Hasrat Wanita Bayaran

pikiran yang terlalu banyak



pikiran yang terlalu banyak

(Choon-Hee POV)     

Aku menghela nafas pelan, aku terbangun dari tidur panjang yang terasa aneh. Aku berpikir semalam adalah mimpi. Tapi sepertinya tidak, saat aku melihat bekas piring puding dan mataku yang terasa sembab.     

Selesai bertengkar dengan Edwards, lelaki itu tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia memilih untuk pergi, walaupun aku sudah menahan dirinya untuk tidak pergi dan tetap di sampingku. Dia memilih untuk berjalan saja dan meninggalkan aku lagi.     

Lagi? Ya.. Itu kata-kata paling tepat yang bisa aku Rasakan saat ini. aku terbangun dengan kepala yang berdenyut sakit, sudah berapa kali aku merasakan seperti ini? berkali-kali. bahkan aku merasa bahwa sejak aku tinggal di mansion ibuku, semuanya terasa sangat berat. Aku merasa dunia seakan-akan runtuh dan tidak bisa di perbaiki lagi.     

Aku sedikit terkejut, saat berjalan ke arah balkon kamar. disana sudah ada Lee yang sepertinya terlihat begitu bahagia. Kelapa dengan Lee?     

"Hai Choon-hee, bagaimana keadaanmu? terimakasih banyak ya. semalam aku bertemu Edwards dan dia berkata Bahwa Ree belum dia bunuh. Ree masih hidup dan ternyata sekarang baik-baik saja. aku juga sudah melihat langsung Wajah Ree melalui Video call. Astaga! aku seperti mimpi, Ree berkata Bahwa dia sangat senang, dia begitu mencintai diriku karena aku tetap menunggunya." Ucapan Lee membuatku Terdiam, aku duduk dengan sedikit pasrah. Edwards bisa memberikan kebahagiaan pada orang lain dengan mudah. Tapi kenapa dia tidak bisa memberikan kebahagiaan pada diriku? apakah semuanya memang sesulit ini bagi Edwards?.     

"Kau senang sekali? apakah kau begitu mencintai Ree? hingga kau akan melakukan apapun untuk wanitamu itu?." Tanyaku pelan, dan Lee langsung mengangguk sangat cepat. aku yang melihat semangat dan kebahagiaan dari Lee cukup senang.     

"Aku benar-benar senang, Edwards sangat baik. Kau pasti begitu di sayang olehnya, karena dia mau melakukan apapun untuk dirimu. Hingga dia mau menyembuhkan Ree sambil benar-benar sembuh, aku senang sekali! aku bahkan sampai tidak tidur semalaman. karena sangking bahagianya, aku akan menjadi pengawal Setia padamu. Aku bersumpah akan setia dan melakukan apapun, ini sebagai tanda bahwa aku benar-benar merasa beruntung pada kebaikan hati kalian." Sekali lagi Lee terlihat benar-benar mencintai Ree, sampai dia mau melakukan Apapun.     

"Beruntung sekali Menjadi Ree, dia bisa di cintai oleh lelaki seperti dirimu. Kalau aku? aku tidak pernah merasakan cinta sebesar itu, Edwards hanya sibuk Dengan urusannya sendiri. Hubungan kami semakin tidak jelas, aku semakin bingung dengan apa yang dia rasakan." Aku menunduk sedih, Lee memegang tanganku dan hal itu tetap tidak Membuatku baik-baik saja. aku sedang malas, malas memikirkan semua hal yang membuatku semakin sakit kepala.     

Mengatakan soal cinta begini, sepertinya aku ingin menangis. Edwards terlalu aneh, dia bisa datang dan pergi sesuka hatinya. Dia bahkan tak melihat ke arahku saat aku ada di dekatnya, Apakah aku terlalu mudah ia dapatkan? hingga setelah dia berhasil menarik diriku lagi. dia membiarkan saja aku sendirian.     

"Kata siapa kau tak pernah di cintai sebesar itu? bagaimana dengan Edwards yang masih mengunjungi dirimu, Walaupun dia tau bahwa kau yang sekarang sangat sulit dia dekati." Tanya Lee padaku sambil tersenyum.     

"Cinta? cinta apa? dia saja tak menghiraukan aku saat ada di dekatnya." Kataku dengan jujur, aku jadi sedih sendiri mengingat hal yang kemarin terjadi.     

