Hasrat Wanita Bayaran

Telaga sarang ular dan penembakan



Telaga sarang ular dan penembakan

0Choon-Hee yang ketakutan langsung berlari kencang menebus gelapnya hutan dan sunyinya hutan.     

"Itu dia, kejar!!!". Choon-hee mendengar dengan jelas saat perempuan yang suaranya familiar memberikan instruksi kepada anak buahnya untuk menangkap Choon-hee. dia berlari terus tanpa menengok kebelakang, memegang baik-baik perutnya yang sudah mulai terasa kram.     

saat dia berbelok untuk bersembunyi, tiba tiba dirinya dibekap oleh seseorang. dia langsung menangis karena dirinya dibawa ke tempat yang lebih gelap, Kemana dirinya akan dibawa oleh orang ini? dia tak bisa berteriak karena mulutnya benar benar ditutup oleh orang yang membawanya.     

Namun saat sudah sampai di sebuah tempat seperti Goa, dirinya dilepaskan. Choon-hee langsung melihat ke arah orang yang membawanya.     

"Sam! astaga Tuhanku!!". Choon-hee langsung memeluk Sam dengan erat.     

"sstttttt kau berisik sekali". Sam melihat ke sekeliling dan mengajak Choon-hee agar masuk lebih dalam.     

"kau kemana saja? aku hampir mati ketakutan tadi. perutku saja sudah sangat kram karena berlari terlalu kencang". Choon-hee mengelus pelan perutnya, berharap tidak terjadi apa apa.     

"Aku dijebak oleh temanku, ternyata temanku sudah bekerja sama dengan dua musuh utama keluarga Berenice. dua duanya sedang mengejarmu sekarang, untungnya aku melihat kau saat berlari tadi. aku punya berita bagus untukmu". Sam masih bersikap waspada, takut takut mereka terlihat dan nyawa mereka akan menjadi taruhannya.     

"Sayembara yang diadakan oleh ibumu sudah dicabut, namun saat ini masih ada 2 musuh utama dari keluargamu yang mencarimu. kau tau kenapa? karena ternyata pagi ini sebelum matahari terbit, keluargamu akan ada di Telaga sarang ular . danau itu tidak jauh dari sini, dan kurasa sebentar lagi Keluargamu akan segera sampai". Kata Sam lagi.     

"Bagus kalau begitu, kita bisa langsung kesana", Choon-hee langsung ingin pergi dari tempat itu, namun Sam menarik tangannya dan merangkul pinggang Choon-hee dengan erat.     

"Tidak semudah yang kau bayangkan, mereka berkata pada keluargamu bahwa kau ada di tangan mereka dan juga anakmu. itu mengapa mereka saat ini sedang mencarimu, karena kenyataannya kau tidak bersama mereka. temanku memberitahu bahwa ada bersamaku, saat ini kurasa mereka ingin membawamu secara paksa karena sebentar lagi matahari akan segera terbit. kita tidak bisa melewati hutan, kita harus melewati Goa ini untuk sampai di Telaga sarang ular". Sam Menengok ke sekeliling, menelan ludahnya susah payah karena keadaan saat ini sedang tidak baik.     

"Kau yakin? kenapa kita tidak bertemu mereka saja. setidaknya kita tidak perlu berlarian seperti ini Sam." Choon-hee merasa dirinya sangat sakit kepala dan sekarang bener-bener merasa lemas.     

"Kau tidak pernah tau bagaimana dunia hitam Choon-hee, keselamatanmu menjadi taruhan. aku tidak ingin kau sampai kenapa-napa, apalagi kau sedang mengandung. lebih baik ikuti aku, dan saat kondisi sudah memungkinkan kita akan langsung menemui keluargamu, saat ini kita harus sampai di Telaga Sarang ular sebelum matahari terbit". Sam memegang tangan Choon-Hee sangat erat. Membuat wanita itu jadi semakin takut     

"Baiklah, aku percaya padamu". Sam mengelus pelan rambut Choon-hee dan menggandeng wanita itu untuk melewati jalan Goa yang memang biasa Sam lewati untuk memotong jalan menuju Telaga sarang ular. Sam membawa satu buah obor untuk menerangi jalan, Choon-hee berjalan dalam diam. memperhatikan tubuh tinggi dan kekar milik Sam yang menjaganya,     

jika dulu dirinya pertama kali dipertemukan oleh Sam, mungkin dirinya akan jatuh cinta dengan laki laki tukang kebun ini. namun kenapa juga Choon-hee harus berpikir seperti itu?. tidak baik perempuan yang sudah mempunya suami berharap kepada laki laki lain. Choon-Hee langsung membuang jauh-jauh pikiran bodohnya.     

