membuat Ia mampu melakukan apa saja. Jangankan disuruh mengganti pakaian istrinya disuruh terjun dari atap hotel agaknya Ia juga bersedia.     

Pangeran Abbash berdiri di dekat pintu sambil membalikkan badannya. Ia tidak ingin melihat Alena saat Alena sedang mengganti pakaiannya.     

"Nyonya. Maafkan Aku. Aku akan membantumu berpakaian ' Kata si pelayan itu sedikit ragu. Tetapi Alena tidak menjawab. Ia hanya terdiam saja sampai kemudian terdengar suara pangeran Abbash.     

"Gantilah pakaianmu " Kata pangeran Abbash. Alena kemudian mengangguk patuh dan berdiri agar si pelayan dapat dengan mudah melepaskan pakaiannya. Si pelayan tampak begitu tidak mengerti tetapi Ia segera membuka pakaian wisuda Alena dan Ia sedikit tertegun melihat tubuh Alena dalam balutan Kebaya. Ia pun langsung terpesona. Pelayan itu tidak tahan untuk tidak berkata – kata.     

"Tubuh istri Anda sangat indah, Tuan. Dan pakaian yang Ia kenakan juga sangat indah. Ini seperti pakaian tradisional dari negri di Asia tenggara " Kata Si pelayan sambil kemudian melepaskan pakaian kebaya Alena.     

Pangeran Abbash mengeratkan gignya menahan hasrat hatinya yang langsung meronta hampir tidak terkendali ingin melihat tubuh Alena. Si pelayan itu malah mengatakan hal yang membuatnya semakin penasaran. Tapi akal sehatnya masih berjalan. Ia berusaha menahan diri sampai kemudian si pelayan itu menyudahi pekerjaannya.     

Alena sudah berganti pakaian dengan gaun panjang yang sedikit longgar. Gaun itu sebenarnya tidak terlalu panjang tetapi hanya sampai ke pertengahan betis. Tetapi ini lebih sopan dibandingkan dengan pakaian yang dikenakan Alena yang begitu memperlihatkan lekuk tubuhnya.     

"Ini sudah selesai Tuan " Kata si pelayan mengagetkan Pangeran Abbash. Karena berkata tepat di belakang tubuhnya. Si pelayan benar – benar tidak mengerti mengapa Pangeran Abbash memalingkan tubuhnya saat Ia menggantikan pakaian istrinya.     

Pangeran Abbash lalu menganggukkan kepalanya dan kembali mengeluarkan dompetnya. Pangeran Abbash terbiasa menyimpan uang di dalam dompetnya karena Ia memang terbiasa melakukan penyamaran menjadi orang biasa. Ia jarang dikawal pengawal dan membawa asisten sehingga Ia selalu membawa uang dalam bentuk fisik untuk memudahkan urusannya.     

Ketika Ia menarik beberapa lembar uang dan memberikan ke si pelayan itu. Si pelayan itu bukannya menerima tetapi malah menolak. "Tidak tuan. Istri Anda sedang sakit. Anda pasti lebih membutuhkan uang itu daripada Saya. Saya dengar pengobatan seseorang yang sakit kejiwaan lebih mahal daripada sakit secara fisik " Kata Si pelayan menolak sambil kemudian  keluar sebelum Pangeran Abbash memaksa.     

Pangeran Abbash tampak sedikit tertegun atas kelakuan si pelayan yang baik hati. Ternyata di dunia ini masih banyak orang – orang baik yang tidak memanfaatkan kesempatan. Pangeran Abbash sebenarnya ingin memaksa tetapi kemudian Ia tidak ingin mengundang kecurigaan sehingga Pangeran Abbash memasukan kembali uang ke dalam dompetnya.     

Pangeran Abbash mengunci pintu dan kembali ke Alena. Alena masih duduk dengan tegak di atas tempat tidur. Matanya mengerjap – ngerjap tetapi tetap dengan pandangan kosong. " Tidurlah Alena. Aku akan menjagamu disini sambil menunggu kedatangan suamimu" Kata Pangeran Abbash sambil kembali duduk di atas kursin kecil.     

Alena lantas membaringkan tubuhnya terlentang di hadapan Pangeran Abbash. Pangeran Abbash kemudian menghampiri Alena. Menatap wajahnya dan mengabaikan sebagian betis Alena yang terlihat. Pangeran Abbash gemetar menahan perasaannya yang tergugah.     

Pangeran Abbash adalah laki – laki normal yang sehat. Dihadapannya terbaring wanita yang begitu Ia cintai. Wanita yang selalu Ia rindukan siang dan malam. Wanita yang begitu ingin Ia rengkuh ke dalam pelukannya. Wanita yang sangat Ia inginkan untuk menjadi ibu bagi anak – anaknya. Sebenarnya jika Ia menyentuh Alena saat ini  maka bisa saja itu akan menguntungkan dirinya.     

Pangeran Abbash tahu persis bagaimana posesifnya Nizam kepada Alena. Otaknya yang jenius akan berubah menjadi bodoh kalau Ia sudah diraksuki perasaan cemburu. Dan sebagai seorang calon raja biasanya mereka tidak akan pernah mau menyentuh wanita bekas orang lain. Makanya ketika kakaknya menginginkan Alena yang berarti janda dari Nizam, Putri Raya sangat tidak menyetujuinya. Masih banyak gadis yang lebih layak untuk menjadi istri bagi putra mahkota.     

Jadi kalau seandainya Ia menyentuh Alena sekarang dan kemudian Nizam murka dan mungkin menceraikan Alena bukankah itu suatu keuntungan baginya. Ia akan langsung menikahi Alena dengan dalih bertanggung jawab. Menyentuh Alena adalah suatu spekulasi. Ia bisa mati dibunuh Nizam atau Ia bisa menikahi Alena seperti yang Ia idam - idamkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.