Hasrat Wanita Bayaran

Sepertinya isi di rumah ini Psikopat



Sepertinya isi di rumah ini Psikopat

0Aku berjalan ke arah dapur, ruangan dapur terasa sepi sekali. Mungkin karena Keluarga Douglas yang sudah pergi ke urusan masing-masing dan sekarang para pelayan sedang beristirahat. aku mengeluarkan bungkus permen karet yang tadi sempat aku taruh di kantung, Baru saja aku mau membuangnya ke dalam tempat sampah. aku sudah lebih dulu melihat sebuah tulisan kecil disana.     

"Choon-hee, Kau sudah terlalu jauh masuk ke dalam keluarga Douglas. Lihatlah ke arah lain dan jangan pernah berfokus pada satu hal saja, atau kau akan mati sia-sia".     

Apakah ini peringatan? aku melihat ke sekeliling, Untungnya tempat ini benar-benar sepi. aku tidak tau apakah ini sebuah ancaman dari Violet atau dia sedang memberikan sebuah peringatan padaku. Tapi untuk apa? Bukankah dia mau menyingkirkan aku dan menjadi satu-satunya perempuan di hidup Edwards?     

Aku langsung merobek-robek kertas itu menjadi potongan kecil, lalu membuangnya ke tempat pencuci piring. Aku menyalakan air hingga kertas itu tersapu oleh air yang mengalir, kemudian aku menutup kran airnya. aku memandang tembok wastafel dengan tatapan darat.     

Sebenarnya, siapa pemeran antagonis dalam cerita ini? kenapa aku merasa Violet tidak benar-benar jahat? Dia memang terlihat sering mengancam diriku, untuk apa? Agar aku tidak masuk dalam keluarga ini kan?. Apakah dia takut aku akan mati sia-sia? Tapi Kenapa dia menolong diriku? Apakah ada keuntungan baginya?.     

Aku mengambil segelas air dan menuangkan jus buah ke dalam gelasnya, banyaknya hal janggal membuatku jadi tidak bisa berpikir dengan baik.     

Violet, Nyonya Anne, Tuan Brandon, Daniel, Azzhura, Nenek Lecy.     

Diantara mereka semua, siapa Penjahatnya? Atau ternyata mereka memang punya tujuan dan keinginan masing-masing? Sama seperti Diriku, yang bertahan disini karena memang menginginkan sesuatu.     

Menemukan ibuku dan ayahku..     

Tapi..     

"Choon-hee, kau sedang apa?." suara Nyonya Anne membuatku hampir menumpahkan gelas di tanganku. aku buru-buru menengok dan memberikan senyum terbaik.     

"Ya? Aku.. ah.. aku hanya sedang Kehausan saja." Kataku gugup, Nyonya Anne berjalan ke arahku dan menatap mataku lekat.     

"Kau sedang berbohong? Apakah kau sedang ketakutan sekarang? Wajahmu pucat sekali dan Kening di dahimu berkerut begitu dalam. apakah karena Edwards? bagaimana rasanya?." Ada wajah mengejek dari senyum yang di berikan oleh Nyonya Anne. aku yang melihat senyum itu hanya bisa tersenyum balik.     

"Rasa apa?." Tanyaku berpura-pura bodoh.     

"Di cekik oleh Edward, di pukul oleh-nya, rambutmu di tarik olehnya atau di buat hampir mati olehnya. kau merasakan yang mana?." Tanya Nyonya Anne, dia mengambil sepotong apel di atas meja lalu mengigit dengan gerakan perlahan.     

"Semuanya, aku rasa.." Kataku jujur, aku merasa semua gerak-gerikku di rumah ini memang benar-benar di pantau Dengan baik, aku jadi merasa seperti buronan sekarang. Bagaimana bisa aku tidur dengan keadaan baik-baik saja setelah semua ini?. Aku kembali meminum jus buah di gelasku, meminumnya hingga habis dan menaruh gelas kosong ke dalam wastafel.     

"Kau senang? bisa merasakan kematian dengan mudah?." Tawanya terdengar seperti Perempuan gila, sekarang aku sadar bahwa Keluarga Douglas memang diam-diam punya sisi Psikopat masing-masing.     

"Aku senang bisa mendapatkan kesempatan melihat sisi lain dari orang-orang di Mansion ini." Kataku dengan berani, aku masih berdiri di tempatku. Nyonya Anne hanya tertawa pelan mendengar apa yang aku katakan.     

