Hasrat Wanita Bayaran

Leonardo dan Maylisa



Leonardo dan Maylisa

****     

Hai semuanya!!! semoga hari kalian penuh kebahagiaan. Author disini! Mau kasih tau kalau cerita Hasrat Wanita Bayaran sudah akan berakhir.     

beberapa bab kedepan hanya pemanis saja, agar kalian bisa merasakan keadaan satu persatu Pemeran dalam Novel.     

Author mau berterimakasih sebanyak-banyaknya, karena sudah mau setia membaca setiap tulisan yang masih banyak kekurangan ini, hingga akhir! Rasanya senang sekali mengenal kalian, dari setiap komentar yang kalian berikan.     

Terkadang, saat author lelah. author selalu baca satu persatu komentar itu, langsung hilang rasa lelahnya heheheheh..     

Pokoknya! Kalian terbaik!     

Oh ya.. Sekuel dari novel ini akan berjudul?     

"KECANTIKAN YANG MEMBUNUHMU"     

akan membahas banyak kisah cinta dari ke-empat anak Edwards dan Choon-hee!!     

Pokonya tungguin aja, mungkin dua bulan lagi akan ada sekuelnya.     

Terimakasih Ya..     

salam sayang untuk kalian semua!!     

****     

[Kisah Cinta Leonardo, Anak ketiga dari Choon-Hee dan Edward]     

Leonardo berjalan cepat menyusuri lorong-lorong asrama , dia berinisiatif untuk menemui wanita yang dia sukai. Namanya adalah Maylisa. Padahal hanya Beberapa hari ini dirinya tidak berbicara empat mata langsung dengan wanita lugu yang membuat hatinya berdesir hebat...     

Ketika sudah sampai di depan pintu kamar wanita itu, saat itu juga Dia melihat Maylisa yang sedang ingin keluar. langkah kaki mereka sama-sama terhenti, Maylisa menundukkan wajahnya dan menyambut dengan hormat kedatangan kakak seniornya itu.     

Dalam hati Leonardo bertanya-tanya, kenapa Wanita bisa mudah sekali berubah-ubah. dia terkadang sangat lugu dan manis, dan terkadang juga sangat kasar dan jahat. Leon tidak mengerti isi hati seorang perempuan, katanya hal-hal Seperti itu memang terjadi jika terlalu sering sendirian..     

"Kau ingin pergi kemana Maylisa?." Tanya Leon dengan suara yang begitu lembut, wanita itu masih menundukkan wajahnya.     

"Ke dapur Kakak, aku ingin membuat Makanan manis. apakah ada yang bisa aku bantu? Hingga membuat kau datang jauh-jauh kemari." Ucapan Maylisa terlalu datar, membuat Leonardo menghela nafasnya pelan.     

"Tinggalkan kami." Perintah Leon pada seorang Pelayan yang ada di dekat Mereka , tapi pelayan tetap diam di tempat. Beberapa saat Maylisa melihat ke arah mereka dan mengangguk agar mereka pergi.     

"Maafkan aku jika dia mengusik dirimu, ada apa?." Ujar Maylisa lagi dengan suara yang sangat lembut.     

"Tidak masalah, aku senang bahwa ada orang dekat di sekitarmu. Bisakah kita ke salah satu taman? Minum teh bersama, hanya kita berdua saja." Ajakan Leonardo hanya di balas senyuman oleh Maylisa.     

"Apakah kita perlu memanggil pelayan lagi? Mengingat bahwa kita Tidak mungkin Membawa teh sendiri dari dapur." Ucapan Maylisa membuat Leonardo Tertawa, padahal wanita itu tidak berniat untuk membuat lelucon.     

"Tidak usah, Aku sudah siapkan.. Mari ikut denganku." Leonardo ingin memegang tangan Maylisa, tapi wanita itu lebih dulu berjalan dengan gerakan anggun. Hal itu cukup mencungkil harga diri Leonardo, tapi dia tetap berwibawa dan berpikir Bahwa itu hanya penolakan secara tidak sengaja. Ya, sedikit berpikir positif..     

Langkah kaki mereka terasa hening, Tidak ada suara yang terdengar hingga mereka sampai di salah satu taman yang sangat sepi, Entah kenapa Leonardo memilih taman paling belakang di kerajaan. Hanya untuk minum teh? Taman ini menghadap langsung ke arah hutan, Hutan yang daunnya sudah berguguran..     

