Hasrat Wanita Bayaran

Ucapan Edwards yang menohok hati



Ucapan Edwards yang menohok hati

0Nyonya Berenice memukul meja di depannya dengan kesal, dia baru saja sampai di Mansion dan mendapatkan kabar yang sangat tidak baik.     

"Edwards Benar-benar senang bermain-main denganku ya!!." Katty memijat kepalanya, dia merasa semua masalah datang dengan sangat cepat hanya karena dia menginginkan puterinya kembali.     

Salah satu agen rahasia yang baru saja kehilangan Kekasihnya, sudah menatap mata Nyonya Berenice dengan tatapan datar. "Nyonya, Tuan Edwards juga membuat berita tentang pernikahannya dengan Choon-Hee. dia akan terus mengganggu Keluarga ini jika tidak di berikan kesempatan bertemu istrinya, bahkan dia mengancam akan menculik istrinya Sendiri." Lelaki itu bernama Lee, Nama samaran yang dia pakai di dunia kerja.     

"Dia menyebarkan berita pernikahannya sendiri? ckckckck.. lelaki itu memang sangat senang mencari masalah denganku. Hubungi Edwards, aku mau berbicara langsung dengannya." Katty menatap Lee dengan pandangan serius, lelaki itu Mengangguk dan mulai meminta salah satu Tim IT menyambungkan Telepon ke ponsel Edwards. Mereka memang sedang berada di ruangan tertutup, Mansion besar ini di lengkapi kecanggihan teknologi yang mungkin tidak pernah di sangka-sangka orang lain.     

Beberapa saat Nyonya Berenice Menatap tembok putih di depannya, Menunggu panggilan pada Edwards di sambungkan. Tidak lama menunggu, tembok putih itu langsung menampilkan Wajah Edwards yang terlihat santai, Di tangannya Memegang gelas wine dan dia tersenyum manis ke arah Nyonya Berenice.     

"Ahhh. Ibu mertuaku menelpon, maafkan aku karena tidak mengangkat dengan cepat, kau taulah urusan saat ini sangat banyak. Karena kau mengacak-acak Bisnisku." Ujar Edwards.     

Nyonya Berenice langsung berdecih dan menghela nafasnya, Mencoba untuk bersabar dan ikut tersenyum manis. "Menantuku yang baik hati dan sangat pintar, bisakah kau tidak mengganggu Kehidupan pribadi Puteriku!!? Bagaimana bisa kau mengatakan pada dunia Bahwa kau mempunya istri kedua!!?." Senyum manis itu berganti menjadi teriakan yang sangat kencang, Edwards Tersenyum dan meminum kembali wine di tangannya.     

Lalu dia menatap satu persatu orang yang ada di sekitar Nyonya Berenice, mata Edwards langsung melihat mata kebencian dari salah satu pria. dan dia adalah Pria bernama Lee.     

"Hei? Kau yang kemarin? bagaimana rasanya melihat kekasih sendiri mati di depan matamu? kau pasti sangat sedih ya.. begitulah jika kau berani bermain-main dengan Edwards, Kau tau? Bahkan semua taktik permainan kalian mudah sekali aku baca. Jadi berhentilah, Dan berikan istriku kembali." Kata Edwards menatap Lee secara terang-terangan, Nyonya Berenice menengok sebentar ke arah Lee dan menaikan sebelah alis bingung. "Oh ya, Nyonya Berenice.. Ibu mertuaku yang sangat aku cintai, Choon-Hee adalah istriku. bagaimana bisa kau mengambilnya dariku? Itu namanya tindak kejahatan, Walaupun kau ibunya. Tapi kau sudah bertahun-tahun tidak pernah mengurusnya. Bagaimana bisa seorang ibu membiarkan anaknya menjual diri? Bagaimana seorang ibu membiarkan anaknya di lecehkan banyak pria dan tubuhnya di nikmati pria-pria yang mempunyai uang? bertahun-tahun kau hidup dalam kemewahan, sekarang saat anak perempuanmu mulai mendapatkan kebahagiaan. Kau ambil juga kebahagiaan darinya, kau yakin bahwa kau itu adalah seorang ibu? aku merasa kau hanya seorang Iblis yang memang tidak suka melihat anakmu bahagia." Kata Edwards lagi, berbicara secara terang-terangan dan tidak takut sama sekali.     

