Hasrat Wanita Bayaran

rencana pernikahan Qabel dan Lily



rencana pernikahan Qabel dan Lily

0Keesokan harinya, Qabel Benar-benar mengumpulkan semua keluarganya. Di depan Qabel sudah ada orangtuanya dan juga orangtua Lily.     

Mereka sedang minum teh bersama sambil memakan camilan, awalnya mengobrol hal biasa saja untuk mengontrol kegugupan. Qabel Benar-benar menyanggupi ucapan Lily, tentang pernikahan yang akan mereka lakukan, ya.. Qabel Benar-benar serius mau menikah wanita yang dia cintai.     

"Semuanya.. aku mau membicarakan sesuatu." Kata Qabel mulai mengintrupsi keadaan yang langsung mendadak hening. Mereka semua menatap mata Qabel dan mulai serius dengan keadaan saat ini.     

"Silahkan Nak, kau mau berbicara apa?." Choon-hee lebih dulu mempersilahkan anaknya untuk berbicara, terlihat sekali Qabel sangat gugup.     

Tapi tangan Lily yang begitu lentik dan hangat, langsung menenangkan Qabel saat itu juga.     

"Jadi, aku mengumpulkan kalian disini karena aku mau memberitahukan hal yang serius. Tentang rencana aku dan Lily yang ingin menikah, kami ingin menikah secepat mungkin. Atas ijin orangtua dan juga atas cinta kami yang memang sudah lama menginginkan hal ini. Jadi aku dan Lily berharap kedua keluarga bisa setuju dengan rencana yang kami inginkan." Qabel tanpa berbasa-basi langsung bicara intinya saja, keheningan masih merayapi keadaaan saat ini. Qabel dan Lily merasa aneh, karena tidak ada satupun orang yang berbicara.     

Lily mencubit pelan punggung tangan lelaki di sampingnya ini. "kau terlalu lantang." Kata Lily berbicara dengan sedikit berbisik.     

"Mommy, Daddy.. aku mohon, setujui pernikahan ini. jika kalian menolak, Lily akan aku culik." Sekali lagi ucapan Qabel membuat Lily geram, ingin sekali dia memukul bibir dan kepala lelaki yang tidak suka basa itu.     

"kakak!." kata Lily yang sudah sangat gemas sekali.     

"Qabel.. kami bukannya tidak setuju.. tapi." Baru saja nyonya violet mau berbicara, Qabel lebih dulu mengintrupsi dengan takut.     

"Tante, aku hanya ingin menikah. Apakah kau tidak mau melihat anak perempuanmu bahagia?." Tanya Qabel buru-buru.     

"Tunggu dulu, kami belum Selesai berbicara Qabel. Kami setuju, tentu saja.. siapa yang tidak menginginkan anaknya bahagia? Tapi.. apakah kau yakin? Anakku sakit, aku tidak mau sampai kau kesusahan dengan semua rencana pernikahan ini. Selama hidupmu nanti, kau hanya harus merawat Lily saja. Aku tidak bisa berpikir apa apa lagi, aku hanya tidak mau kau bersedih sepanjang hari, seperti apa yang aku rasakan bersama suamiku selama ini. Biarlah kami saja yang merasakan semua kesedihan itu, kenapa kau juga mau melakukannya juga? Kenapa..? Jangan kau korbankan masa muda itu hanya untuk anak kami." violet berkata sambil menangis, Lily yang mendengar suara tangisan ibunya hanya bisa terdiam. Dia melepaskan genggaman tangannya dari Qabel, dia merasa bersalah.     

apakah Lily egois? Menginginkan Qabel hidup dengannya yang penyakitan? Apakah Lily egois hanya menginginkan Qabel dan membuat lelaki itu dalam masalah terus menerus?.     

"istriku benar Qabel, Lily itu sudah sangat sakit. Hanya akan menyusahkan dirimu saja pada akhirnya, apakah kau mau menghabiskan waktu yang tidak penting? Edwards.. Choon-hee, maafkan aku dan istriku. Karena sekali lagi kami membawa masalah pada keluarga kalian. Aku hanya sedih pada semua keadaan saat ini, Nak.. kalian memang saling mencintai, tapi rasanya terlalu aneh jika kalian mengorbankan banyak waktu hanya untuk hal yang sia-sia.." Daniel menimpali ucapan Istrinya, semuanya kembali terdiam.     

Edwards maupun Choon-hee Tidak berkata apa-apa lagi, mereka hanya menatap Qabel dengan pandangan penuh arti.     

