Hasrat Wanita Bayaran

dua insan yang telah lama merindu



dua insan yang telah lama merindu

0Qabel berjalan dengan gerakan kaki yang sangat pelan, ketika di depannya terdapat punggung yang sangat dia rindukan beberapa bulan ini. matanya begitu lekat menatap tanpa mau menyudahi sama sekali, bahkan untuk bernafas saja dia takut, iya.. Karena Sudah lama rasanya Tidak bertemu dengan Wanita yang dia cintai.     

tangannya baru saja mau menggapai Lily, saat wanita itu lebih dulu berbalik badan dan tersenyum kecil.     

"kakak?." katanya, Qabel langsung membeku mendengar suara yang amat sangat dia rindukan. katakan ini berlebihan, tapi saat seseorang jatuh cinta dan merindu, maka dia akan sangat gila dan aneh.     

"Lily sudah lama menunggu kakak?." kata Qabel, di depan mereka ada satu bangku yang muat dua orang. Qabel melirik sebentar, Lily yang tau hal itu langsung duduk lebih dulu. Baru Qabel duduk mengikutinya.     

mereka terdiam beberapa saat, Menatap langit sore yang sangat indah. sapuan lembut angin itu membuat nafas mereka berdua semakin sesak terasa, Lily dengan berani memegang punggung tangan lelaki di sampingnya. detak jantung mereka mulai bertalu-talu tidak karuan, Qabel yang merasakan kehangatan itu, dengan buru-buru langsung menengok ke arah Lily dan mencium bibir wanitanya dengan gerakan lembut namun penuh dengan hasrat yang terpendam.     

mereka berciuman beberapa saat, tidak mau saling melepaskan satu sama lain. mereka ingin waktu berhenti dan biarkan mereka saja menjalani waktu saat itu. mereka hanya ingin bersama, tanpa ada yang memisahkan lagi, mereka hanya bisa berciuman hingga habis nafas mereka.     

Apakah dunia mengizinkan?     

Apakah dunia mau memberikan sebagian waktunya untuk berhenti?     

Qabel lebih dulu melepaskan ciuman itu, masih memegang leher Lily. Mereka bertatapan dari jarak sedekat ini, Mata mereka memandang tanpa mau berpaling, ya.. Seindah itu cinta yang mau mereka rasakan, Tapi di balik semua keindahan, ada rasa sakit yang teramat dalam. tidak bisa di jelaskan sebanyak apa, Tapi.. Yang pasti rasa sakit itu menggerogoti dengan tidak tau diri!     

"kakak.. Aku merindukan kakak." kata Lily, suara wanita itu seperti sangat lemah dan tidak berdaya.     

"kau pikir aku tidak rindu? Rasanya aku mau mati, setiap malam aku menatap langit dan berharap wajahmu ada di sana. aku sangat merindukan dirimu Adik kecilku, aku begitu merindu." kata Qabel pelan, dia mencium kening Lily. lalu memeluk wanita tersebut, pelukan mereka sangat erat. Tidak mau ada yang memisahkan sama sekali, mereka tidak mau melepaskan dan tidak mau sampai ada seseorang yang mengganggu kebersamaan itu.     

detak jantung mereka bersahutan, nafas mereka saling menghangatkan. Lily meraba punggung lelaki di depannya, sangat kokoh dan kuat. Lily selalu ingin berada dalam pelukan ini.     

"Lily? apakah kau tau.. Saat kita terakhir kali bertemu? ketika aku menunjukkan gedung indah untukmu, atas kerjasama bisnis kita itu?." tanya Qabel pelan, masih sambil berpelukan.     

"Ya.. kenapa?." tanya Lily.     

"Gedungnya sudah jadi, ada banyak bunga Lily di setiap sudut gedung. itu akan aku berikan padamu, kau pasti akan suka." kata Qabel lagi, wanita di dalam pelukannya Hanya tertawa kecil dan mereka saling melepaskan pelukan Tersebut.     

"kakak... Terimakasih banyak, memberikan semuanya padaku." kata wanita yang mempunyai mata sangat indah.     

"Jangan minta maaf, aku bekerja sangat keras hingga melupakan waktu dan dirimu. jadi wajar saja jika aku memberikan semua hasilnya padamu, kau senang?." tanya Qabel.     

