Hasrat Wanita Bayaran

Sang Ratu telah datang



Sang Ratu telah datang

0Semua Pengawal di depanku langsung membungkuk penuh hormat, aku yang melihat itu langsung mengangguk pelan. "Kalian harus menjaga ruangan ini lebih baik lagi, jangan pernah percaya Siapapun untuk masuk ke dalam. Siapapun! Tidak ada kecuali! Baik aku sekalipun. ayahku harus sembuh dalam waktu sebulan ini, agar kita tau siapa yang berani membuatnya seperti ini. Dokter yang ada di dalam sedang berusaha keras menyembuhkan ayahku, aku harap kalian bisa berusaha keras untuk menjaga ruangan ayahku selalu aman." Kataku lagi, aku melihat mereka yang sudah mengangguk dengan bersemangat.     

"Ada apa ini?." Bella terlihat berjalan ke arah kami, dia memegang nampan berisi makanan dan minuman. Aku hanya melihatnya dengan tatapan datar     

"Pemberitahuan saja, sekarang tidak ada yang boleh masuk ke dalam selain dokter. tidak ada satupun yang bisa masuk untuk menjenguk ayahku. dia akan di urus oleh dokter sampai sembuh." Kataku pelan.     

"Kau gila? Bagaimana jika Tuan Berenice semakin sakit parah?." Tanya Bella dengan nada yang cukup tinggi.     

"Aku gila? Kenapa kau berpikir begitu? Di bandingkan kita, dokter di dalam sana lebih berpengalaman. Kenapa kau mengkhawatirkan hal yang tidak penting?." Tanyaku lagi, Bella terlihat Tidak terima dengan apa yang aku katakan.     

"Kau percaya pada Dua dokter itu? Dia bukan keluarga kita! bisa saja dia memanfaatkan keadaan untuk membunuh ayahmu! apakah kau tidak berpikir sampai kesana?." Bella masih terlihat sangat tidak senang, aku sudah menatap lekat matanya dan menantang dirinya yang saat ini memang seperti ingin memukul wajahku. Terlihat jelas dari tatapan matanya yang sangat lekat     

"Minggir, aku harus masuk. Ini waktunya Tuan Berenice makan." Kata Bella, aku yang mendengar ucapan darinya langsung Tersenyum kecil.     

"Minggir? kau sedang memerintah Diriku? kau lupa siapa Aku? kau pikir, siapa dirimu disini!? kau hanya datang karena di perintahkan oleh Zurich dan ibuku kan?." aku menatap dirinya sambil memberikan senyum yang lebar, dia melangkahkan kakinya ke arahku dan benar-benar menentang diriku. dia sudah. aku masuk ke dalam ruangan di belakangku, aku langsung menahan pundaknya dan memegang dengan kuat..     

"Lanjutkan satu langkah kakimu, maka aku pastikan kau kumasukkan ke dalam penjara bawah tanah." Aku sedikit mengancam Dirinya, walaupun aku tau bahwa dia pastilah tidak akan takut sama sekali.     

"Kau berani? coba saja." Katanya dengan senyum sinis, Dia melangkah lagi. aku yang cukup kesal dengan Sikapnya, langsung mendorong tubuhnya hingga dia terjatuh ke atas lantai. piring dan gelas langsung terjatuh di lantai dan membuat suara yang cukup bising. aku menelan ludah susah payah saat melihat dia mengaduh sakit.     

Aku melangkahkan kakiku ke hadapannya, lalu berjongkok tepat di depannya. Aku mengelus pelan rambutnya yang halus.     

"Kau tau? aku akan jadi wanita paling baik, jika kau baik. Namun aku bisa jadi wanita paling jahat, jika kau jahat. Jadi jangan pernah menguji keadaan hatiku, aku cukup membenci orang-orang yang meremehkan aku. aku memang terbiasa hidup pada keadaan yang tidak baik-baik saja. aku terbiasa bertemu dengan banyak orang munafik yang selalu tampak baik seperti boneka menggemaskan. Tapi di belakang dia memiliki pisau tajam yang akan membunuh siapapun. Kau dan aku berbeda, kau memang terlihat sangat-sangat baik. Tapi aku cukup tau siapa dirimu Sebenarnya." Kataku dengan serius, aku kemudian bangun dari bawah sana.     

Lalu melihat pecahan gelas dan Piring yang memang sempat mengenai ujung kakiku. Ada darah yang menetes disana, goresan itu tidak membuatku sakit. Tapi membuatku ingin terlihat kuat dan tetap kuat.     