Matahari telah hilang dan di gantikan awan kelabu yang cukup gelap, Lentera telah di pasang di beberapa sudut kerajaan. walaupun memang penerangan cukup banyak, suasana tetap terasa sepi dan menyeramkan.     

Karena memang asrama sekolah mereka benar-benar luas dan sangat besar, Mereka punya masing-masing kamar yang berisikan fasilitas lengkap. Belum lagi salah satu pelayan yang siap menemani kemanapun.     

Maylisa tetap tegar dan tidak berpikir macam-macam, walaupun dalam hatinya bertanya-tanya apa yang membuat Leonardo membawanya kemari. Bahkan tanpa pelayan dan Pengawal si sekitarnya? Karena yang wanita itu tau, Leonardo adalah senior kaya raya. Keluarganya punya saham atas sekolah ini, Jadi kenapa Leonardo Benar-benar sendirian? Tapi Maylisa tidak mengeluarkan suara sama sekali, apalagi Bertanya hal bodoh.     

Di dalam otaknya dia hanya ingin mengetahui sesuatu yang mungkin bisa di jadikan senjata, apakah sekarang rencana Leonardo untuk melakukan hal jahat? Entahlah.. Maylisa berharap Semuanya tidak terlalu menyakitkan.     

Kenapa sekarang Wanita itu jadi berpikir semua orang akan menyakitinya? Tentu saja otak kecilnya itu berpikir demikian, karena dia sudah terlalu sakit hati dengan sikap semua orang.     

Hanya karena apa? hanya karena dia datang dari keluarga sederhana, dan yang lainnya? dari keluarga kaya raya. itu kenapa selama ini Maylisa di kucilkan.     

.Siapa yang tak menginginkan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya. Maka tak heran, jika menggelontorkan uang dalam jumlah banyak pun adakalanya tak segan untuk dilakukan para orang tua. Tujuannya satu, menempatkan sang anak di sekolah terbaik, bukan saja dari segi kualitas tetapi juga fasilitas. Untuk kaitannya dengan ini, mungkin tak berlebihan jika kita menyebutnya sebagai sekolah mewah.     

Memiliki fasilitas lengkap menyerupai hotel, Berenice Douglas School menarik perhatian, karena memiliki bangunan yang sangat megah. Untuk urusan fasilitas, tak perlu ditanyakan lagi. Jangankan cuma lapangan satu dan lainnya, disini juga ada cafe dan klinik. memiliki asrama. Fasilitasnya pun lengkap. Bukan saja disediakan TV, siswa juga memiliki AC, kulkas, tempat tidur, lemari dan banyak lagi.     

posisinya sebagai sekolah bertaraf Internasional. Selain bus khusus untuk antar jemput, jika memang ada yang tidak mau tinggal di asrama. Itu belum termasuk kolam renang, lapangan futsal, lapangan tenis, ruangan laundry dan chef profesional untuk menyajikan makanan dengan kualitas dan gizi yang baik.     

sekolah ini menggunakan sistem multi age. Yakni, dalam satu kelas terdapat dua grade sekaligus dan belajar bersama. Selain itu, High Scope mengambil referensi pengajaran dari Amerika Serikat dengan sistem bilingual. Sementara, kurikulum yang digunakan adalah cambrigde dan konten nasional.     

Maylisa berdiri di depan Sebuah Paviliun, Terdapat banyak bunga melati yang yang ada di sekitar, membuat aroma harum yang cukup menenangkan. di tengah-tengah sudah ada meja dan kursi yang tertata rapih, Dengan teko cantik berisi teh pastinya. dan juga cemilan yang bisa membuat perut kenyang.     

"Mari, kira duduk dan berbicara." Kata Leonardo, lelaki Itusudah menarik tangan Maylisa dan menggenggam dengan erat. membuat wanita itu tidak bisa lagi melepaskan genggaman tangannya.     

Maylisa di berikan tempat duduk Yang sedikit memojok, lalu Leonardo duduk di sampingnya. Wanita itu tidak mengerti kenapa Lelaki tersebut duduk di samping, bukan di depannya.     

"Minumlah, aku membuatkan teh khusus untukmu." Kata lelaki itu lagi, Leonardo menyangka teh tersebut ke dalam gelas keramik yang cantik, aroma teh hitam dengan campuran tumbuh-tumbuhan, membuat penciuman Maylisa sedikit tenang.     

"Kau membuat semua ini? kenapa repot-repot kakak?." Tanya Maylisa dengan suara serak, Tidak mau terlalu percaya pada Leonardo sekarang.     