"Kita sudah sampai". Choon-hee melihat kedepan, saat ini dirinya dan Sam berada di belakang Telaga sarang ular. Dirinya jadi bertanya-tanya, apakah disini banyak ular? mengingat namanya telaga sarang ular.     

Tapi dia tidak mau berpikir banyak hal yang tidak masuk akal, dia berfokus pada keadaan saat ini. Choon-Hee bisa melihat ada 5 helikopter yang sudah ada di Padang rumput samping telaga. banyak orang berbaju hitam lengkap dengan pakaian khusus perang, Choon-hee tidak tau apa nama baju yang mereka pakai, beberapa memakai helm dan kacamata khusus. dan senjata api yang sangat bagus menurutnya, mungkin itu keluaran terbaru. karena dia tidak pernah melihat senjata api sebagus itu.     

"Apa yang sedang kau perhatikan?". Tanya Sam yang melihat Choon-hee membuka mulutnya seperti kagum melihat apa yang ada didepannya.     

"Pakaian yang mereka pakai dan senjata api mereka, bagus sekali. aku baru pertama kali melihat". Sam mengacak rambutnya kasar, disaat genting seperti ini mengapa perempuan disampingnya malah memikirkan apa yang mereka pakai.     

"Itu adalah senjata HK 417 A2 buatan Jerman yang memiliki berat 4,4 kilogram dengan jarak efektif hingga 600 meter. lalu pakaian mereka adalah pakaian ghillie suit atau busana kamuflase yang kerap digunakan sniper jitu guna mengelabui lawan agar tidak terlihat musuh". ucap Sam menjelaskan kepada wanita yang Semakin berdecak kagum.     

"Tapi kenapa aku masih bisa melihat mereka memakai pakaian yang katamu kamuflase?". Tanya Choon-Hee, karena saat ini matanya bisa mengawasi beberapa orang.     

"Itu karena beberapa dari mereka memang tidak bersembunyi, kau tidak tau saja yang lainya sedang bersembunyi dan sedang memantau dari pepohonan untuk siap berperang". Kata Sam dengan perasaan yang cukup gemas pada wanita polos di sampingnya.     

"Benarkah? lalu bagaiman caranya agar aku bisa menggapai keluargaku?". Tanya Choon-hee lagi, dia mulai menerka-nerka.     

"Itu yang sedang kupikirkan, kau lihat helikopter yang bertulis AH-64E (AH-64D Block III)?". Tanya Sam sambil menunjuk helikopter yang dia maksud.     

"Ya aku melihatnya". kata Choon-hee yang memang melihat 3 helikopter bertulis apa yang Sam katakan.     

"Itu adalah helikopter milik keluargamu, salah satunya diberikan kepada musuh yang bisa membawa dirimu. didalam helikopter itu sudah ada seluruh alat tempur dan uang dalam jumlah yang banyak, dua lainya adalah helikopter yang dikendarai oleh keluargamu sendiri. kau lihat Suamimu turun dari salah satu helikopter". Choon-hee melihat dan ternyata benar kata Sam, suaminya turun dari helikopter namun ditangannya membawa beberapa senjata api.     

"Mereka benar benar sedang ingin berperang? aku tidak pernah melihat suamiku membawa senjata api". ucap Choon-hee sangat polos.     

"Kau mungkin akan melihatnya menembak isi kepala orang juga nanti, yang harus kau lakukan sekarang adalah mengendap-endap untuk masuk kedalam helikopter dimana suamimu turun tadi. aku yang akan membantumu bisa sampai kesana, tapi sebelum itu. pakai baju Anti peluru ini, aku sempat mencurinya dari gudang khusus temanku. helm nya juga pakai, ini kau pakai headset juga. agar kau tidak kaget saat mendengar suara tembakan atau Bom". Sam mencoba untuk membantu Choon-Hee memakai baju itu, dia benar-benar terlihat seperti ibu-ibu yang rusuh sekali di saat begini.     

