Hasrat Wanita Bayaran

Ibuku adalah Ratuku



Ibuku adalah Ratuku

0Lita mengakhiri ceritanya, dia memilih berhenti sebelum semuanya terasa lebih jauh. menatap mata Zurich yang saat ini hanya menatap dalam diam.     

"Kau sudah cukup bahagia sekarang, jangan terlalu mengingat masa lalu yang tidak baik." Kata Zurich pada wanita di sampingnya, Lita yang mendengar hal itu hanya bisa mengangguk saja.     

"Kalau kau? apakah ada cerita menarik tentang ibumu? kau bisa ceritakan padaku, aku akan mendengarkan. karena selama ini aku tidak pernah benar-benar dapat mendengar semuanya. Kita bisa saling berbagi masa lalu, hanya untuk menikmati kebersamaan saja." Lita berkata dengan pelan, Zurich yang mendengar hal tersebut langsung mengangguk.     

"Ada beberapa cerita yang mungkin bisa kau dengarkan, Tapi ini bukan cerita yang menarik." Ungkapnya pada wanita yang ada di dalam pelukannya saat ini.     

"Ceritakan saja, aku rasa mengetahui masa lalu itu akan menambah wawasan bagiku." Lita sengaja berkata sambil tertawa kecil.     

"Baiklah.."     

Zurich menatap langit, sambil memeluk kekasihnya dan Mulai menceritakan masa lalu yang tidak pernah dia ceritakan ke siapapun.     

***     

Di suatu hari, saat itu Zurich dan ibunya baru saja bertengkar dengan ayahnya. Mereka terlibat perselisihan yang sangat berat, rasa-rasanya masalah itu membuat hati tidak baik-baik saja. karena apa? karena pada saat itu Zurich di paksa untuk di jodohkan oleh seorang wanita, wanita yang tidak pernah dia cintai.     

Zurich membawa ibunya masuk ke dalam kamar, tidak mau sampai ibunya merasa lelah karena kejadian tadi. melihat bagaimana ibunya sangat syok, membuat dia jadi tidak berani Marah-marah lagi.     

"Nak.. Jangan bertindak berlebihan, kau tau sendiri bagaimana sikap ayahmu." Kata Devy pada Anaknya, Zurich baru saja ingin menyelimuti ibunya dan memilih untuk pergi ke kamar sendiri.     

Tapi karena mendengar suara ibunya yang sangat sedih, akhirnya dia memilih untuk duduk sebentar. "Mom.. aku marah karena semua hal ini di luar ekspektasiku, kenapa? apakah Mommy tau semua ini sebelumnya?." Tanya Zurich pada Ibunya.     

"Mommy baru tau tadi pagi Nak, sebelum Daddy pergi kerja bersamamu. Mommy juga syok dan memilih untuk diam, Mommy tidak berani mengatakan hal ini padamu.. Kenapa? Kenapa semua ini terjadi pada kita Ya Nak, Kenapa keluarga kita malah jadi berantakan begini. Mommy sangat ingin menentang ucapan Daddy, tapi Mommy tidak punya hak atas hal itu. itu semua keputusan final, Mommy hanya bisa diam Nak.. Maafkan Mommy.. Mommy sudah berusaha sejauh ini." Devy menangis lagi sambil memegang tangan Zurich dengan erat.     

"Mom.. Sebenarnya Daddy sayang Mommy atau tidak sih? Kenapa Mommy selalu di bawah kendali Daddy? Romeo rasa ini sangat tidak bagus untuk Mommy.. Mommy punya pemikiran Sendiri dan hidup sendiri, Kenapa Daddy selalu mengatur dan Memutuskan secara sepihak? sebenarnya ada apa sih Mom?." Tanyanya, dia bukannya mau mempertanyakan tentang apakah Zurich ini benar-benar anak Daddy atau bukan.. Bukan! dia hanya ingin tau saja.     

Apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu? kenapa Mommy selalu di beda-bedakan dengan wanita lain? Kenapa Daddy selalu mengatur Mommy layaknya Boneka? Daddy memang mencintai aku dan Mommy. tapi Kenapa? kenapa sikap dan rasa sayang itu seperti sebuah Permainan? kenapa rasanya Zurich jadi mempertanyakan semua rasa sayang yang sudah di berikan Oleh Daddynya selama ini.     

