Hasrat Wanita Bayaran

Mommy yang marah-marah.



Mommy yang marah-marah.

0Maylisa dan Leonardo.     

Tak beberapa lama Leonardo melepaskan ciumannya dari bibir wanita di depannya. Maylisa menghela nafasnya perlahan lalu mengelap bibirnya dengan gerakan lembut. entah kenapa nalurinya berkata bahwa semua ini harus di hentikan sebelum terlalu jauh, wanita itu menundukkan wajahnya. lalu menelan ludah susah payah ketika detak jantungnya sendiri terdengar cepat di telinganya..     

Dering ponsel membuat mereka semakin memberikan jarak satu sama lain, Leonardo melihat ke arah Ponselnya. lalu mulai mengangkat panggilan tersebut.     

"Halo Mom? Ada apa?." Tanya Leonardo yang hanya bertanya dengan nada pelan.     

"Sedang apa kau di taman Nak? Bersama dengan wanita polos yang kau paksa berciuman?." Pertanyaan dari ibunya membuat Leonardo terhantam banyak kenyataan, dia menengok ke arah Maylisa yang hanya diam saja. Lalu dia melihat ke sekeliling, apakah ada mata-mata? batinnya bingung.     

"Maaf Mom, aku tidak mengerti." Kata Leonardo Berusaha berbohong.     

"Jangan mengelak anakku, jika kau mau merusak anak gadis itu. Maka Mommy akan membuatmu menyesal. Ingat! Wanita itu dijaga! Jangan kau paksa jika dia tidak suka. Jangan buat Mommy marah, Mommy tidak suka saat kau sibuk berkencan dengan Wanita, sibuk saja mengurus masa depanmu. Wanita masih bisa menunggu, Sekarang kembali ke kamar asrama atau Mommy akan pecat kau sebagai anak Mommy." Kata Choon-Hee di seberang telepon sana.     

"Mom? mana ada ibu memecat anaknya sendiri!." Leonardo sudah mulai merajuk, Membuat Maylisa menengok ke arahnya dan menaikan sebelah alisnya penasaran.     

"Ada, Mommy akan buat kau di pecat. Dengarkan kata-kata Mommy, jangan membantah lagi. Pulangkan Gadis itu ke kamarnya. Jangan masuk ke kamarnya, langsung kembali ke kamarmu. awas saja sampai mommy lihat kau nakal lagi." Choon-Hee mengancam anaknya dengan tegas, Leonardo yang mendengar hal tersebut hanya mendesah nafasnya kasar, dia memilih untuk mematikan sambungan telepon dan menatap Maylisa yang juga menatap matanya.     

"Apa?." Tanya Maylisa yang sudah bertanya-tanya dalam otak kecilnya.     

Leonardo tidak menjawab, dia malah kembali mencium bibir Maylisa dengan cukup kasar. Beberapa saat mereka benar-benar berciuman lagi, tak lama Leonardo melepaskan ciuman tersebut dan mereka bertatapan kembali.     

"Kenapa kau mencium bibirku, lagi?." Tanya Maylisa, setelah beberapa saat tidak ada percakapan diantara mereka.     

Leonardo menengok dan menatap mata wanita itu cukup lama, Mereka bertatapan tanpa ada yang mau berbicara lebih lanjut.     

"Apakah aku tidak boleh mencium bibirmu, Lagi?." Tanya Leon, Mendengar hal tersebut Maylisa langsung berdecih pelan karena lelaki itu malah Bertanya balik.     

"Tidak!." Kata Maylisa pada akhirnya.     

"Kenapa?." Tanya Leon lagi.     

"Karena aku tidak suka di cium-cium. memangnya apa lagi!? Kau harus ijin padaku jika mau mencium diriku lagi, kau tau? Aku tidak suka saat kau bertindak memaksa." Maylisa menggeser tubuh lelaki di sampingnya sedikit ke belakang, membuat Leon hampir jatuh. namun untungnya tangan lelaki itu lebih dulu memegang sanggahan bangku.     

"Kau lucu, kau bilang tidak suka. Tapi kau menikmatinya.. katakan padaku, apakah kau senang mendapatkan ciuman dariku? setelah sekian lama ini. Kau suka di paksa, saat kau di paksa. Maka wajahmu akan memerah dan nafas hangat dari bibirmu itu membuatku meremang hebat." Leon terlalu percaya diri, Maylisa yang mendengar ungkapan darinya hanya bisa meremas ujung keningnya yang mendadak pening.     