Dia berjalan ke salah satu laci, Lalu dia mengeluarkan sebuah pisau tajam yang cukup cantik di mataku. Mata pisaunya berkilau saat terkena cahaya lampu, aku rasa benar-benar tajam jika tergores kulit saat ini.     

Nyonya Anne berjalan lagi ke arahku, berdiri tepat di depanku dan dia memotong apel di Tangannya. Apel yang telah di potong dia bagi kepadaku, menyisakan sedikit gigitan dari bekas mulutnya. haruskan aku terima? Tentu, aku menerima apel itu dan langsung memakannya tanpa berpikir lagi.     

Kalian tau tidak bagaimana caranya menghadapi seorang Psikopat sejenis Nyonya Anne? Nikmati saja apa yang mereka lakukan, lalu cari kelemahan mereka. Maka pada saat itu kau bisa sedikit menyelamatkan dirimu. Hanya sedikit! jangan berharap banyak.     

"Apakah kau tau Choon-hee, Terkadang jangan terlalu berani untuk membuka mulutmu di depan orang yang bisa saja membunuhmu secara terang-terangan." Kata Nyonya Anne, dia tidak Menghentikan memotong apelnya. Dia memotong dengan pelan namun perlahan-lahan apel di tangannya hampir habis. aku melihat saja apa yang terus dia lakukan, sampai dia memotong apel terakhir. tangannya tetap tidak berhenti, hingga dia menggores tangannya sendiri dan membuat kulit di telapak tangannya terluka dan mengeluarkan darah segar.     

Lalu kalian tau apa yang dia lakukan selanjutnya? Dia malah menjilat darahnya sendiri, aku tetap diam saja melihat semuanya. Aku tetap diam karena aku tau tidak ada gunanya bertanya kenapa dia menggores tangannya dengan pisau dan malah membiarkan apel di tangannya berjatuhan ke atas lantai.     

Pisau yang dia pegang di arahkan ke dekat wajahku, rasa dingin dari pisau yang tertempel membuatku menelan ludah susah payah.     

"Kenapa aku diam saja Choon-hee? kau takut?." Tanya Nyonya Anne, aku yang mendengar pertanyaannya lagi-lagi tertawa. Aku merasa lucu dengan apa yang dia lakukan sekarang, sebenarnya apa yang mau dia katakan kepadaku? kenapa dia malah berbelit-belit melakukan hal bodoh? apakah dia mau aku takut padanya dan menuruti semua yang dia katakan?     

Ahhhh.. terlalu naif, aku memang tidak terbiasa bertemu Dengan orang-orang aneh atau Psikopat. Tapi aku paham betul bagaimana sifat manusia, karena aku sudah bertemu dengan begitu banyak manusia di dunia ini.     

"Aku tidak takut, kau tau kenapa? Karena aku rasa, kau... Tidak mungkin menggores ujung pisau ini ke kulitku. Kita tidak tau bakteri apa saja yang terdapat pada pisau yang kau pegang, bagaimana jika bakteri yang terdapat pada Pisau ini bisa saja membuatku sakit lalu aku terkena infeksi, aku masuk rumah sakit, lalu aku stress, lalu aku di kabarkan hamil, dan anakku tiba-tiba terkena penyakit juga, lalu bisa jadi anakku mati Sebelum lahir ke dunia ini. atau bisa jadi pas anak ini lahir dalam keadaan mati, dia Ternyata laki-laki dan merupakan anak pertama dari Edwards. bagaimana jika semua itu terjadi?, Karena kelalaian dirimu saat ini?." Tanyaku mengejek.     

"Kau pandai mengarang cerita dan pandai membuat orang lain berpikir, tidak salah aku membawamu ke Mansion ini. Otakmu yang kecil itu bisa di gunakan juga." Setelah mengatakan hal tersebut, Nyonya Anne Menyingkirkan pisaunya dari leherku. dia kemudian mencuci tangannya yang berdarah.     

aku sedikit menghela nafas pelan, setidaknya aku bisa selamat pada percobaan pertama. Aku benar-benar bisa gila jika terus merasakan situasi seperti ini.     

"Kau bersiaplah, Kita akan ke dokter kandungan dan mengecek kesehatan rahimmu dan melihat apakah kau sudah hamil." Kata Nyonya Anne, kemudian dia menampilkan raut wajah seperti biasa dan berlalu pergi meninggalkan diriku.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.