"Nak.. Jangan berkata seperti itu, Daddy melakukan ini karena berpikir ini yang terbaik buat dirimu, itu menurutnya Nak.. jangan salahkan sikapnya yang berubah-ubah seperti ini, Daddy mau yang terbaik untuk dirimu dan keluarga kita. Hanya itu saja.. Jangan pikirkan hal macam-macam." Kata Devy pada anaknya lagi, Devy sudah memeluk anaknya dan Berharap anaknya tidak akan menanyakan hal-hal yang tidak penting itu.     

Devy tidak mau sampai menambah masalah, Devy mau semuanya adem ayem dan baik-baik saja.. Walaupun Devy juga tidak yakin Dengan apa yang dirinya pikirkan saat ini. sungguh sangat tidak yakin!.     

"Yasudah Mom, Jika memang itu yang terjadi. aku tidak akan berpikir macam-macam lagi, tapi Mommy harus tau.. apapun keadaannya, aku akan selalu Berada di pihak Mommy. aku akan mencintai Mommy,, Maafkan aku ya Mom.. Karena selama ini aku membuat banyak masalah dan membuat Mommy jadi Bersedih terus, aku tau bahwa semua ini terjadi karena ke-egoisanku sendiri.. aku juga tau pastilah Mommy sangat menderita dengan semua ini, Tapi Mommy juga harus tau satu hal.. Jika aku sukses nanti, aku akan selalu Menjadikan Mommy Ratu di hatiku. Mommy tau tidak kenapa aku pilih wanita yang aku cintai saat ini? Bella?." Tanya Zurich Pada Devy.     

Devy menggelengkan kepalanya perlahan. "Kenapa Nak?." Tanya Devy.     

"Karena Bella akan mencintai Mommy, seperti dia mencintai ibu kandungnya sendiri. dia juga akan mengurus Mommy dan memastikan Mommy selalu sehat, bahagia, lalu Mommy akan menjadi mertua yang baik padanya. aku memilih Bella, karena aku juga memikirkan posisi Mommy, aku tidak mau sampai mendapatkan wanita yang akan mengacuhkan Mommy dan tidak memikirkan kondisi Mommy sama sekali. aku tidak mau wanita seperti itu Mom, wanita lain tidak mungkin bisa mencintai Mommy. seperti Bella mencintai Mommy.. ini bukan hanya tentang Kebahagiaanku semata, Tapi ini tentang kebahagiaan Kita Mom." Ujar Zurich dengan sangat Jujur.     

Sekali lagi Devy menangis, tapi kali ini tangis haru yang begitu kencang. Devy tidak pernah tau bahwa Romeo memikirkan kondisi Devy selama ini, Devy juga tidak pernah berpikir bahwa Zurich ingin sekali Istrinya nanti mencintai Devy Dengan begitu besar...     

"Terimakasih Nak, Terimakasih.. Mommy bangga padamu Nak, Tapi Maafkan Mommy yang tidak bisa melakukan apapun untukmu, Mommy tidak punya jalan keluar." Ungkap Devy pada anaknya.     

"Mom, Percayalah.. Jodoh itu kan cerminan diri, Jika memang aku dan Bella tidak berjodoh sama sekali. Maka aku akan mencoba ikhlas, namun tentunya aku tidak akan menyerah, aku mau meyakinkan Daddy sekali lagi.. sekali lagi Mom, Sebelum semuanya terlambat, aku hanya ingin wanita yang baik Mom.. hanya itu, aku tidak akan bisa tidur tenang. Jika ternyata wanita lain akan Memperlakukan Mommy seperti orang lain, aku tidak akan bisa tenang Mom." Zurich ikut     

menundukkan wajahnya perlahan.     

"Berjuang sekali lagi Nak, Minta pada Tuhanmu. Jika memang jodoh, mintalah agar Pintu hati Daddy Terbuka.. Jika memang sampai hari pertunangan nanti Daddy masih bersikeras, maka kamu harus mengikhlaskan Semuanya Nak.. Tolong, Ikhlaskan semuanya.. Jangan paksakan Sesuatu yang bukan menjadi milikmu, walaupun awalnya sulit.. Tapi Mommy percaya kamu bisa, kamu anak Mommy Nak! Anak Mommy." Tangis Devy Semakin kencang, Zurich benar-benar tidak bisa melihat Ibunya putus asa seperti ini.     

Hatinya seakan tercabik-cabik dan merasa bahwa dunia memang sekejam ini. dia ingin sekali menangis seperti Mommy, Tapi jika dia menangis.. siapa yang akan menghentikan tangis ibunya?     

