Hasrat Wanita Bayaran

Pembicaraan dengan Bella



Pembicaraan dengan Bella

0Keesokan paginya Aku terbangun dengan tubuh yang cukup pegal, mataku mengerjap beberapa kali lalu mulai bangun dari kasur dengan langkah pelan. hari ini aku harus bertemu dengan ibu dan Zurich, aku baru bertanya secara hal padanya. tentang kecurigaanku pada Bella.     

Aku mencuci muka dan menggosok gigi, lalu mulai berjalan ke lantai bawah. berharap semua orang masih sarapan bersama, mendengar dentingan sendok dan percakapan yang sepertinya cukup rumit. aku berjalan perlahan dan perlahan mulai mendengarkan percakapan macam apa yang membuat pagi hari ini cukup berisik.     

"Sudah aku katakan jangan pernah memulai hubungan dalam sebuah grup! apakah kalian tuli!? sekarang, jika sudah begini. apa yang bisa kita lakukan? kekasihmu itu sudah mati, Agen Ree di Bunuh oleh Edwards dan kita tidak bisa membalasnya. tidak untuk saat ini." suara ibu yang membahas tentang Edwards membuatku sedikit menguping, aku berdiri di balik tembok agar bisa mendengar semua pembicaraan yang tidak aku mengerti saat ini.     

"Tapi kita harus balas dendam, aku mau nyawa di balas dengan nyawa!!." suara lelaki cukup kencang, dia sepertinya membantah ucapan ibu. siapa dia? dia mau Edwards Mati?.     

"Ya!!!! Kau gila!!? Edwards itu masih suami anakku! dia dan anakku saling mencintai! apakah kau sedang mencari masalah yang lebih besar lagi? jika Edwards mati, masalah tidak akan pernah selesai! tapi semakin parah! kau pikir dunia ini bisa baik-baik saja saat Satu-satunya penerus Tahta keluarga Douglas meninggal dunia? Hanya Edwards yang layak, tidak dengan kedua adik-adiknya yang bodoh itu. dan apa yang akan terjadi selanjutnya? jika perusahaan Douglas di genggam oleh Mereka? Perekonomian dunia akan gonjang-ganjing dan itu akan sangat berdampak pada kita!!! aku tidak mau bergerak pada apa yang akan membuatku bisa hancur juga! kita harus memikirkan semua ini matang-matang Lee!!!." Suara ibu benar-benar cukup mengerikan, aku sampai merinding mendengar ibu yang sangat marah.     

"Tapi dia sudah keterlaluan Nyonya! Dia membunuh Ree. apakah anda tidak punya hati? membiarkan saja Satu nyawa terbunuh tanpa pembelaan?." Tanya Lelaki itu lagi.     

"Satu nyawa tidak berarti apa-apa di bandingkan dengan ribuan nyawa lainnya!!! kau harus ingat dalam segala misi yang kalian jalankan, memang ini sudah menjadi Resiko! Jangan pernah berpikir kau bisa bertindak sesuka hatimu, Ingat Lee! kau bersumpah atas darah dan dagingmu bahwa kau akan menjaga keluarga Berenice dengan nyawamu sendiri. kau akan patuh dan tidak akan pernah berkhianat, jadi jika kau berani menentang ucapan dariku melakukan itu. kau tidak akan pernah punya harga diri lagi!." Ibu memberikan peringatan yang cukup lantang, aku menelan ludah susah payah. Karena sepertinya suasana cukup aneh dan bukan saatnya aku ikut campur.     

Aku sudah mau berbalik badan, tapi aku Langsung terkejut melihat Bella yang ada di belakang tubuhku dan Tersenyum sangat manis.     

"Kau lihat apa?." Tanyanya pelan.     

"Tidak." Jawabku seadaanya, aku langsung berjalan cepat meninggalkan ruangan makan. tidak berani ikut campur urusan ibu dan pengawal-pengawalnya, walaupun memang yang mereka bahas adalah nyawa Edwards. Tapi aku yakin ibu tidak akan melakukan hal jahat pada Edwards. tapi kenapa Edwards membunuh seseorang? Wanita? Apakah benar-benar Edwards yang membunuhnya? Aku rasa suamiku itu tidak punya sifat yang seperti itu.     

aku Berjalan ke arah taman belakang, memilih untuk duduk di bangku taman dan menghela nafas pelan. mungkin aku akan menunggu beberapa saat sampai suasana lebih baik. Kepalaku mendadak pening Karena Mendengar ucapan ibu yang sedikit kasar, bukan hanya sedikit. Tapi cukup banyak.     

