CINTA SEORANG PANGERAN

Kalian Sangat Serasi



Kalian Sangat Serasi

0Mengingat hal itu maka darah Amar seketika mendidih, Ia semakin cepat melajukan motornya mengejar mobil Pangeran Abbash di depan.  Mulut Amar tidak  henti – hentinya berdoa agar putri mahkotanya itu diberi keselamatan. Dan jangan sampai Pangeran Abbash menyentuhnya sedikitpun.     

Melihat Amar tidak terlihat di belakang mobil mereka. Pangeran Abbash tesenyum puas dengan kerja sopirnya itu.     

"Pengawal Pangeran Nizam yang satu ini tidak boleh diangap enteng. Ia sama mematikannya seperti Arani. Ilmu bela dirinya tidak akan tertandingi olehku,  walaupun Aku membelah diri menjadi sepuluh orang. Ia hanya dapat dilawan dengan kecerdikanku. Sekarang biarkan Aku turun di depan sana. Aku akan masuk ke dalam hotel kecil di sana. Dan kau teruslah berjalan ke depan. Karena sebentar lagi Amar akan segera dapat menyusul kita" kata  Pangeran Abbash sambil memerintahkan mobil untuk berhenti di depan.     

Dengan sigap sopir itu menghentikan mobilnya di depan. Pangeran Abbash menurunkan Alena dengan lemah lembut seakan menurunkan benda yang paling berharga. Ia  masih membopong tubuh Alena yang terkulai lemas. Alena masih pingsan.     

Setelah Pangeran Abbash dan Alena turun maka mobil segera melaju lagi dengan tetap menggunakan kecepatan tinggi. Pangeran abbash lalu menurunkan Alena dan mengganya dengan tangan kanannya agar Alena dapat berdiri tegak. Ia tidak bisa membopong Alena terus menerus karena akan  mengakibatkan kecurigaan orang – orang. Maka Ia segera menekan titik Akupuntur Alena sehingga alena langsung tersadar.     

Alena merintih sambil bersender ke dada Pangeran Abbash. Alena masih belum sadar sepenuhnya. Pangeran Abbash mengelus kepala Alena dengan lembut. "Kau pusing Ya.. Ayo Alena kita berjalan ke sebelah sana. Kita akan naik taksi" Kata Pangeran Abbash sambil kemudian menghentikan taksi yang lewat. Taksi berwarna kuning mencolok itu langsung berhenti di depan mereka.     

Pangeran Abbash menuntun Alena dengan hati – hati dan memasukkannya ke dalam taksi. " Ke grand avenue no 12 " Kata Pangeran Abbash kepada sopir taksi tersebut. Sopir itu menatap mereka dengan keheranan karena baik Alena maupun Pangeran Abbash keduanya menggunakan pakaian wisuda.     

"Maaf Tuan. Anda baru diwisudakah ? " kata Sopir taksi itu sambil menatap Pangeran Abbash dengan wajah keheranan. Andaikan orang itu naik di malam hari, Ia bersumpah tidak akan bersedia membawa penumpang seperti itu. Wajah pangeran Abbash seperti wajah peri – peri dari negeri dongeng. Ia lebih mirip seorang dewi daripada  manusia.     

"Iya benar.. Kami suami istri. Dan ini istriku.." Kata Pangeran Abbash sambil mengelus bahu Alena dengan lembut. Alena malah terkulai di bahu Pangeran Abbash. Kepalanya sangat pusing Ia seakan tidak bisa mengangkat kepalanya dengan benar. Pangeran Abbash kemudian memeluknya dengan erat.     

" Oh.. Anda suami istri. Pantas saja Anda kelihatannya sangat menyayangi istri Anda. Anda berdua sangat cocok menjadi suami istri. Anda begitu tampan dan istri Anda begitu cantik. Anda seperti orang Asing. Apakah Anda dari Korea atau China atau Philipine?" tanya sopir itu menyelidik. Jarang – jarang Ia mendapatkan penumpang seelok Pangeran Abbash dan karena pangeran Abbash terlihat sangat lembut Ia menjadi tidak segan – segan untuk bersikap sok akrab.     

Dia tidak tahu seperti apa Pangeran Abbash sebenarnya. Seandainya dia tahu bagaimana kejamnya Pangeran Abbash maka Ia pasti akan diam seribu bahasa atau bahkan mungkin dia akan lari terbirit – birit menjauh sejauh – jauhnya bila perlu dia akan menghilang di telan bumi.     

