Hasrat Wanita Bayaran

One day~ Lagu dari Qabel untuk Lily



One day~ Lagu dari Qabel untuk Lily

Qabel terbangun tengah malam, Dia melihat ke sekeliling dan hanya bisa terdiam. Matanya kembali menatap langit-langit kamarnya, lalu dia mendesah pelan. Dia mencoba untuk bangun, namun tangannya di tahan oleh Zurich yang menang tidak tidur, hanya memejamkan mata untuk menenangkan pikiran.     

"Mau kemana?." Tanya Zurich pada anak laki-laki itu.     

"Aku rindu Lily, apakah Paman bisa menelpon Lily?." Satu pertanyaan dari Qabel Membuat Zurich bingung, namun dia hanya mengangguk dan langsung mengeluarkan handphone dari balik kantung. Dia melirik sebentar ke arah Lita yang masih tertidur memeluk Queen.     

Zurich mencari nomor Violet, melihat ke arah jam tangannya. Masih sore di belahan dunia lain, Tempat Violet dan anaknya berada. Setelah itu dia melakukan panggilan, menunggu beberapa saat hingga nomor tersebut di angkat.     

[Halo Zurich? ada apa?.] Daniel yang menjawab teleponnya, dia melirik ke arah Qabel yang sudah menatap dengan penuh harap.     

"kau sedang dimana? apakah kalian sibuk? Dimana Lily?." Tanya Zurich tanpa basa-basi.     

[Kami ada Di rumah, Violet sedang ke kamar mandi dan Lily ada di sampingku. Sedang mendengarkan lagu, kenapa?.] Daniel terdengar sedikit khawatir.     

"Bolehkah aku melakukan panggilan video Call? Qabel menanyakan tentang Lily, Dia sepertinya merindukan anak perempuanmu." Zurich berkata jujur lagi, dia menatap mata Qabel yang hanya terdiam tanpa ekspresi.     

[Tentu.] Kata Daniel yang sudah mengalihkan panggilan berupa Video call.     

"Ini, Qabel." kata Zurich yang sudah memberikan Telepon itu ke tangan Qabel, Anak laki-laki tersebut langsung menerimanya dengan baik. Dia menatap ke layar handphone yang saat ini menampilkan wajah Daniel.     

[Hai Qabel? Ada apa? Kau merindukan Lily?] tanya Daniel.     

"Aku rindu Lily, apakah kita bisa bertemu?." Tanya Qabel dengan suara pelan.     

Tak lama Wajah Lily terlihat, anak kecil itu hanya bisa menatap tanpa benar-benar melihat. Saat Daniel berbisik di telinganya, yang mengatakan bahwa itu adalah Qabel. raut wajah anak perempuan itu langsung berubah senang.     

[Kakak!!!.] Lily terpekik dengan sangat kencang, Qabel langsung tersenyum dengan manis.     

"Lily apa kabar? kenapa tidak pernah menelpon kakak, kau tau? aku rindu." Ucapan Qabel benar-benar Seperti anak dewasa yang sedang jatuh cinta, Zurich ingin Tertawa kencang melihat dan mendengar hal tersebut.     

[Aku rindu kakak, tapi kita memang tidak bisa bertemu. Lily harus berobat untuk sembuh, bagaimana kabar kakak? Lily tidak baik, mata Lily selalu sakit, kepala Lily juga.. Ahhh! Rasanya seperti di tusuk-tusuk]     

Ucapan Lily membuat Qabel Terdiam, lalu tak lama dia mencoba untuk menanyakan sesuatu.     

"Lily suka lagu apa? Apa yang membuatmu tidak sakit lagi?." pertanyaan sederhana dari seorang anak kecil yang sedang jatuh cinta, cinta pertama adalah hal yang menyenangkan. dan Zurich tidak bisa lakukan apapun saat ternyata cinta pertama Qabel adalah Wanita kecil yang umurnya terpaut 6 tahun, dan anak itu benar-benar belum tau apa-apa.     

[Tidak pasti, aku suka semua lagu yang menenangkan. Kata Daddy, Lagu-lagu bisa membuat kita lebih nyaman dan lebih baik.] Jawaban dari Lily hanya dia tanggapi dengan tatapan datar dari Qabel, sepertinya anak laki-laki itu sedang berpikir. Ya.. berpikir tentang banyak hal yang mungkin saja akan dia bicarakan dengan Lily.     

"Lily mau dengarkan kakak menyanyi? ada satu lagu yang bagus." Ujar Qabel, Zurich yang mendengar hal itu langsung mengambil handphone Lita dan mencoba untuk merekam keadaan saat ini, Terlihat romantis dan manis.     