"Repot? tidak..." Sebelum Leonardo menjawab lagi, Dia sudah lebih dulu menuangkan teh ke gelas lain dan meminumnya dengan sekali gerakan. "Silangkan di minum." Leon kembali menyuruh Maylisa meminum teh tersebut.     

dia mengambil gelas teh, melihat sebentar ke arah warna teh yang cukup hitam namun aromanya lezat. Dengan sekali gerakan dia meminumnya, merasakan sensasi hangat dan juga segar di dalam tenggorokan.     

"Apakah banyak orang yang mengusik dirimu hari ini?." Tanya Leonardo.     

"Seperti biasa, aku akan membiasakan diri dengan semua itu." Kata Maylisa dengan suara yang sudah mau menangis.     

"Apakah kau mau pindah saja? aku bisa memberikan sekolah yang lebih bagi dari ini." Ujar Leon dengan serius.     

"Jangan, jangan terlalu baik padaku." Kata Maylisa lagi.     

"Kenapa? aku menyukai dirimu, sejak awal aku suka padamu Maylisa!." Leonardo berkata dengan sangat jujur.     

"Jangan bersikap terlalu baik padaku, Karena aku tidak mau hatiku salah paham. Sebab pada akhirnya, kau hanya menjadikan aku pilihan. Bukan Tujuan. Kau kaya raya, kau akan menikah dan memiliki kekasih yang juga kaya raya! Aku tau, wanita seperti diriku hanya akan jadi benalu. kenapa kau tidak paham juga? kenapa kau tidak tau? kasta kita berbeda?." Maylisa meminum sekali lagi Teh yang masih terasa hangat.     

"Aku tidak pernah ingin menjadikan dirimu pilihan. aku menyukai dirimu! aku bersumpah! aku jatuh cinta hingga rasanya ingin mati! apakah kau tidak mau melihat bagaimana sikapku padamu selama ini? bahkan aku sudah katakan semua perasaanku pada ibu dan ayahku, mereka tidak keberatan, Mereka mau mau saja menantunya dari kalangan biasa saja." Leonardo masih mencoba untuk meyakinkan wanita di sampingnya..     

"Leon? Kita ini masih sekolah, kita tidak bisa memikirkan tentang pernikahan dan segalanya." Maylisa sudah mau bangun dari tempatnya. tapi Leonardo lebih dulu menahan wanita itu.     

"Baiklah, tapi? bolehkah aku mencium bibirmu lagi? aku rindu." Leonardo berkata seperti anak kecil, dia meminta ciuman seperti meminta permen.     

"Baiklah, sekali saja. setelah ini aku mau kembali ke kamar, besok ada ujian." Ujar Maylisa yang sudah sangat gemas sekali pada lelaki di sampingnya.     

"Oke, Tapi ciuman panjang!." Leonardo berkata dengan Bersemangat.     

Tak lama Lentera di paviliun ini mati, Hanya ada kegelapan dan sinar rembulan yang samar-samar. Maylisa merasakan bibir manis Leonardo yang sudah menjilat dengan lembut, Kepalanya terasa begitu berat dan Nafasnya tidak beraturan.     

Di malam yang dingin ini, kenapa Tubuhnya malah panas? Kenapa otaknya mendadak buntu lagi?.     

Lumatan basah dan nafas hangat dari Leonardo membuat Maylisa terlena, Ketika ciuman itu benar-benar merontokkan segala kesadaran. tidak akan ada yang tau jika Mereka berdua sedang berciuman disini, Tempat paling tersembunyi dan gelap.. Leonardo memang sialan, dia sangat tau tempat yang tidak mungkin di temui oleh orang lain.     

Dua anak remaja yang baru merasakan jatuh cinta, dua anak remaja yang entah apakah akan selalu bisa bersama.. Mereka terus berciuman sampai tidak memperhatikan sekitar.     

Padahal dari kejauhan, Choon-Hee dan Edward memperhatikan melalui salah satu Cctv di dekat lampu, Mereka yang melihat kelakuan anaknya, hanya bisa mendesah pasrah. Anaknya itu sudah remaja, sudah berani mencium seorang gadis...     

"Apakah kita perlu meneleponnya?." Tanya Edwards, saat melihat Leonardo hampir menyentuh buah dada wanita remaja.     

"Ya.. telepon dia, anak itu semakin nakal." Kata Choon-hee, yang sudah memegang keningnya pusing.     

*****     

Bab selanjutnya Adalah promosi Novel, Siapa tau kalian tertarik hehehehe     

*****     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.