Kenapa wanita ini bisa menemukan Senior aneh yang sangat mesum begini? Kenapa juga Maylisa bisa diam saja? tidak berteriak? tidak berkata apa-apa selain menahan malu.. maksudnya, dia menolak. Namun lihat bagaimana saat dia menolak dan lelaki itu malah semakin agresif. Seperti pemangsa yang sangat mengerikan.     

Apakah Maylisa bisa sedikit mengoreksi kata-kata lelaki di depannya ini? Jadi begini, Maylisa.. Junior cantik yang sangat menggemaskan? apakah kau senang senior cium?. apakah Kata-kata itu pantas di ucapkan? Tidak Juga!!! Kenapa Harus?     

Ck! Menyebalkan sekali, Maylisa jadi sedikit jijik membayangkan jika Seniornya itu mengatakan hal yang sangat memalukan seperti tadi.     

Untung saja disini sepi, setidaknya mereka bisa berciuman hingga kehabisan nafas. Maylisa akui bahwa lelaki di depannya sangat pandai berciuman, hebat, panas, dan seksi.. siapa yang dia meremang saat di hadapkan dengan makhluk Tuhan paling seksi?     

"Jangan terlalu berani Senior terhormat, anda dan saya hanya dua orang yang sebaiknya tidak berdua-duaan begini. apakah anda tidak takut bahwa ada yang melihat kita dan membicarakan Kita dengan sangat tidak pantas? aku masih sayang pada nama baikku. Lagipula kau itu kaya raya dan sangat tampan, aku ini hanya wanita miskin yang Mungkin saja akan di bicarakan sebagai wanita murahan." Ujar Maylisa sedikit risih, karena mau bagaimanapun Kesadarannya sekarang sudah cukup baik, untuk terbebas dari pelukan lelaki tampan yang bertindak Seperti iblis.     

"Jangan merajuk begitu, aku tau apa yang aku lakukan sekarang dan aku sudah memastikan tidak akan ada yang melihat kita. jangan takut, aku sangat menyukai dirimu, tentu saja aku akan menjaga nama baikmu, Maylisa.. Tenang saja. Kenapa kau harus takut? aku bisa Berikan apapun padamu. Aku bisa berikan hatiku, dan tubuhku." Leon mengelus pelan rambut wanita yang sudah memerah itu, wajahnya benar-benar seperti kepiting rebus yang siap di santap.. Ya.. santapan lezat di malam hari, jika saja dia tidak mendengar ucapan Ibunya tadi. sialan!.     

"Kenapa Anda bersikap baik padaku? Jangan bersikap baik pada seseorang yang mungkin bisa membunuh dirimu disini. Aku mungkin wanita biasa saja, tapi kau tidak benar-benar tau siapa diriku," Maylisa menatap langit malam, membiarkan saja Leon terus mengelus rambutnya.     

"Kenapa aku harus tidak bersikap baik? Kau terlalu manis untuk aku lupakan, dan kau terlalu lugu untuk aku sia-siakan. Apakah kau merasa aku hanya main-main? Jangan Bercanda, aku tidak pernah main-main jika sudah membagi waktuku yang sibuk ini, hanya untuk bertemu denganmu dan melihatmu disini. Aku tidak takut padamu, wanita memang bisa menjadi sangat agresif, tapi apakah kau tau? bahwa wanita yang agresif adalah hal yang sangat aku sukai?     

Bagaimana jika ternyata, semakin kau agresif, semakin aku panas dingin dan siap menerkam dirimu ke atas tempat tidur?." Leon berkata dengan serius, hal itu membuat jantung Maylisa tiba-tiba berdetak dengan cepat.     

"Jangan berbicara lagi padaku, jangan berikan aku waktu berharga milikmu, Jika pada akhirnya kau hanya menjadikan aku pilihan, aku ini punya hati. Mau seberapa kuat aku menahannya, pada akhirnya aku akan berharap. Jangan! aku mohon, Kau sangat tampan dan kaya raya. Jika kau Mencari wanita yang bisa melakukan adegan sex dengan dirimu. cari saja yang lebih baik dari aku, karena aku masih punya harga diri. Hartamu tidak akan bisa membeli diriku Tuan Leonardo yang terhormat." Ungkap Maylisa tidak kalah serius.     