"Edwards!!!! Kau berani menghina dan mengatai diriku? Kau pikir, kau suami yang baik? Kau menikahi dua istri dan menyangka bahwa bisa hidup dengan adil? kau mempermainkan perasaan anakku! kau menikahinya karena apa? Karena kau tidak pernah mendapatkan cinta tulus dari satu orang wanita sama sekali kan! Jujur saja padaku, kau sangat bergantung hidup pada anakku!. jangan menghina diriku, jika kau saja hanya ingin tubuhnya!!! kau sama saja dengan pria pria lain di luar sana!!." Balasan menohok dari Nyonya Berenice mampu membuat Edwards terdiam. dia menaruh gelas wine ke atas meja lalu menatap serius ibu Mertuanya itu.     

"Jika kau tau aku seperti itu, dan aku tau kau seperti itu. jadi kita sama saja kan? kita bukan manusia yang sempurna, Kau kau menjauhkan aku dari Choon-hee. Kau pikir anak perempuanmu itu bahagia? coba kau tanyakan pada anakmu, bagaimana hatinya saat ini. apakah dia benar-benar senang tinggal bersama kedua orangtuanya? tanpa penjelasan kenapa dia di tinggal dulu sekali? tanpa penjelasan kenapa kau membiarkan dia menjual Dirinya? tanpa penjelasan kenapa kau dulu mengajarkan cara menjual diri? coba kau Tanyakan padanya, lihat isi hatinya. Apakah dia mau benar-benar mengakui dirimu sebagai ibu?     

Aku memang jahat, karena menikahi dua wanita dan membuat kedua-duanya tinggal di satu atap yang sama. Lalu aku berkata mencintai keduanya, tapi aku tau bahwa Choon-hee benar-benar bahagia berada di sisiku. Dia akan mengatakan apa yang tidak dia sukai dan apa yang dia sukai. Dia selalu mengatakan padaku, jadi aku tau betul bagaimana hatinya. Walaupun kami baru beberapa Minggu menikah, Aku tau kau menggunakan banyak cara untuk menjauhkan aku dari istriku. Daniel, Violet? Kau memakai mereka berdua? Bahkan mereka mematai-matai diriku dan menganggap aku Buta dengan tingkah dan gerak-gerik mereka. Aku hanya berpura-pura bodoh.. Kau tau bagaimana sikap orang yang berpura-pura bodoh? karena orang itu mau membunuh musuh-musuhnya dengan satu peluru saja secara bersamaan. Aku berkata seperti ini karena aku tau Choon-hee membutuhkan ibunya, ayahnya..     

Tapi dia juga membutuhkan aku sebagai suaminya, jangan lupa bahwa kau pernah menyakitinya sangat dalam. Tengoklah sebentar luka itu, apakah sudah mengering atau belum. jadi kau tau apa yang mau kau lakukan lagi Setelah ini." Edwards Menghentikan ucapannya, lalu dia mematikan sambungan telepon.     

membuat nyonya Berenice terdiam di tempat duduknya, semua orang yang ada di belakangnya juga terdiam. Helaan nafas panjang terdengar dari bibir wanita itu, lalu dia bangun dari tempat duduk dan meninggal ruangan tersebut. Matanya menatap kosong ke arah depan, Hatinya terasa begitu perih seperti tersayat-sayat benda tajam. Pandangannya mengabur, karena apa? karena air mata yang ternyata melesak untuk keluar.     

Nyonya Berenice memukul-mukul dadanya yang sesak, lalu dia berhenti sejenak di bawah tangga. Menutup matanya dan mencoba untuk mengontrol emosi yang keluar karena ucapan dari Edwards.     

"Mom? Mommy kenapa disitu?." Suara Choon-hee membuat nyonya Berenice membuka matanya, dia melihat Choon-hee yang sedang membawa makanan di tangannya dan sepertinya mau naik ke lantai atas.     

"Hai Nak? Kau mau makan sore? Mommy hanya merasa sedikit pusing saja." Nyonya Berenice menghela nafas dan mencoba untuk tersenyum manis ke arah Anaknya.     

Choon-hee menatap aneh wajah ibunya, tapi dia tidak berani Bertanya macam-macam. Rasanya terlalu sungkan mencampuri urusan ibunya sendiri. "Mau makan bersamaku? di kamarku." Ajakan Choon-Hee langsung di anggukin oleh Nyonya Berenice, tanpa menunggu lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.