[Tentu, apa itu.. Lily akan dengarkan sampai habis.] Ujar anak perempuan yang sudah sangat bersemangat. Kedua orang dewasa yang ada di samping mereka hanya bisa diam tanpa mengeluarkan suara apapun.     

"Ini lagu yang cukup lama, Judulnya One day. Di bawakan oleh salah satu penyanyi terkenal Arash feat Helena. Lagunya sangat indah, aku sering mendengarkan ini." Ujar Qabel yang sudah memberitahu pada Lily, anak kecil itu benar-benar merasa tertarik.     

~~~~     

Lal la lal la la la la la     

Lal la lal la ra ra ra ra     

Lal la lal la ra la la ra     

Bisa kulihat pagi penuh cahaya     

Sabarlah     

Kulihat masa depan cerah untukmu     

Aku masih sayang padamu     

Meski aku jauh darimu     

Kelak aku akan terbang jauh     

Kelak saat langit memanggil namaku     

'Ku berbaring, kupejamkan matamu di saat malam     

Bisa kulihat pagi penuh cahaya     

Kelak aku kan terbang jauh     

Kelak aku kan melihat matamu lagi     

'Ku berbaring, kupejamkan mataku di saat malam     

Bisa kulihat pagi penuh cahaya.     

Pagi penuh cahaya     

Aku masih cinta padamu     

Jangan katakan sudah terlambat bagiku     

Kelak perpisahan ini     

Kan berakhir     

Aku gelisah     

Tanpamu     

Aku sangat gelisah     

Tanpamu     

Ke manapun kupergi     

Aku kan selalu mencintaimu     

Kelak aku kan terbang jauh     

Kelak saat langit memanggil namaku     

'Ku berbaring, kupejamkan matamu di saat malam     

Bisa kulihat pagi penuh cahaya     

Kelak aku kan terbang jauh     

Kelak aku kan melihat matamu lagi     

'Ku berbaring, kupejamkan mataku di saat malam     

Bisa kulihat pagi penuh cahaya.     

~~~~~     

[Apakah lagu ini memiliki makna yang indah? Aku sedih mendengarkannya.] Lily berkata sangat jujur, saat lagu itu berakhir dengan pelan.     

"Diceritakan bahwa, kelak suatu hari nanti mereka akan bertemu di suatu tempat yang jauh. Bahwa aku yang menyanyikan ini percaya Bahwa suatu hari nanti akan bertemu kembali pada cinta yang telah terpisah jarak sangat jauh." Ucapan Qabel membuat Zurich menelan ludahnya susah payah, dia jadi teringat Bella dan anak yang ada di dalam kandungan wanita itu. apakah mereka akan bertemu lagi? di suatu tempat?     

[Jadi kita akan bertemu lagi? kakak, setelah aku sembuh nanti. kita akan bertemu kan?.] Pertanyaan Lily sekali lagi membuat suasana dalam kamar itu begitu hening.     

"Tentu, kita akan bertemu lagi. Lily harus sehat dan kuat ya." Ujar Qabel dengan senyum yang manis, walaupun wanita di dalam itu tidak benar-benar bisa melihatnya.     

[Ya.. Lily akan sembuh, kita akan bertemu lagi dan kita akan bersama-sama lagi. Lily akan mencoba untuk menahan rasa sakitnya, Apakah kita bisa bertelponan seperti ini terus? aku rasa, Mendengar suara kakak lebih jauh menenangkan dari sebuah lagu. Daddy? Apakah aku dan kakak Qabel boleh bertelponan terus?.] Pertanyaan itu ternyata di akukan Lily pada ayahnya sendiri.     

[Tentu boleh, Tapi akan di tentukan waktunya oke? karena Lily juga harus banyak-banyak istirahat. Sehari hanya boleh sekali saja, bagaimana?.] terdengar suara Daniel di seberang sana.     

[Oke Daddy, oke kakak?.] Tanya Lily pada Qabel.     

"Tentu, Kalau Begitu Lily istirahat lagi Ya. kakak juga mau kembali tidur, Sampai jumpa Lily." Kata Qabel.     

[Sampai jumpa kakak.. Sayang kakak.]     

"Sayang Lily."     

Latar berubah gelap dan semuanya terasa hening kembali, Zurich mengambil handphone dari tangan Qabel dan melihat Wajah anak laki-laki itu.     

"Apa? apakah kau butuh sesuatu lagi?." Zurich tau tatapan mata Qabel saat ini.     

"Bolehkah aku meminta handphone? Paman, bisakah belikan aku handphone? tapi jangan beritahu Daddy. Aku janji, Handphone hanya untuk menelpon Lily saja." Ucapan Qabel membuat Zurich Tersenyum kecil, lalu dia mengangguk mengiyakan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.