"Ternyata kau cerewet sekali". Choon-hee memakai semua yang diberitahu oleh Sam dengan cepat. setelah semua sudah Choon-hee pakai. Sam mengelus kepala wanita itu dengan pelan dan tersenyum     

"Apapun yang terjadi jangan menengok kebelakang, fokus saja menemui keluargamu atau masuk kedalam helikopter. aku yang akan memastikan tak akan ada yang menembak dirimu". Kata Sam lagi, dia menghela nafas panjang. Choon-Hee merasa ini tidak akan berakhir baik-baik saja.     

"Terimakasih Sam, kau laki laki terbaik yang pernah kutemui. walaupun masih terbaik kedua ayahku dan suamiku. namun ketahuilah kau orang baru yang sangat baik padaku". Choon-hee memeluk Sam sebagai tanda pertemanan. Dan Sam merasa ini adalah Pelukan yang sangat manis.     

"Ya ya aku tau, aku akan buat sedikit keributan agar mereka memfokuskan dirinya padaku. setelah itu berlarilah sekuat yang kau bisa dan jaga anakmu." Choon-hee mengangguk mengerti,     

3.....2.....1...     

Samuel berjalan dan berteriak kepada gerombolan yang sedang bernegosiasi, mata mereka tertuju pada Sam. Choon-hee yang melihat peluang untuk mengendap-endap langsung berlari ke arah belakang dimana Dirinya tak akan terlihat, Jarak dari tempatnya berdiri ke helikopter milik keluarganya memang sangat jauh. kakinya dibuat sekuat mungkin untuk berlari. namun baru setengah jalan dirinya mendengar suara tembakan.     

Doooorrrrr.....     

Doooorrrrr....     

Dia ingin menengok ke belakang, tapi sebisa mungkin dia terus berjalan ke arah depan tanpa menengok lagi. Suara tembakan saling bersahutan satu sama lain, suara-suara orang berteriak membuat Choon-hee ingin menangis. Belum lagi suara Bom yang meledak seakan mengguncang tanah yang Choon-hee pijak. dia terus berjalan dengan cepat, matanya melihat ke sekeliling. dia berusaha untuk beristirahat sebentar, beberapa langkah lagi dia bisa menjangkau suaminya yang bersembunyi di balik helikopter.     

Edwards menembak beberapa kali ke arah musuh, Ibunya juga ada di dekat Edwards. Choon-Hee bisa melihat dua orang yang dia sayangi sedang berjuang untuk bertahan hidup.     

Choon-Hee ingin memanggil Edwards, tapi saat ini bukanlah waktu yang tepat. dia melihat Sam yang berlari dan menembak beberapa kali, dia terlihat sangat terlatih. siapa sebenarnya Sam? apakah dia anggota Mafia juga? melihat bagaimana cara dia bertempur dan juga bertahan hidup. jauh lebih hebat dari bayangan Choon-hee. dia seperti dalam film action yang begitu luar biasa.     

hanya ini yang bisa Choon-Hee lakukan, untuk bertahan dan merasa baik-baik saja pada keadaan yang seperti akan kiamat. dia tidak mau terkena serangan panik, jadi dia harus berpikir hal-hal yang baik.     

"Nak, Bertahanlah.. Jangan hilang lagi dari perut Mommy oke? Kita akan bertemu Daddy dan Nenek. Jadi kau harus kuat, Mommy akan membantumu pulang. kita akan pulang sama-sama." Choon-Hee mengelus Perutnya dengan lembut, dia menghela nafas sejenak. Lalu saat dia melihat Edwards yang berlari ke arah pepohonan bersama beberapa pengawal. Choon-Hee langsung mengikuti, dia dan Edwards cukup dekat. saat di rasa hampir sampai ke dekat suaminya, barulah Choon-hee berteriak sangat kencang.     

"EDWARDS!!! EDWARDS!! EDWARDS!!!." kata Choon-Hee.     

Dorrr.....     

Dorrr.....     

"Ahhhgggg....." Choon-Hee merasa pundaknya tertembak sesuatu, dia tersungkur ke atas tanah dan memegang pundaknya yang saat ini benar-benar terasa nyeri. dia dapat melihat darah yang mengalir dari sana.     

"Choon-Hee!!!." Suara teriakan Edwards dapat Choon-hee dengar, namun rasa sakit membuatnya langsung terjatuh pingsan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.