"DENGAR! tidak ada satupun yang boleh masuk ke ruangan ini! tidak satupun orang! selain kedua dokter yang ada di dalam sana. Semua makanan dan minuman yang akan di berikan oleh ayahku, harus di cek lebih dulu apakah terdapat Zat berbahaya atau tidak. kalau bisa, salah satu dari kalian harus mencicipinya." Kataku lagi, aku masih menatap tubuh Bella yang sepertinya siap membunuh diriku saat ini. tapi dia menahannya, kenapa? karena dia berpikir, dia sedang berpikir untuk tetap tenang.     

"Kau sedang menggali kuburan sendiri Choon-hee! kau pikir semua yang kau lakukan bisa membuat semuanya baik-baik saja? bagaimana jika ayahmu mati di dalam sana? bagaimana jika Ternyata dua dokter itu yang sengaja membunuh ayahmu!?." Bella masih berusaha mengatakan keinginan hati dan otaknya     

"Oh ya? Jika memang dua dokter itu mau membunuh ayahku, bukankah mereka punya banyak kesempatan selama beberapa tahun ini? kenapa harus sekarang? di Mansion Keluarga Berenice? kenapa harus sekarang? secara terang-terangan? Bukankah terdengar sangat tidak masuk akal? kau sangat tau, Bahwa penjahat sesungguhnya tidak akan pernah melewatkan kesempatan untuk membunuh secara langsung." Kataku dengan senyum yang manis.     

"Kau cukup percaya diri ya? Kau tidak pernah tau, bahwa penjahat sesungguhnya adalah orang yang akan menyakiti dengan perlahan-lahan, merobek kulit dengan hati-hati, membunuh secara langsung bukan hal yang akan di lakukan penjahat Profesional! Terkadang, Apa yang kau lihat di depan matamu tidak benar-benar Seperti apa yang kau pikirkan!." Bella bangun dari lantai dan menatap mataku cukup dalam.     

"Aku tau, cukup tau. Itu kenapa aku suka sekali memancing seseorang untuk memperlihatkan sikap aslinya. Terkadang topeng sang penjahat cukup tebal untuk bisa di robek, itu kenapa aku merobeknya secara perlahan-lahan. Menggores sedikit demi sedikit, hingga wajah aslinya aku temukan." Aku tersenyum lagi, menaikan sebelah alis dan menepuk pundaknya beberapa kali.     

"Apa maksudmu?." Tanyanya sedikit kesal.     

"Apa maksudku? Apapun itu, kau tidak perlu tau. Jadi? Bisakah kau pergi dari sini? setidaknya menjauh dari Pandangan mataku!." dia terlihat tidak senang dengan caraku mengusirnya. Matanya menatap mataku dan dia menghela nafas panjang.     

Tanpa bicara lagi dia pergi dari hadapanku, dia berjalan dengan langkah kesal. aku melihat kepergian itu hanya tersenyum kecil, lalu aku melihat makanan dan minuman yang sudah tabur di lantai. aku berjongkok lagi, lalu mulai melihat isi makanan tersebut. Tidak ada yang aneh, tapi aku harus mencari tau lebih lanjut.     

"Ambil sedikit makanan dan minuman itu, lalu berikan pada dokter yang di dalam. Katakan pada mereka untuk mengujinya, apakah ada racun atau tidak." Perintahku pada salah satu dari mereka, tanpa bertanya apa-apa lagi. mereka langsung mengangguk dan mulai mengerjakan apa yang aku Katakan.     

Aku melihat sekali lagi semua Pengawal yang ada disini.     

"Tunggu sebentar, ada beberapa hal yang mau aku katakan pada kalian sebelum kalian pergi." Ucapku pelan, mereka semua berhenti dan menatap mataku dengan lekat. Mereka sepertinya menunggu apa yang akan aku katakan setelah ini.     

"Apakah kalian bersedia memberikan satu jari kalian untukku? sebagai sumpah bahwa kalian akan setia pada keluarga Berenice?." aku bertanya sambil menatap mata mereka satu persatu. beberapa dari mereka terlihat resah, aku paham Bahwa mereka cukup kaget dengan apa yang aku inginkan.     