"Tidak semua cinta di jelaskan secara gamblang Choon-hee, Ada banyak cara memberikan Cinta. Mungkin saja Edwards sedang menjelaskan cinta itu, tapi kau menafsirkan dengan cara berbeda." Kata Lee, aku yang mendengar itu hanya bisa diam tanpa bisa mengatakan apa apa.     

cinta apa yang sedang dijelaskan oleh Edward? Aku tak mengerti. Cinta apa yang di jelaskan saat dia menyuruh diriku untuk tidak jatuh cinta padanya? dia berkata Bahwa aku akan kalah. Aku jadi makin pusing, jika bercerita dengan lelaki. apakah semua lelaki punya pikiran yang berbeda.     

"Mungkin saja." Kataku pelan, Aku menatap lagi langit pagi itu dan menghela nafas pelan.     

"Aku pergi duluan ya, Ree sudah menghubungi aku lagi, aku mau bercerita banyak hal padanya." Perkataan Lee membuatku Menengok sebentar ke arahnya dan mengangguk pelan.     

Lee kemudian mengacak rambutku sebentar dan berjalan pergi dari hadapanku, aku dapat melihat rasa bahagia dari raut wajahnya. sepertinya Lee begitu senang ketika akan bersama dengan Ree.     

Ah.. Cinta memang rumit, apakah memang semua cinta serumit ini? Astaga! Sakit kepalaku memikirkan semua ini.     

aku memilih untuk turun saja ke lantai bawah, mungkin makan sesuatu atau melakukan hal lain, bisa membuat pikiranku lebih tenang.     

Aku melangkahkan kakiku ke lantai arah pintu dan mulai menuruni tangga satu persatu.     

Ketika aku hampir sampai di lantai bawah, aku mendengar suara Handphoneku yang berdering. aku mencoba melihat siapa yang menelepon.     

"Edwards." Dia menelpon diriku lagi?     

Untuk apa dia menelpon aku? jika dia butuh sesuatu. kenapa tidak katakan dari semalam?. dasar pria jahat! Aku menolak juga panggilannya, sampai beberapa kali dia tetap menelpon aku. tapi aku tolak lagi, biar dia rasakan bagaimana rasanya di tolak saat sedang berharap.     

Aku memilih berjalan ke arah dapur, lalu melihat meja makan yang terasa sangat sepi. beberapa pelayan menunduk hormat memberikan senyum terbaik mereka. aku baru ingat bahwa sekarang aku sudah menjadi salah satu wanita paling berpengaruh. Karena aku mendapatkan Hak waris dari ayahku.     

Apakah karena itu Edwards tiba-tiba pergi dari hidupku. mungkin saja, tapi? ahh.. sialan! memikirkan Edwards benar-benar membuatku sakit kepala. aku duduk di kursi dan mulai mengambil makanan, tidak terlalu nyaman di mulutku. Tapi ini lebih baik daripada aku berpikir dengan perut kosong.     

"Choon-Hee, tidak biasanya kau bangun sangat pagi dan sudah makan." ucapan Bella membuatku melirik sinis, aku hanya diam saja saat dia mengatakan hal-hal yang tidak mau aku dengar sama sekali.     

"Memangnya ada larangan? aku tidak boleh bangun lebih pagi dan Sarapan? jangan banyak bicara, aku kesal dengan dirimu. Kenapa kau suka sekali datang disaat aku sedang sendirian?." Tanyaku dengan berani, dia hanya tertawa lalu duduk di sampingku. dia mengambil buah strawberry yang ada di atas meja dan mengunyahnya dengan perlahan. aku sedikit kesal melihat sikapnya yang sangat Kurangajar itu, kenapa dia selalu bersikap santai di dekatku?.     

"Aku hanya bertanya saja, kenapa akhir-akhir ini kau jadi begitu sensitif padaku? apakah aku melakukan kesalahan yang begitu jahat padamu? coba katakan padaku, apa yang aku lakukan padamu?." Dia Bertanya sambil tersenyum manis, senyum yang selalu aku benci saat aku melihatnya.     

"Tidak ada, aku hanya sebal saja melihat wajahmu. Hanya itu, tidak ada alasan spesifik." Kataku lagi, aku mengambil spaghetti yang masih cukup hangat. lalu memakannya dengan cepat, ahh.. emosiku selalu saja bangkit ketika berada di dekat Bella.     

