CINTA SEORANG PANGERAN

Butuh Waktu Untuk Mempercayai



Butuh Waktu Untuk Mempercayai

0Usai Akad Nikah biasanya para lelaki berkumpul untuk mendengarkan ceramah atau nasihat dari para tetua tentang rumah tangga. Setelah itu baru acara makan. Dan diakhiri acara hiburan. Karena memang pernikahan ini ditempat kediaman Nizam maka jelas yang dianggap tetua adalah Nizam sebagai orang yang derajat kedudukannya paling tinggi diantara yang lain. Sehingga Ia sekarang menjadi orang yang palilng tepat untuk menyampaikan nasihat kepada pengantin baru.     

Orang - orang duduk melingkar dengan Nizam dan pengantin pria duduk berhadapan. Di depan mereka ada minuman dan makanan kecil. Yang bisa dikudap sambil mendengarkan ceramah Nizam. Nizam sendiri tampak sangat senang mendapatkan kesempatan untuk memberikan nasihat kepada Pangeran Abbash.      

Nizam selalu merasa cemburu kepada Pangeran tampan itu bahkan sekarang Ia merasa kalau pangeran Abbash lebih berbahaya dari Edward. Pangeran itu tidak hanya memikat istrinya saja tapi hampir semua penghuni di kediamannya kecuali dia dan Arani. Jonathan dan Pangeran Thalal saja pernah disakiti setiap kali berhadapan dengan Pangeran itu seakan - akan tidak pernah ada kejadian apa - apa di masa lampau.     

Pangeran itu tinggal mengerlingkan matanya yang indah itu maka semua wanita akan patuh dan suka rela memberikan hatinya walaupun mungkin tidak secara fisik. Mengapa harus ada orang setampan itu didunia ini. Wajah seperti itu harus ditutup pakai masker agar tidak bisa dilihat oleh sembarang orang. Dan Nizam juga mulai paham mengapa Pangeran itu mempelajari keahlian menyamar karena memang Ia tidak akan pernah nyaman berjalan kemanapun dengan wajah seperti itu.      

Nizam saja kadang merasa canggung kalau dilihat wanita - wanita yang mengagumi wajah dan tubuhnya yang indah itu. Apalagi Pangeran Abbash yang tidak hanya dikagumi oleh wanita tetapi juga oleh laki - laki. Terlalu dikagumi itu sebenarnya terkadang menjengkelkan bukannya menyenangkan. Privacy mereka menjadi terganggu.     

Tetapi yang menyebalkan bagi Nizam adalah, Pangeran Abbash memanfaatkan ketampanannya untuk menjerat para gadis bahkan Nizam ada keyakinan kalau seandainya Alena dan Cynthia belum memiliki suami, mereka pasti akan jatuh juga ke pelukan Pangeran Abbash. Ada aura yang tidak dapat oleh para wanita saat melihat wajah tampan Pangeran Abbash. Dan yang bisa menolaknya hanya Zarina karena mereka memang memiliki aura yang sama. Walaupun auranya terletak pada tempat yang berbeda.     

Aura Zarina hanya bisa dinikmati oleh suaminya sendiri dan tidak untuk orang lain. Sehingga hal itu yang membuat Amar selalu tidak tahan kalau berdekatan dengan istrinya. Tetapi aura Pangeran Abbash bisa dinikmati oleh semua orang sepanjang pangeran Abbash-nya sendiri suka.     

Pangeran Abbash sendiri bukannya tidak menyadari pancaran dingin yang diberikan Nizam kepada dirinya. Nizam sendiri bukan tipe orang munafik yang bisa bermanis - manis di depan orang yang tidak Ia sukai. Jangankan di depan Pangeran Abbash di depan putri Rheina saja Ia tidak memberikan sikap yang manis kecuali bentuk kesopanan di depan orang lain.      

Pangeran Abbash tetap santai walaupun pandangan Nizam begitu menusuk hatinya. Disaat semua orang memandang dia dengan ramah dan penuh kekaguman hanya Nizam dan Arani yang memandang tajam ke arahnya. Tetapi Pangeran Abbsah sendiri tidak mempermasalahkan itu. Ia sadar kalau reputasinya selama ini tidak bagus.      