Leon terdiam, hanya terdengar suara helaan nafas dan juga tangannya yang sudah berhenti mengelus rambut wanita itu.     

Dia jadi berpikir, kenapa wanita suka sekali mengancam? padahal sejak tadi dia hanya bercanda saja. Maksudnya, dia hanya ingin suasana malam itu tidak terlalu menegangkan, kenapa juga harus jadi begini.?     

"Apakah kau berharap sesuatu?." Tanya Leon, dan Pertanyaan itu membuat Maylisa langsung menengok. lalu menatap mata lelaki itu dengan tatapan kesal.     

"Kau pikir aku ini batu? Yang tidak akan merasakan perasaan nyaman, jika di perlakukan layaknya seorang Ratu? Apakah kau pikir aku ini tidak punya hati? jadi kau bisa Permainkan dengan mudah?. Kau datang dan pergi sesuka hatimu, kau pikir mudah bagiku baik-baik saja? sudah berapa kali kau datang, lalu kau pergi. Kau berkencan dengan banyak wanita, lalu kau datang lagi padaku. mencium bibirku, lalu kau pergi lagi. Hei! Kau pikir, Karena uang yang kau miliki sangat banyak. Kau bisa sesuka hati mempermainkan diriku!? jangan bercanda! aku bisa merusak hatimu jika aku mau, Aku bisa patahkan harapan yang kau miliki, jika aku mau. Jadi.. Jangan buat aku melakukan hal yang mungkin tidak akan Jay pikirkan lebih jauh.     

Leonardo.. Aku ini wanita, yang seharusnya mendapatkan kehormatan! yang lebih tepatnya tidak kau permainkan sesuka hatimu. Jika kau anggap aku ini murahan! lebih baik kau menjauh. sebelum aku mencekik lehermu itu dan membuatmu mati kehabisan nafas. Kau mau itu?." Tanya Maylisa balik, dan Lelaki di depannya tersebut langsung berpaling memandang arah lain.     

Dia memegang Lehernya sendiri, ya.. Leon merasa merinding mendengar ucapan Maylisa yang sangat menyeramkan baginya.     

Bagus! Bagus Maylisa! kau membalik keadaan sekarang, Kau harus tau apakah Leon punya sedikit hati padamu, saat kau mengetahui hal itu. maka kau benar-benar akan punya senjata mematikan setelah ini.     

"Aku.. aku tidak bermaksud mempermainkan hatimu, aku hanya senang berada di dekatmu dan aku senang mencium bibirmu. tubuhmu seperti candu dan harum di rambutmu membuatku hilang arah.. apakah aku salah jika terobsesi dengan semua yang ada di dalam dirimu? Aku tidak mau menjadikan kau wanita murahan, aku tidak mau membuatmu jadi wanita yang bisa aku permainkan. Tidak.. aku serius." Pertanyaan di balas dengan Pertanyaan. itulah yang selalu Leon lakukan, Maylisa hanya bisa terdiam..     

Dengan seluruh keberanian yang ada, Maylisa mengecup leher Leon Dengan lembut. bulu kuduk lelaki itu langsung meremang hebat, Leon bahkan sudah menahan nafasnya sebentar. karena kecupan dari Bibir Maylisa terasa sangat hangat dan basah.     

wanita itu melihat bagaimana reaksi tubuh Leon terhadap sentuhannya. bibirnya tersenyum kecil karena dirinya sudah berada satu langkah di depan Leon. tubuh lelaki, ada di bawah kendali Maylisa saat ini.     

Ya.. Jika lelaki itu berpikir bisa mempermainkan Maylisa, dia salah! Leon salah besar. Karena disini yang akan memegang kendali adalah Maylisa! ya.. Maylisa akan buat lelaki itu jatuh hati hingga dia tidak mampu melepaskan perasaan yang telah membunuhnya.     

Siapa peduli tentang keinginan Leon yang sebenarnya, jika Leon sudah jatuh cinta nantinya. Maka Maylisa lebih mudah menghancurkan lelaki itu luar dalam.     

Maylisa Terus mengecupnya dan memberikan tanda merah basah di leher tersebut, dia tidak tau belajar dari mana dirinya melakukan hal ini. ini seperti sebuah naluri yang bekerja sangat aktif di pikirannya saat ini. Ya.. Naluri untuk bertahan hidup.     