"Tentu saja, siapa yang Tidak senang di berikan hadiah sebagus dan semewah itu? kakak? aku mau hadiah lagi." Lily dengan tingkah polosnya membuat Qabel langsung mengangguk tanpa berpikir sama sekali.     

"apa itu? katakan saja, akan kakak berikan apapun yang kau inginkan." kata Qabel.     

"Aku mau makan di atas kapal pesiar, berada di tengah lautan, kita menatap bintang lebih dekat, hanya kita berdua dan berpelukan sepanjang malam." Permintaan itu membuat Qabel Tersenyum kecil, wanita di depannya Benar-benar sangat menggemaskan. Lihat saja bagaimana wanita itu meminta sesuatu yang pasti akan di kabulkan Qabel.     

"Ayo, kapan kau mau pergi?." Tanya Qabel dengan sangat bersemangat.     

"Dua Minggu lagi? Aku harus pergi ke dokter lebih dulu dan bertanya apakah aku baik-baik saja jika berpergian jauh." senyumnya masih sangat merekah, walaupun saat dia sedang membicarakan penyakitnya secara tidak langsung.     

"Baiklah, dua Minggu lagi. Aku akan memberikan semua yang kau inginkan. Lily? Kau baik-baik saja? Apakah kau merasakan sakit? Harus selalu ke dokter selama hidupmu?." tanya Qabel     

"Aku baik-baik saja kakak, lihat aku tersenyum tanpa ada air mata. Aku tidak menangis, kalau Kesakitan aku tidak Mungkin Tersenyum." Katanya memberikan sebuah senyuman yang begitu merekah, Qabel hanya bisa Menghela nafasnya panjang.     

"Lily? terkadang, kesakitan paling dalam adalah saat kita tidak bisa menangis, saat air mata bahkan tidak bisa keluar dari kedua matamu. kesakitan paling dalam adalah saat kau hanya bisa tersenyum dan tertawa, padahal dalam hatimu yang paling dalam, kau hancur. itu yang aku tanyakan saat ini, hatimu yang paling. Apakah kau Kesakitan? Apakah kau merasa lelah!? Apakah kau merasa tidak mau pergi ke dokter lagi? Jika iya, katakan padaku. Aku akan dengan senang hati mendengar semua keluh kesah yang kau rasakan. Lily? aku disini untukmu, berbagi semuanya dengan diriku, agar aku bisa merasakan rasa sakit itu juga. Aku tidak mau kau merasakan Semuanya sendirian. Aku tidak mau kau merasakan perasaan itu tanpa bantuan siapa-siapa. Aku disini, aku akan selalu berada di hatimu dan aku akan selalu menjadi tempatmu pulang dan berkeluh kesah." Qabel berkata dengan sangat serius, wajahnya sekarang menatap mata Lily yang sudah berkaca-kaca.     

"kakak? kau... Kenapa kau melakukan semuanya sampai sejauh ini?." Tanya Lily dengan suaranya yang serak menahan tangis.     

"kenapa? Karena aku mencintaimu, aku jatuh cinta pada wanita yang sangat sempurna' seperti dirimu, aku sangat jatuh cinta pada wanita yang akan selalu aku ingat sepanjang hidupku, aku mencintai satu Wanita yang selalu ingin aku jaga sejak dulu. Lily, jangan sungkan padaku. Jika kau mencintai aku juga, maka katakan apa yang kau rasakan. Biarkan aku merasakan semua hal yang kau Rasakan juga, biarkan aku merasakan semuanya. Lily? Maukah kau berbagi semuanya?." tanya Qabel sekali lagi, wanita di depannya sudah menangis.     

Tangis yang dia tahan sejak lama akhirnya tumpah juga, wanita itu langsung mengangguk tanpa mengatakan apa-apa lagi, dia merasa sedih.. ya, dia bahkan merasa dunianya akan hancur jika sampai lelaki di depannya menghilang.     

"Kakak tau? Apa yang paling menyakitkan dan melelahkan dari semua rasa sakit ini? Dari semua kehidupan ini, dari semua dokter yang harus aku temui setiap waktu?." Tanya Lily.     