Pangeran Abbash sangat kejam dan buaya darat. Membunuh sembaran orang yang menghalangi langkahnya dan meniduri setiap wanita yang Ia sukai baik karena memang wajahnya yang cantik, tubuhnya yang bagus atau karena Ia memerlukan jasa wanita itu untuk membunuh orang atau menjadi mata - mata. Terkadang Ia juga tidur dengan istri orang kalau memang Ia merasa perlu jasa orang itu.     

Walaupun Ia tidak bermoral tetapi Ia sebenarnya masih ada batasan - batasan yang tidak Ia labrak seperti meniduri istri saudara kandungnya atau membunuh anak - anak. Karena Ia sendiri menyukai anak - anak. Ia juga hanya membunuh orang - orang yang jelas - jelas memang patut dibunuh. Dan Ia meniduri istri orang yang memang pada dasarnya istrinya itu tukang selingkuh. Kalau memang istrinya itu tidak menggodanya, Ia tidak akan mau melayaninya.     

Ketika bertemu Alena, Ia jadi terobsesi karena mencintainya tetapi melihat kepolosan dan keteguhan cinta Alena kepada Nizam, Pangeran Abbash jadi sadar bahwa tidak selamanya Ia harus hidup berkubang dalam kenistaan. Sudah saatnya Ia membina rumah tangga yang baik dan benar serta melakukan penebusan dosa - dosa lalu dengan jalan berbuat baik. Sehingga Ia berharap Tuhan akan mengampuni segala dosa - dosanya.     

Cinta tidak selamanya harus memiliki dan keindahan terbesar adalah melihat orang yang dicintainya bahagia. Tetapi melihat orang yang dicintainya bahagia bukan berarti Ia harus menderita. Ia bisa memiliki kebahagiaan tersendiri. Ia sangat menghormati Alena sehingga Pangeran Abbash langsung bersedia menikahi Lila. Dan Ia bukannya tidak bisa menyelenggarakan pernikahan sendiri. Tetapi Alena meyakinkan dirinya bahwa Lila adalah bagian dari Alena karena mereka satu negara dan malahan satu suku.      

Jadi Alena bersikeras harus mengantarkan Lila sendiri kepelaminan. Tidak mudah bagi Pangeran Abbash untuk meyakinkan Nizam dengan wajah manisnya jadi sangat wajar kalau dari awal Nizam memperlihatkan ketidaksukaannya kepada dirinya. Hanya karena Ia pernah menyelamatkan si kembar dan Alena dari kekejaman Pangeran Barry, makanya Nizam masih bersikap diam. Andaikan tidak ada jasa besar yang Ia ciptakan untuk Nizam, Pangeran Abbash yakin Nizam pasti sudah membunuhnya. Dan jika Nizam sudah angkat tangan untuk membunuhnya Pangeran Abbash tidak akan bisa mengelak.      

Nizam harus diyakinkan dengan perbuatan baru akan merasa yakin kalau Pangeran Abbash sudah tobat. Makanya Pangeran Abbash tidak keberatan mendapat tatapan tajam dari Nizam walaupun Nizam bertindak sebagai saksi dan wakil dari Lila. Butuh waktu yang cukup bagi Nizam untuk mempercayai Pangeran Abbash. Tetapi Pangeran Abbash tetap tersenyum manis membuat gereget orang - orang. Semua mata memandang ketampanan Pangeran Abbash dengan penuh minat.     

Ketika hampir seratus persen laki - laki yang hadir itu bertubuh tinggi besar, berparas keras dan bercambang serta berkulit rata - rata coklat maka Pangeran Abbash tampil dengan kulitnya yang begitu putih dan lembut dengan wajah begitu mulus. Andaikan mereka tidak mengenal takutnya azab yang ditimpakan kepada mereka karena menyukai sesama jenis mungkin mereka sudah antri untuk memperistrinya.     

Ketika Pangeran Abbash mengucapkan akadnya mereka mengucapkan hamdalah sambil menahan nafas mengagumi mahkluk ciptaan Alloh yang begitu mempesona. Tetapi ketika Nizam bersuara untuk memulai ceramahnya maka perhatianpun teralih ke arah Nizam. Suara Nizam yang memang berwibawa dengan intonasi yang memikat mengalihkan perhatian mereka terhadap ketampanan Pangeran Abbash.     

Deheman Nizam menyadarkan mereka untuk segera mengalihkan mata dari pangeran Abbash ke wajah Nizam. Nizam mengerutkan keningnya tidak suka melihat orang - orangnya yang hampir meleleh karena ketampanan Pangeran Abbash.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.