"Jika kalian tidak mau, Kalian bisa menolaknya. Aku hanya butuh orang-orang yang berani untuk mengabdikan hidupnya pada keluarga Berenice. Saat ini, ada banyak musuh yang akan membunuh kita dari dalam dan luar. Oleh sebab itu tidak ada yang aku percaya sama sekali disini. Bisa jadi, kalian semua memang mau membunuh aku dan keluargaku. Bisa jadi kalian selama ini hanya berpura-pura setia, padahal kalian menunggu titik lemah kami. wajar bukan, aku berpikir seperti itu?." Aku mulai serius saat ini, aku paham betul Bahwa ibu dan Ayahku sedang berada di titik paling rendah. Mereka sibuk mengurus diri mereka sendiri.     

"Aku tidak tau siapa kawan dan siapa lawan. aku tidak tau apa-apa tentang semua yang terjadi di keluarga Berenice, tapi yang aku tau cuma satu. Bahwa ada masalah serius yang sepertinya harus aku selesaikan. apakah kalian mau memberikan pengabdian padaku?." Aku terdiam beberapa saat, masih dengan menatap mata mereka dengan sangat sangat lekat. entah apa yang aku pikirkan saat ini, tapi naluriku yang paling dalam ingin sekali aku bertindak untuk membela keluargaku dan menyelamatkan mereka yang perlahan-lahan akan hancur.     

Naluriku tidak pernah salah, aku tau ada yang tidak beres. aku harus bisa bergerak sebelum semuanya terlambat. sebelum Bella melakukan hal yang lebih parah lagi. aku menyakini bahwa dia memang salah satu orang yang harus aku curigai.     

"Tidak ada?." Tanyaku sekali lagi, aku langsung Tersenyum dan menganggukkan kepala perlahan.     

"Aku paham, aku tidak punya Hak apapun Disini." Aku berkata pelan, cukup sakit hati bahwa mereka semua tidak akan percaya padaku.     

Aku sudah mau berbalik badan meninggal mereka, hingga aku mendengar suara pintu dari balik ruangan ayahku. aku Menengok dan melihat dokter keluar dengan wajah sumringah.     

"Apa yang terjadi?." Tanyaku panik.     

"Ayahmu bisa berbicara, kau dan beberapa Agen khusus di suruh masuk ke dalam. katanya, ada hal penting yang mau di bicarakan." Ujar sang dokter, aku yang mendengar hal tersebut langsung berlari masuk. di ikuti oleh beberapa pengawal yang sepertinya merupakan agen Rahasia khusus milik ayahku.     

Aku melihat Ayahku yang tersenyum sangat manis, dia bisa menggerakkan tangannya. Aku langsung memegang tangan itu dan air mataku hampir menangis sangking senangnya.     

"Choon-Hee." Katanya pelan, aku dapat mendengar ayahku bisa mengatakan namaku dengan begitu lancar.     

"Ya, Dad.. aku disini." Kataku lagi, dan ayahku mengangguk sambil menangis.     

"Ini.. Cincin yang akan membuatmu menggantikan posisiku. Jaga Keluarga Kita dengan baik, Keluarga Berenice milikmu sekarang." Dia melepaskan cincin berlian dengan batu permata berbentuk kalajengking, bentuknya memang sangat kecil namun masih terlihat jahat. Aku tidak tau selama ini ayahku memakai cincin Seperti ini.     

"Dad? apa maksudmu?." Tanyaku bingung, air mataku Benar-benar jatuh dan tidak bisa di tahan lagi.     

"Aku, Tuan Besar Berenice.. akan memberikan Seluruh nama baik keluarga Berenice kepada anak perempuanku satu-satunya, Dia yang akan menggantikan aku dan menjadi Satu-satunya pewaris Tunggal Tahta keluarga Berenice. Dengan ini, aku harap semua pengikut setiaku bisa mengakuinya." Ucapan ayah sangat lantang, aku hampir sesak nafas mendengar apa yang dia katakan saat ini. aku mendengar semua orang di dalam ruangan ini langsung memberikan hormat dengan menunduk di bawah tubuhku.     

aku menengok ke arah mereka. "Kehidupan yang lebih baik untuk Sang Ratu dari keluarga Berenice. Salam hormat dari kami pengikutmu." Salah satu dari mereka berusaha cukup kencang..     

Hingga orang-orang yang ada di luar langsung bertekuk lutut dan menunduk hormat juga.     

"SALAM HORMAT DARI PENGIKUTMU!!!." ujar semua pengawal yang ada di sekitar kami.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.