Akhirnya dia hanya bisa memeluk Ibunya dengan begitu erat, Semakin Erat dan Mencium lembut kening ibunya.     

Kasih sayang anak dan Ibu, Kasih sayang yang tidak akan punah sepanjang masa..     

"Aku berjanji akan menyudahi semua ini Mom, Jika memang Hati Daddy tetap tidak terketuk. Maka aku akan mencoba Ikhlas. aku tidak mau melihat Mommy selalu menangis seperti ini, Bukan ini tujuan hidupku sesungguhnya. Jika aku Memaksa menikah dengannya, tapi melihat Mommy terus menderita, lebih baik aku tidak melakukan itu.. Tapi ketahuilah Mom, Semua yang aku lakukan, semua ini untuk Mommy dan kebahagiaan Mommy." Ungkap Zurich lagi, Dan Devy mengangguk setuju di dalam pelukannya.     

"Terimakasih Nak, Terimakasih karena memiliki tujuan hidup untuk membuat Mommy bahagia.. Mommy sangat mencintai dirimu.." Devy melepaskan pelukan dari anaknya, memegang lembut kepala anaknya dengan sayang. "Kamu boleh kembali ke kamar untuk istirahat, jangan pikirkan pekerjaan dulu.. Nanti sore akan Mommy Buatkan makanan kesukaan kamu." Ujar Devy lagi, Zurich mengangguk pelan. Lalu pergi dari kamar Ibunya, membawa semua beban yang membuat seluruh pertahanan dirinya hancur saat itu juga.     

"Oh Ya, Zurich..." Devy menghentikan langkah kaki anaknya sebentar.     

"Ya Mom? ada apa lagi? Mommy butuh sesuatu?." Tanya Zurich yang sudah siap di perintahkan apa saja.     

"Tidak, Jika suatu hari nanti kau tidak berjodoh dengan Bella dan mendapatkan wanita lain yang menurutmu Cocok, apakah kau mau memperkenalkan dengan Mommy? Datangkan dia, beritahukan padanya bahwa kau adalah anakku. apakah kau mau?." Pertanyaan yang terasa aneh, Tapi Zurich tetap mengangguk.     

"Tentu, aku akan memperkenalkan Mommy padanya. Karena hanya Mommy satu-satunya ibuku dan wanita pertama yang aku cintai, akan selalu aku Cintai. aku menyayangimu Mom." Zurich mengecup kening ibunya..     

"Aku juga mencintaimu anakku." Kata Devy dengan senyum yang masih terdapat banyak luka.     

Zurich keluar dari kamar dan menutup pintu perlahan, meninggalkan Devy dengan segala rasa bersalah pada Anaknya sendiri.     

*****     

Setelah semuanya di ceritakan dengan benar, Zurich menangis sekali lagi. dia Menangis sambil menghapus air matanya yang tiba-tiba saja jatuh tidak tertahankan. Lita memeluknya semakin erat, Merasakan bagaimana perasaan itu sangat dalam menusuk-nusuk relung hati.     

"Dimana ibumu Sekarang? Maukah kau menunjukkan padaku?." Tanya Lita.     

"Dia sudah bersama Tuhan, Beberapa tahun yang lalu. setelah Bella meninggalkan aku untuk selama-lamanya, ibuku juga meninggalkan aku. Semuanya terasa tidak baik-baik saja saat itu, semuanya terasa gelap. Tapi aku berusaha untuk tetap tegar, hingga aku jatuh cinta pada dirimu. Walaupun aku tau kau tidak menganggap aku ada." Lita langsung menatap mata lelaki di depannya, kemudian dia memegang tangan lelaki itu dengan erat.     

"Aku sudah disini, mencintaimu juga. aku hanya merasa tidak yakin awalnya, tapi perlahan-lahan aku paham bahwa tidak ada lelaki yang lebih baik selain dirimu. aku paham, bahwa hanya kau yang bisa membuat diriku nyaman dan tenang. Jadi? maukah kau bawa aku ke hadapan ibumu? walaupun itu hanya sebuah tanah dan batu nisan." Lita berkata dengan sangat yakin, dia tidak pernah tau bahwa masa lalu Zurich bisa sangat gelap seperti itu.     

Lita hanya merasa bahwa selama ini Zurich terbiasa hidup dengan keluarga Berenice, Lita bahkan tidak tau bahwa Ibu Zurich meninggal dunia tepat saat Bella meninggal juga.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.