"aku memberikan semuanya pada Qabel saja, aku tidak merasa keberatan saat anak kami ingin berjuang atas cintanya, aku juga tidak merasa bahwa semua perjuangan mereka akan sia-sia. Jodoh dan maut itu hanya tuhan yang tau, jadi.. jika Qabel ingin menghabiskan waktunya untuk menjaga dan merawat Lily, aku akan memberikan izin itu, Nak.. Berbahagialah dengan cara kalian sendiri, dunia ini memang berjalan tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan, tapi percayalah.. di balik semua ini, ada banyak rencana yang sudah Tuhan siapkan untuk kalian. Kapan dan mau bagaimanapun rencana pernikahan itu, aku akan mendukung dengan penuh." Choon-hee memberikan senyum pada Qabel dan Lily, dua anak remaja itu hanya bisa tersenyum dan sepertinya mereka ingin menangis mendengar apa yang di katakan oleh Choon-hee.     

"jika istriku setuju, kenapa aku harus menolaknya? Aku tau bagaimana rasanya, jadi.. menikahlah tanpa memikirkan apa yang akan terjadi besok, menikahlah tanpa memikirkan kesakitan. Aku memberikan restu itu." kata Edward saat ini, semakin merekah senyum di bibir Lily dan Qabel.     

Sekarang Mereka berdua menatap violet dan Daniel, mereka hanya bisa menangis terharu dan mengangguk.     

"Qabel, jika kau lelah merawat Lily. Bawa dia ke kami ya, kami selalu siap saat kau membawanya pulang." Ujar Violet dengan suara serak.     

"Itu tidak akan pernah terjadi, aku bersumpah akan menjaganya tanpa mengeluh sama sekali." kata Qabel dengan sangat serius, mereka semua langsung tertawa bahagia..     

"Baiklah, jadi kapan tanggal pernikahan yang kalian inginkan? Apakah kita akan membuat pesta yang besar?." Choon-hee terlihat bersemangat untuk pernikahan anaknya.     

"Ya!!!! Kenapa malah kakak lebih dulu yang menikah? Aku kapan...huaaaaa." Queen berpura-pura merajuk, mendengar hal itu Qabel yang tidak jauh dari adiknya hanya menyentil keningnya dan membuat dia mengaduh sakit.     

"Memang seharusnya aku yang menikah lebih dulu, kau dan lucifer bisa menyusul setelah ini. Oh ya.. Queen ngomong-ngomong Dimana Lucifer?." Qabel bertanya setelah yang lainnya sudah sibuk membicarakan konsep pernikahan,     

ya.. dua wanita yang dulu sering bertengkar karena memperebutkan Edwards, sekarang sedang berbicara dengan bersemangat tentang pernikahan kedua anak mereka, mereka akan jadi keluarga dan melupakan semua masalah yang berpuluh-puluh tahun telah berlalu.     

"Lucifer kembali ke London, aku tidak tau apa yang mau dia lakukan. Ada apa memangnya?." Tanya Queen yang sibuk memakan ice Cream coklat yang di bawakan pelayan tadi.     

"ada hal yang mau aku bicarakan dengannya, jika dia sudah kembali kemari. Katakan padaku ya, aku benar-benar ingin bertemu dengannya." Kata Qabel.     

"kau selingkuh dengannya?." Tanya Queen berusaha bercanda lagi, dan Qabel lagi-lagi menyentil kening adiknya itu.     

"Kakak!! Sakit!." Kata Queen sambil merajuk.     

"Qabel, Queen.. jangan bertengkar begitu, malu!." kata Choon-hee, yang sudah melihat Qabel ingin memukul kening adiknya lagi, dan Queen bersiap melempar kakaknya dengan tempat ice Cream.     

Lily tidak memperhatikan Qabel lagi, dia sibuk berbicara dengan adik perempuan Qabel yang lainnya, yang masih berumur 15 tahun tapi begitu asik untuk di ajak mengobrol..     

"kakak! kau dengar ucapan Mommy! jangan mengganggu aku, sana pergi.. kau urus pernikahan saja." kata Queen, dia kembali sibuk dengan ice Cream di Tangannya. dia sebenarnya sedang menutupi rasa sebalnya pada Lucifer, karena lelaki itu pergi tanpa memberitahu apa-apa. dasar lelaki kurangajar dan menyebalkan, lelaki itu bahkan tidak menghubungi Queen sejak kemarin, itulah yang semakin membuat Queen ingin berteriak kencang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.