Hasrat Wanita Bayaran

Tempat kembali



Tempat kembali

0Qabel menatap diriku dengan lekat, dia tidak mau beranjak sebelum aku menjawab semua pertanyaan yang sejak tadi sudah dia ajukan tanpa henti, entah apa yang dia inginkan sebenarnya, aku juga bingung.     

"Queen? Jawab pertanyaan kakak." Kata Qabel Dengan suara yang Sangat pelan, aku tau bahwa dia memang tidak pernah mau berkata keras padaku. Tapi, dia sedikit cerewet dan protektif.     

"Pertanyaan yang mana? Kakak datang ke kamarku tiba-tiba dan berkata akan menikah dengan wanita lain? lalu bertanya apakah aku setuju? apakah itu urusan penting bagiku!? kakak, dengar.. aku tidak peduli apakah kau mau menikah dengan banyak wanita di luar sana, Tapi jangan pernah menampilkan wajah sedih itu lagi di depanku. aku tau dengan jelas! saat kakak berkata Bahwa kakak akan menikah dan hidup bahagia, kakak masih mengharapkan Lily kembali! Atau kakak berharap Lily cemburu? entahlah, aku juga tidak tau." Kataku sebal, aku sangat paham bahwa sejak kakakku itu masuk ke dalam kamar ini. sejak kami selesai sarapan Bersama, dia berharap aku mengatakan semua rencananya pada Lily. dia berpikir aku tau keberadaan wanita manis itu, pada dasarnya aku saja tidak tau dimana Lily.     

"Ya kau benar, aku memang mau kau memberitahukan padanya bahwa aku akan menikah. apakah dia sudah tau?." Tanyanya lagi.     

"Entahlah, aku sudah setengah tahun ini tidak berhubungan dengannya. Lebih tepatnya, aku sibuk." Kataku santai.     

"Kau serius? bukankah kau yang paling sering berhubungan dengannya? Katakan padaku, Kenapa kau jadi bersikap seperti ini? Kakak kira, saat aku tidak berhubungan dengan Lily. Kau?." Qabel menghentikan ucapannya, dia melihat ke arah pintu. disana Ibu kami, Nyonya Choon-hee yang cantik jelita datang membawakan camilan.     

"Mom?." Kata Qabel pelan.     

"Apakah Mommy mengganggu waktu kalian?." Tanya ibuku itu.     

"Tidak Mom, Lebih tepatnya. Ya.. kami sedikit berbicara hal serius, tapi tidak terlalu penting juga. Ada apa Mom?." Qabel terlihat' gugup, aku tebak bahwa dia belum mengatakan rencana pernikahan bodoh yang akan dia lakukan itu? Pasti! Karena jika dia sudah mengatakan pada Mommy dan Daddy, tidak mungkin kedua orangtuaku masih bersikap santai-santai saja. mereka pasti sudah sibuk mempersiapkan ini dan itu.     

Walaupun mungkin mereka bingung, kenapa Qabel memilih menikah tiba-tiba, tapi bagi kedua orangtua yang percaya tentang cinta. Mereka hanya akan berpikir bahwa Qabel jatuh cinta, dan menikah karena cinta. Ya.. sependek itu jalan pikiran kedua orangtuaku pastinya.     

"Bagus kalau kalian tidak sibuk, Mommy ingin membicarakan beberapa hal sebenarnya. Apakah kalian punya waktu? Kita bisa sambil minum Teh Hangat." Katanya lagi, dia sudah masuk ke dalam dan menaruh beberapa camilan serta teko Teh di dekat sofa. aku hanya tersenyum kecil memandangi wajahnya yang tetap cantik walaupun belasan tahun aku bersamanya.     

Mungkin saat ini aku dan dia terlihat Seperti kakak dan adik, karena kami memang hampir mirip dan dia yang selalu tampil sangat muda serta elegan.     

"Tentu Mom, Kita bisa bicarakan banyak hal. Katakan saja." Qabel duduk mencari posisi yang nyaman, padahal sejak tadi kakak laki-lakiku itu bersikap aneh dan resah. dia bahkan menunggu jawaban dariku dengan posisi berdiri tanpa bergerak dari tempatnya.     

dia berdehem sebentar, Lalu menatap mata Ibuku dengan lekat.     