Tetapi Pangeran Abbash yang tadinya sangat kesal dengan rasa keingin tahuan  si sopir taksi, bahkan dia sudah menyiapkan jarum beracunnya untuk membunuh sopir itu mendadak hatinya menjadi riang gembira. Bagaimana Ia tidak riang, karena si sopir itu mengatakan kalau Ia dan Alena sangat cocok menjadi suami istri. Pangeran Abbash mendadak jadi berniat untuk memberikan bonus yang sangat besar.     

"Kami dari Philiphine.. Iya Kami memang baru di wisuda " Kata Pangeran Abbash sambil tersenyum manis membuat si sopir taksi langsung mimisan.     

"Tapi kelihatannya istri Anda seperti sedang sakit. Atau mungkin dia kepanasan karena karena pakaian wisudanya. Sebaiknya Anda membukanya agar pernapasannya sedikit lega" Kata sopir taksi itu memberikan ide. Karena kasihan melihat Alena yang terkulai.     

Pangeran Abbash sama sekali tidak terpikirkan itu tadi. Mungkin Ia begitu tegang sekali waktu berkejar – kejaran dengan Amar sehingga Ia sama sekali tidak berpikir untuk membuka pakaian wisuda Alena.     

Pangeran Abbash kemudian membantu Alena untuk duduk dengan tegak lalu ia melepaskan Pakaian Alena. Begitu pakaian wisudanya dilepas maka yang terlihat pertama kali adalah belahan dada Alena yang menyembul dari balik pakaian kebayanya.     

Mata Pangeran Abbash hampir meloncat keluar saking kagetnya. Seluruh tubunya menjadi gemetar dan mukanya jadi memerah merona. Jakun yang terlihat menonjol di balik kulit lehernya yang begitu putih dan mulus itu tampak bergerak – gerak karena si empunya menelan ludah yang terasa seret.     

Pangeran Abbash langsung menutup kembali tubuh Alena dengan pakaian wisudanya seakan – akan ingin menghalangi tubuh indah Alena dari tatapan si sopir taksi dan dari pandangannya juga.     

"Maaf , agaknya istriku bukan kepanasan tetapi kedinginan.." Kata Pangeran Abbash sambil kembali memakaikan pakaian wisuda Alena lalu kembali mendekap Alena dan melindungi tubuh Alena dari pandangan si sopir taksi. Tetapi ketika dilihatnya si sopir taksi itu malah berkonsentrasi menatap jalan di depannya. Pangeran Abbash menjadi menarik nafas lega.     

Dalam hatinya Ia langsung mengumpat kepada Nizam. Bagaimana bisa si pangeran idiot itu membiarkan tubuh molek istrinya di umbar begitu. Apa dia tidak sayang melihat Alena di lihat oleh sembarangan mata. Pangeran itu benar – benar tidak layak untuk Alena, Ia seribu kali lebih layak untuk Alena.     

" Oh.. ya Tuan. Anda diwisuda dari kampus mana ? Apakah tuan tidak tahu. Hari ini ada kejadian yang begitu mengerikan. Acara wisuda yang diselenggarakan oleh Kampus Universitas The Great berakhir dengan kekecauan yang luar biasa. Ada penyerangang yang terjadi didalamnya. Entah itu teroris atau apa ? Karen sekarang orang – orang semakin gila.     

Ada orang yang menganggap nyawa orang bagaikan debu sehingga tanpa ada alasan apapun orang bisa membunuh dan mengambil nyawa orang seenaknya. Peristiwa penyerangan itu konon merenggut nyawa anak senator kami. Sangat disayangkan anak senator itu adalah penyanyi yang sangat berbakat. Ia sangat tampan dan bersuara emas. Ini akan jadi hari berkabung nasional bagi para wanita di Amerika atau bahkan di dunia. Mengingat banyak lagunya yang sudah mendunia" Kata Sopir taksi itu nyerocos kepada Pangeran Abbash.     

Mendengar itu Pangeran Abbash tampak sedikit tertegun. Ia tidak memerintahkan anak buahnya untuk membunuh Edward ia juga sangat yakin kalau kakaknya tidak akan membunuh Edward juga karena bukankah sekutu Ayahnya Edward  adalah kakaknya.     

Kakaknya jelas tidak akan pernah membiarkan anak buahnya melukai Edward karena akan mengakibat kerja sama di antara kakaknya dan Ayahnya Edward yang terjadi sekitar dua tahun yang lalu akan rusak. Tetapi kemudian Pangeran Abbash malah tersenyum menyeringai. Ia bersyukur Edward terbunuh karena dengan terbunuhnya Edward maka sekutu kakaknya akan hilang di Amerika.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.