"Kau tau Choon-hee? Kehamilan yang dialami oleh seorang wanita, di isi dengan banyaknya hal yang berubah. Dimulai dari perubahan dari hal kecil yang tidak kentara hingga hal besar seperti membenci suaminya sendiri, dan membenci diriku.     

Perubahan perasaan ibu hamil terhadap suami mungkin hanya dirasakan bagi sebagian orang. Namun hal tersebut memang benar dapat terjadi dan disebabkan oleh hormon-hormon yang meningkat pada sang ibu. katanya sih ini adalah kondisi yang normal. Tubuh seorang wanita berubah secara drastis dan hormon-hormonnya berfluktuasi.     

Tapi ada satu hal yang membuat seorang wanita membenci wanita lain, mungkin salah satunya adalah Insecure. Dengan semua perubahan yang terjadi pada tubuhnya, seorang ibu hamil bisa merasa tidak aman. Banyak dari perubahan yang terjadi pada kehamilan, seperti perut dan payudara yang bertambah besar, hingga menimbulkan efek samping seperti kaki bengkak karena retensi cairan tubuh. Semua hal tersebut bisa membuat ibu hamil merasa kurang cantik. Meski begitu, cara mendukungnya adalah harus tetap memuji, mendukung, dan memastikan bahwa ibu hamil tidak seburuk yang mereka bayangkan. tapi? mungkin kau membenci Diriku karena aku terlalu cantik ya? dan kau Perlahan-lahan akan mulai besar dan jelek. apa karena itu kau malas Melihat wajahku Choon-Hee?." Sekali lagi pertanyaan dari Bella membuatku semakin sakit kepala.     

Aku menghela nafas dan menatap matanya yang memang sejak tadi menatap mataku tanpa henti. "bisakah kau diam? sebentar saja, aku benar-benar sedang tidak mau di ganggu, jika kau memang tidak punya pekerjaan, kau bisa menyiram tanaman atau mencuci piring. selama kau tidak mengganggu diriku, aku akan merasa lebih baik." kataku dengan sangat jujur, Bella langsung tertawa cukup kencang. dia memegang lenganku dengan kuat dan menatap mataku begitu lekat.     

"Dengar? apakah kau berpikir bahwa semua hal yang kau dapatkan saat ini bisa membuat dirimu merasa menang dan bisa menginjak-injak harga diriku?." Tanyanya dengan cukup lantang, aku yakin jika dia bersuara seperti ini. pastilah ibuku sedang tidak ada di rumah, itu kenapa dia sangat berani.     

"Aku tidak melakukan apapun yang menginjak-injak harga dirimu atau melukai hatimu. aku hanya sedang dalam mood yang buruk, jadi aku berharap kau dapat mengerti dan aku mohon. menjauhlah dari pandangan mataku. karena aku hanya tidak mau melihat dirimu sama sekali, aku mohon mengertilah sedikit saja." Kataku memohon, dia terlihat tidak suka. Dia semakin memegang tanganku cukup kuat, terlalu kuat hingga aku meringis kesakitan, aku mencoba menjauhkan tanganku darinya.     

"Lepaskan aku Bella! kau terlalu kurangajar semakin kesini! Lepaskan! atau aku akan teriak!." mataku menatap matanya tidak kalah tajam, Bella sepetinya menunjukkan keberaniannya padaku hari ini. tapi aku tidak takut apapun, dia tersenyum lalu berjalan perlahan ke sisi telingaku dan dia berucap dengan pelan.     

"Kau memang tidak takut padaku dan sangat kesal saat melihatku, tapi Bagaimana jika aku melakukan sesuatu terhadap ibumu? ayahmu? kau bisa apa?." Bisiknya pelan, aku menahan nafas sesak saat mendengar ucapan yang cukup menyakitkan di telingaku. Apa maksudnya? apakah dia mengancam aku dengan keselamatan ayah ibuku?.     

"Jangan mencoba untuk mengancam diriku Bella!." Kataku dengan suara pelan, aku menghela nafas panjang. dia melepaskan tanganku dan Tersenyum lagi, lalu dia melangkahkan kakinya pergi dari hadapanku.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.