Leon kembali memeluk pinggang Maylisa, kini giliran lelaki itu yang mengecup leher wanitannya dan menghisap dengan kasar. Maylisa tersentak kaget, karena gelenyar aneh di tubuhnya seperti meminta kepuasan.     

Sekali lagi Leon menarik pinggang Maylisa agar lebih dekat, lalu membuat wanita itu terjatuh di atas lantai. di bawah kegelapan malam dan hanya remang-remang rembulan, Matanya menatap mata lawannya yang cukup berhasrat.     

Leon mengelus Sebentar pipi Maylisa lalu mencium inci demi inci, memastikan wanita itu merasakan sensasi terbakar dan juga menggila di malam ini.     

Maylisa pasrah, dia membiarkan saja tubuhnya di kendalikan oleh Raja iblis yang berhasil meruntuhkan pertahanan diri. dia tidak tau kemana perginya para leluhur di saat seperti ini, kemana perginya akal sehat? kemana perginya harga diri? kenapa mereka membiarkan saja Maylisa di lecehkan. bahkan mereka membiarkan saja dia di bawah kendali Leonardo. Sebenarnya ada apa? kenapa setiap di sisi lelaki itu, Maylisa merasa bahwa akal sehatnya menghilang.. ah lebih tepatnya, setiap dia berada di bawah pelukan laki-laki itu. dia memang sudah tidak punya akal sehat. Ya.. Maylisa akui itu.     

"apakah aku boleh menyentuh dirimu lebih dari ini? Aku ingin melihat tubuh indah yang di lapisi kain tebal ini. bagaimana Maylisa?." Pertanyaan serak dari suara Leon membuat wanita di bawahnya hilang arah. Maylisa hm bahkan sudah mengangguk pelan, Dan hal itu membuat Sang Senior Langsung mencium bibirnya dengan sangat kasar...     

Maylisa mendesah, mendesah di dalam ciuman yang di buat oleh Leon. Bahkan dia Sudah meremas rambut lelaki di atasnya dengan kencang.. Membiarkan Leon menjelajahi bibirnya dan rongga mulutnya.     

Leon merobek tali belakang yang membuat gaun tidur Maylisa langsung terbuka lebar, angin dingin memasuki setiap jengkal kulit wanita itu..dia tidak merasa dingin karena angin, tapi merasa dingin karena tatapan mata Leon yang sekarang sudah melihat kulit mulus tersebut.     

"Cantik sekali." Kata Leon, ketika wajahnya menatap wajah Maylisa, lalu mulai menatap belahan dada yang hampir terbuka.     

Dia mengecup di sela-sela belahan yang Terbuka, Saliva basah dari bibirnya. membuat Maylisa tanpa sadar langsung mendesah pelan.     

Mereka hampir kehilangan dunia ini sedikit lagi, saat sekali lagi dering ponsel membuyarkan keindahan malam itu.     

Leon membuka Matanya, dia langsung bangun dari tubuh Maylisa. dia mengangkat teleponnya dan mulai mendengar satu teriakan yang membuatnya Hampir kehilangan nafas.     

"KAU SENTUH WANITA ITU LEBIH JAUH! MAKA MOMMY AKAN POTONG PUSAKA KESAYANGAN MILIKMU LEONARDO!!!!! kembali ke kamar sekarang!." Choon-Hee berteriak kencang, Leon langsung menutup matanya Karena takut.     

dia menatap Maylisa yang sudah membenarkan kembali gaun tidurnya, lalu dia menatap Mata Leon. "siapa?." Tanya Maylisa Khawatir.     

"Mommy, dia menyuruhku untuk melakukan sesuatu. ayo aku antar kau ke kamar." kata Leon sedikit merasa bersalah. karena dia Hampir bertindak sangat jauh pada wanita di depannya.     

"Tidak usah, aku bisa kembali sendiri. Kau kembalilah ke kamarmu, Kita punya letak Asrama yang berbeda. aku pergi lebih dulu, Selamat malam Leonardo." Maylisa buru-buru bangun dan berlari pergi dari hadapan Leon, lelaki yang di tinggalkan tersebut hanya bisa pasrah saja.     

Leon bangun dan dia dengan resah kembali ke kamarnya, ya.. Malam ini dia akan resah, Karena payudara milik Maylisa akan menghantui Pikirannya!!.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.