Aku menatap langit pagi ini dengan tatapan sendu, ahh.. semalam bertemu dengan Edwards seperti mimpi bagiku, apakah Edwards memang pantas hanya menjadi sekedar mimpi?     

"Kau kenapa malah disini? bukankah kau mau menemui ibumu?." Satu pertanyaan dari Bella membuatku menengok ke arahnya, aku menatap matanya yang sepertinya sedikit menaruh curiga padaku. apakah dia tau bahwa aku sedikit memikirkan hal buruk padanya?.     

"Aku hanya ingin menyapa ibuku, tapi dia sepertinya sedang dalam mood yang Tidak baik. Jadi aku biarkan saja lebih dulu, kau tidak sibuk Bella?." Aku masih bertanya dengan sikap yang biasa saja, tidak mau terlalu ikut campur pada keadaan yang akan membawaku pada hal buruk.     

Aku harus ingat ucapan Edwards, jangan bergerak pada hal-hal yang mencurigakan. cukup di lihat dan diam saja.     

Aku harus bersikap seperti itu selama di dekat Bella, terkadang lautan yang tenang bisa menenggelamkan seseorang cukup mudah. Dan Bella bisa menjadi orang seperti itu, jika aku tidak waspada padanya.     

"Aku memang tidak punya kesibukan, Bagaimana tidurmu semalam? apakah nyenyak?." Sekali lagi pertanyaan darinya membuatku terdiam, aku menatap matanya yang sepertinya mau mencari tau banyak hal. kenapa dia bertanya tentang apakah aku tidur dengan nyenyak semalam?.     

"Aku cukup Tidur dengan nyenyak, bagaimana denganmu? apakah nyenyak?." Tanyaku balik.     

"Tidak terlalu, aku sedikit lelah semalam. Karena tidak bisa tidur aku memilih berjalan-jalan di sekitar area Mansion. Aku melihat pintu balkon kamarmu terbuka, aku kira kau tidak bisa tidur juga. Tapi aku Tidak berani menghampiri dirimu saat aku lihat kau sepertinya mengobrol dengan seseorang. siapa dia?." Sekali lagi, sekali lagi pertanyaan Bella cukup menusuk dan Membuatku dilema.     

Apapun jawaban yang akan aku katakan, pasti berunjung pada pertanyaan yang lainnya. aku menelan ludah susah payah, ahhh.. kenapa hidupku selalu berada di situasi yang tidak menyenangkan? entah di Mansion keluarga Douglas, entah disini. Awalnya saja Bella bisa di ajak berteman, tapi makin kesini dia terlihat cukup aneh.     

"Semalam?Kau yakin melihatku berbicara dengan seseorang? aku merasa kau salah lihat, karena aku tidak mengobrol dengan siapapun. aku terlalu nyenyak tidur, lagipula siapa yang bisa masuk ke dalam Mansion ini dan masuk ke kamarku? kau tau bahwa kecanggihan teknologi di mansion ini cukup hebat. Pastilah jika ada seseorang yang mengobrol dengan Diriku, sudah di ketahui ibuku lebih dulu." Aku berkata santai, Tersenyum begitu manis padanya. Agar dia tau bahwa aku bukan orang yang mudah dia tekan dan terlihat lemah di depan matanya.     

"Kau yakin? aku rasa, mataku masih cukup bagus untuk melihat di Kegelapan." Ujarnya lagi, dan aku benar-benar tertawa kecil lalu menepuk pelan Pundaknya.     

"Bella, Sebenarnya apa yang mau kau Tanyakan padaku? Apakah ada sesuatu yang ingin kau utarakan? aku tidak tau apakah kau benar-benar mau mengatakan hal yang baik padaku, atau kau disini ingin mengetahui sesuatu yang mungkin jelas-jelas kau tau. Ada apa Bella? Aku semakin merasa kau sedikit berbeda dari pertemuan pertama kita beberapa hari yang lalu, kau seperti memata-matai diriku dengan semua sikap yang cukup tidak baik, apakah aku salah?." tanyaku memastikan, aku tersenyum manis.     

