CINTA SEORANG PANGERAN

Dia Mungkin Seorang Peri



Dia Mungkin Seorang Peri

0"Yaah.. begitulah orang zaman sekarang itu sudah pada hilang jiwa kemanusiaannya. Mungkin karena jumlah penduduk sudah banyak sehingga ada orang – orang yang melakukan kerusuhan sebagai bentuk dari pengurangan jumlah penduduk" Kata Pangeran Abbash sambil menatap Alena yang masih memejamkan mata. Pangeran Abbash menyapukan telunjuknya  ke bulu mata Alena yang lentik.     

"Anda benar Tuan. Sekarang semakin banyak orang yang  bertingkah di luar nalar hanya karena masalah sepele. Orang – orang zaman sekarang terlalu banyak tuntutan hidup sehingga mereka banyak yang gelap mata. Dan setiap orang memiliki permasalah hidup sendiri. Saya terkadang merasa beruntung karena permasalahan saya di dunia ini hanya seputar uang. Penghasilan saya sebagai sopir taksi terkadang tidak mencukupi untuk membiayai sekolah anak – anak saya.     

Persoalan uang membuat saya tidak berkesempatan untuk memikirkan persoalan lain yang lebih berat. Saya belajar bersyukur dengan memiliki keluarga yang begitu menyayangi saya sehingga walaupun kekurangan, Saya merasa hidup saya sudah lengkap. Oh ya Apakah Anda sudah  memiliki anak?" Kata Si sopir itu kepada Pangeran Abbash.     

Dengan mantap Pangeran Abbash menjawab. "Sudah. Dua orang, mereka kebetulan kembar " Kata Pangeran Abbash sambil mengingat si kembar. Tiba – tiba kebahagiaannya terasa belum lengkap karena si kembar tidak ada dalam pangkuaannya. Kalau seandainya saat ini si kembar ada. Kebahagiaannya pasti sangat lengkap. Tapi si sopir malah berkata lain.     

"Kalau begitu kebahagiaan Anda pasti sudah lengkap " Kata sopir Taksi. " Saya tahu, sebagai sarjana yang baru lulus tentu Anda berdua kesulitan dalam masalah keuangan. Tetapi percayalah dengan kekokohan cinta kalian. Uang tidak akan menjadi masalah. Saya doakan semoga kalian cepat mendapatkan pekerjaan sehingga kalian dapat memilliki penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari" Kata Sopir taksi itu mendoakan pangeran Abbash.     

" Terima kasih. Anda benar – benar orang yang baik. " Kata Pangeran Abbash dengan hati berbunga – bunga. Ia mengelus bahu Alena dengan penuh kasih sayang. Lalu dikecupnya ubun – ubun kepala Alena.     

"Anda kelihatannya sangat mencintai istri Anda " kata Si sopir taksi sambil melirik ke arah mereka melalui kaca spion depan. Ia melihat bagaimana Pangeran Abbash menatap Alena dengan penuh cinta. Dulu Ia dan istrinya tampak seperti itu saling mencintai tetapi seiring berjalannya waktu rasa cinta untuk lambat laun menghilang menjadi rasa sayang yang lebih dari sekedar cinta.     

Pasangan suami istri yang ada didepannya ini jelas masih sangat muda dan memang terlihat sangat serasi dan menggemaskan bagi siapa saja yang melihatnya. Pangeran Abbash mendengar pernyataan yang dikatakan si sopir taksi sehingga kemudian yang menjawabnya sambil menatap wajah Alena yang terlihat sangat letih. Matanya terpejam rapat dengan bulu mata yang teramat lentik itu bergerak - gerak. Hidungnya yang mancung sangat indah dimata Pangeran Abbash. Walaupun mancungnya itu tidaklah semancung hidung – hidung wanita di kerajaannya tapi malah sangat pas pada wajah Alena.     

"Aku mencintainya lebih dari apapun di dunia ini. Dulu Aku tidak memiliki tujuan hidup. Aku tidak mengerti untuk apa Aku lahir ke dunia ini sehingga kemudian hidupku hanya untuk main – main saja tanpa ada tujuan yang ingin aku capai. Hingga kemudian Aku bertemu dengan si cantik ini. Sesaat Aku seperti layang – layang yang putus kemudian ada yang memegang talinya. Aku kini merasa sangat bersemangat menjalani kehidupan karena ada seseorang yang memegang kendali dalam hidupku.     