"Mommy berencana akan mengajak kalian semua liburan, ke suatu tempat. Liburan menyenangkan seperti keluarga pada umumnya, apakah kalian mau?." Tanya Ibuku, dia menatap mataku dan Kakakku secara bergantian. Tentu saja kami langsung mengangguk secara bersamaan.     

"Tentu Mom, kapan Mommy mau pergi? Kita bisa Mengatur jadwal pekerjaan sekalian." Qabel kembali berbicara lebih dulu, sepertinya dia memang menyembunyikan sesuatu dari ibuku. aku juga jadi bertanya-tanya, kenapa dia tidak berhubungan lagi dengan Lily? Hanya karena wanita manis itu pergi begitu saja tanpa kabar? setelah beberapa tahun ini mereka memang bersama. Saling berbagi kasih dan mencintai satu sama lain, tapi aku tidak tau bahwa Tiba-tiba saja Lily pergi dari kehidupan kakakku. Aku memang tidak terlalu bertanya banyak hal, karena bagiku itu bukan urusan penting.     

Tapi? Aku merasa Qabel dalam keadaan yang tidak baik-baik saja, dia memang terlihat tidak Terlalu perduli dengan keadaan saat ini, Terkesan Santai terkadang bercanda banyak hal denganku, melalui sambungan telepon pastinya. Ya.. Walaupun tidak sering-sering, tapi aku tau Bahwa dia memang menyembunyikan banyak kesedihan, yang mungkin tidak pernah dia bagi denganku atau kedua orangtuaku.     

"Mommy berniat mengajak kalian Naik gunung, Salah satu gunung yang mungkin tidak terlalu tinggi. Tapi sangat bagus dan bisa menambah banyak kesan kekeluargaan di hubungan kita ini, aku tau bahwa selama ini kita sibuk pada urusan masing-masing, kalian juga sibuk mengejar karier dan kehidupan yang lebih baik. Tapi Mommy Benar-benar ingin merasakan kehangatan bersama kalian lagi, Saling berbagi banyak hal. Cerita dan keseruan lainnya, Mendaki sepertinya hal yang tepat. Bagaimana?." Tanya Ibuku sekali lagi, dia menuangkan Teh ke dalam cangkir kami masing-masing dan hal itu membuatku terasa Benar-benar kembali ke rumah, ke tempat yang selalu memberikan kehangatan bagi hatiku dan tubuhku. Ya.. sebab rumah sesungguhnya adalah keluarga, kehangatan paling banyak adalah senyum ibuku.     

"Apakah Mommy sudah membicarakan pada Daddy?." Tanyaku pelan, sambil mengambil gelas teh dan menyesap isi di dalamnya.     

"Sudah, Kami sudah rencanakan ini dari beberapa Minggu yang lalu. jadi karena Semuanya sudah berkumpul bersama dan Mommy rasa kita juga sudah lama tidak Liburan, apa salahnya kita pergi berlibur dengan rasa yang berbeda? Pasti menyenangkan. Kita akan melihat kehidupan yang lebih indah di atas gunung, Oke?." Ibuku merasa senang sekali, terlihat bagaimana tatapan matanya yang begitu berantusias pada perjalanan kali ini, Dan aku tidak mungkin menghancurkan keinginan terdalamnya.     

"Kita akan berangkat Mom, Aku senang dengan rencana yang Mommy inginkan. Semuanya pasti akan mendapatkan momen baru, Terimakasih Mom. Karena sudah rencanakan perjalanan yang mungkin tidak akan kita dapatkan lagi, Kita terlalu lama sibuk dengan kehidupan lain, hingga lupa pada kehangatan Keluarga." Qabel memegang tangan ibuku, dia memeluknya dan mencium keningnya beberapa kali.     

aku hanya diam saja, sibuk berpikir tentang banyak hal. Ya.. hal-hal yang tidak penting sebenarnya.     

"Baiklah kalau begitu, ayo minum Tehnya lagi. Mommy sengaja membuatkan teh kesukaan Kalian. Siang ini memang cukup hangat, Tapi tidak ada salahnya minum Teh." Dia tertawa kecil, masih berusaha memegang tanganku dan beberapa kali ingin memeluk diriku, aku yang tau keinginan hatinya. Langsung memeluknya, hangat! Aku jadi ingin berlama-lama berada di dalam pelukannya.     

Tempat pulang, tempat kembali.. adalah berada di dalam lingkungan keluarga. Kenapa aku lupa akan hal seperti ini?.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.