Dia hanya Terdiam dan menghela nafasnya pelan, matanya menatap langit di atas kami. lalu dia Menengok ke arahku.     

"Kau mencurigai diriku? kenapa? padahal aku hanya bertanya saja. Apakah kau mau menanyakan sesuatu? Padaku?." Dia balik bertanya, dia terlalu pandai dalam berbicara, entah apa yang sebenarnya dia inginkan dariku.     

"Tidak, untuk apa aku mencurigai dirimu? kau tau, aku tidak suka ikut campur urusan orang lain, aku hanya bertanya saja, jika kau tidak mau menjawab yang tidak masalah.. aku selalu suka orang yang jujur dan tidak akan menusuk diriku dari belakang, jika aku tidak di senggol, aku tidak akan menyenggol orang lain. aku terlalu malas mencari masalah, aku lebih suka kedamaian dan lebih bahagia jika punya banyak teman." Ucapku sangat jujur, aku menatap wajahnya dari samping.     

Dia ikut menatapku dan mengangguk paham. "Apakah kau mudah percaya dan meyakini sesuatu yang baru kau temui? maksudku, orang orang baru seperti diriku?." Dia membuatku bingung, sikapnya bisa berubah-ubah dalam satu waktu. aku mencoba untuk mencari kata-kata yang tepat. ahh tidak, mungkin kata-kata yang akan membuatnya sedikit berpikir. tapi? dia ini sangat pintar dan aku yakin dia cukup paham untuk menyimpulkan apapun yang aku Katakan.     

"suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Karena keyakinan merupakan suatu sikap, maka keyakinan seseorang tidak selalu benar atau keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran. Hubungan antara kepercayaan dengan ilmu pengetahuan terjalin dengan sangat erat. Orang-orang yang berkepercayaan biasanya dalam berargumen, berkata bahwa mereka tahu segala mengenai argumentasi. begitu pula dengan diriku, aku percaya Bahwa kau baik. maka kau akan selalu baik di mataku, semua itu masih bisa bertahan sampai kau benar-benar membuatku tidak percaya lagi.     

Mungkin sikap, Kelakuan, ataupun semua hal yang membuatmu mengecewakan hatiku yang sudah sangat percaya. aku memang selalu bersikap seperti itu, tidak mau terlalu ambil pusing pada keadaan dan apa yang di lakukan oleh orang lain. selama orang itu tidak merugikan diriku." aku berkata sangat hati-hati dan lembut, entah dia mengerti yang aku ucapkan atau tidak.     

"Kau punya pikiran sebagai manusia modern yang begitu hebat, kau punya pendidikan yang cukup baik, jalan pikiran yang sempurna dan kau punya sikap yang cukup sulit di tebak, terkadang orang-orang Seperti dirimu tidak akan bisa ditebak dengan mudah. Kau bisa bergerak bebas seperti belut licin yang sangat sulit di tangkap. Aku sedikit banyak harus belajar sesuatu yang lain dengan Dirimu." Katanya di luar pikiranku, aku benar-benar Tidak tau apa lagi yang akan dia katakan Selanjutnya.     

"Jangan terlalu memuji diriku, aku tidak cukup baik untuk dipuji. Kau sudah Sarapan? bagaimana jika kita sarapan bersama? lalu kita bisa berjalan-jalan lagi untuk berkeliling Mansion ini. ayo?." Aku sudah bangun dari tempat duduk dan menunggunya untuk mengiyakan apa yang aku inginkan. dia bangun, lalu mulai berjalan di sampingku.     

aku melakukan hal seperti ini karena malas membicarakan hal yang sulit, hidupku sudah cukup sulit. jadi aku menjauhi hal-hal yang membuat semuanya terasa lebih sulit. kami berdua sama-sama berjalan ke arah ruangan makan, mungkin ibuku sudah lebih mereda amarahnya untuk saat ini. atau mungkin dia sudah pergi ke luar untuk mengurus hal lain.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.