Aku tidak mau gegabah lagi dalam menjalani hidup ini. Tujuanku adalah ingin hidup bersama sampai tua bersama istriku ini. Walaupun Aku yakin akan banyak duri yang mengahalangi perjalanan hidupku tetapi Aku optimis bahwa kami akan hidup bersama sampai maut akan memisahkan kami" Kata Pangeran Abbash dengan panjang lebar.     

Sesungguhnya Pangeran Abbash bukanlah orang yang mudah akrab dengan orang lain mengingat bahwa dia adalah orang yang apatis dan mendekati ke dalam sifat orang yang anti sosial. Dia tidak punya teman dekat selain Amrita. Jadi sebenarnya sangat mengherankan ketika lantas Ia begitu bicara panjang lebar tentang keadaan dirinya pada seorang sopir taksi yang derajatnya sangat jelas dibawah dirinya.     

Sopir taksi itu bukan siapa – siapa tetapi Pangeran Abbash malah bicara panjang lebar tentang curahan isi hatinya seakan – akan Ia mengenal sopir taksi itu sudah lama. Bahkan pada ibunya sendiripun Pangeran Abbash tidak pernah bicara panjang lebar seperti ini padahal dia adalah anak kesayangan ibunya.     

Entah apa yang terjadi pada diri Pangeran Abbash. Mungkin karena dia sedang bersama Alena. Wanita yang begitu Ia cintai sehingga Ia begitu melankolis atau karena si sopir taksi itu berulang kali mengatakan bahwa Ia dan Alena adalah pasangan yang serasi.     

Pangeran Abbash merasa sangat senang dan merasa hatinya begitu berbunga – bunga setiap kali mendengar si sopir taksi itu memuji – muji dirinya dan Alena. Apalagi sampai mendoakan kebahagiaannya.     

Tidak lama kemudian mobil taksi berhenti di tepi jalan yang dikatakan oleh Pangeran Abbash.     

"Tujuan Anda sudah sampai, Semuanya 37 dolar " Kata Si sopir taksi sambil menepikan mobilnya di pinggir tempat penghentian kendaraan. Dia berdiri di deretan gedung – gedung tinggi yang merupakan tempat perkantoran, pusat perbelanjaan dan apartemen mewah.     

Si sopir itu sedikit terkejut karena tempat perhentian Pangeran Abbash adalah apartemen yang sangat mewah.     

"Apakah Anda tinggal di sini ?" Kata Si sopir taksi itu sambil celingukan. Sebagai sopir taksi tentu Ia tahu mana apartemen mewah dan mana yang kumuh atau yang biasa. Di apartemen ini harga sewa parkirnya sebulan saja tidak akan bisa Ia bayar dengan menjual mobil taksinya.     

"Tentu saja tidak. Aku tinggal di belakang apartemen ini. Oh ya Aku sangat senang dengan pelayananmu" Kata Pangeran Abbash sambil turun dari taksinya sambil memapah Alena. Sebelum turun dia menarik uang sepuluh lembar seratusan dolar dari dompetnya dan memberikan pada sopir itu. Sopir taksi itu ternganga memegang lembaran uang tersebut. seribu dolar itu setara dengan sebulan  gajinya sebagai sopir taksi.     

Sopir taksi itu berteriak mau memanggil Pangeran Abbash tetapi hanya sekejap Pangeran Abbash itu sudah menghilang dari pandangan mata si sopir taksi. Padahal Ia baru memalingkan wajahnya sebentar saja dari mereka.     

Sopir taksi itu mendadak ketakutan. Ia langsung menginjak pedal gas dalam – dalam dan melarikan diri bersama mobilnya meninggalkan tempat itu. Ia bahkan belum sempat meyimpan uang itu ke dalam dompetnya. Ia masih memegang uang itu erat di tangannya sambil tak henti – hentinya Ia melihat sambil berharap kalau uangnya jangan sampai menghilang dari tangannya seperti orang yang memberikannya.     

Biarlah dua orang itu makhluk astral yang tidak sengaja naik ke taksinya asalkan uang yang diberikan si pria itu beneran uang asli. Pantas saja si pria itu wajahnya begitu tampan dan sangat berbeda dengan manusia biasa. Ketampanannya seperti peri – peri dalam film "The Lord of The Rings" yang pernah ia tonton bersama istrinya di bioskop. Pria itu tinggal mengeluarkan sayapnya dari punggungnya sehingga penampilannya akan mendekati kesempurnaan sebagai seorang peri     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.