"Apa?." Tanya Qabel dengan tangan yang sudah mengelus lembut kepala wanita itu.     

"Kehilangan dirimu, melihatmu bersama wanita lain, melihatmu berpaling dariku, melihatmu melupakan Cintaku, melihatmu yang pergi jauh, melihatmu yang hilang tanpa kabar, melihatmu yang berbalik badan dan melupakan aku.. itu adalah hal yang paling membuatku sakit hingga rasanya malaikat pencabut nyawa sudah ada di depanku dan siap mengambil nyawaku, itu adalah hal yang membuatku benar-benar tidak bisa mengendalikan Semua rasa sakit tersebut. Jadi, jika kau mau membantu diriku. jangan pernah tinggalkan aku lagi. Aku mohon." Lily berkata dengan sangat serius, dia menatap mata Qabel dengan penuh cinta, ya.. cinta yang sangat tulus.     

Sekali lagi Qabel memeluk wanita di depannya, dia Memeluknya hingga tidak mau di lepaskan, Qabel bingung ingin menanggapi apa ucapan Lily, karena Qabel memang tidak pernah mau melupakan wanita itu lagi. Dulu memang kesalahannya, jadi dia dengan sangat egois meninggalkan Lily begitu saja.     

"Sumpahku saat ini adalah berasa di sisimu, tidak akan pernah berpaling, tidak akan pernah berbalik badan, tidak akan pernah jauh dari dirimu. Cintaku, hanya menyebut satu nama. Lily saja.. ya.. wanita cantik yang aku peluk saat ini, hanya kau yang akan selalu aku cintai hingga nafasku habis, jadi.. Lily, jangan bersedih lagi, jangan kesakitan lagi. Karena aku disini untuk memastikan kau baik-baik saja.. cintaku, bintang yang paling bersinar dan selalu menghangatkan diriku. Aku mencintaimu." Kata Qabel.     

"Ya.. kakak, aku juga mencintaimu, aku tidak mau sampai kau pergi lagi. Aku akan katakan pada Mommy bahwa kau tidak boleh meninggalkan aku, aku akan katakan pada Mommy bahwa hanya kau yang aku inginkan di dunia ini. Tidak ada yang lainya, apakah Mommy dan Daddy akan setuju?." Tanya Lily dengan suaranya yang sudah berubah jadi manja.     

"Tentu saja, mommy dan Daddy pasti akan setuju." Qabel berani mengatakan itu karena memang paman Daniel dan Tante Violet sedang melihat dari kejauhan, mereka juga pasti mendengar semua permintaan Lily saat ini, ya.. Mereka pasti tau bahwa anak perempuan mereka hanya menginginkan hal yang sangat sederhana.     

"Benarkah? Kakak akan Katakan pada Mommy dan Daddy?." Tanya Lily sekali lagi.     

"Ya, aku akan katakan pada Mereka. Aku akan yakinkan Bahwa kau hanya boleh berada di sisiku saja, Bahwa Lily yang menggemaskan ini akan menjadi Nyonya Qabel. Mau tidak?." Kata Qabel, dia melepaskan pelukan dari Lily. Menatap ke dalam bola mata yang lucu.     

"Kakak sedang melamar diriku? Kenapa tidak romantis?." Tanya Lily, bibirnya sudah mengerucut dengan gemas.     

"Kakak tanya dulu, kakak tidak suka di tolak. jadi jika kakak melamar dirimu, kau harus menerimanya, aku bisa buatkan lamaran paling romantis dan indah. Aku bisa buatkan apapun untuk dirimu, jadi. Mau tidak menjadi Nyonya Qabel? Nanti kita bisa tidur bersama sambil berpelukan, sambil menatap langit tanpa ada halangan." Qabel mencubit kedua pipi Lily, wanita itu langsung Tersenyum merekah dan mengangguk sangat bersemangat.     

"Benarkah? Kalau sudah menikah nanti kita akan terus bersama? Kalau begitu kita menikah sekarang saja!!! Ayo, kita katakan pada Mommy dan Daddy, kita mau menikah." Lily sudah mau bangun dari tempat duduknya, Qabel yang melihat sekali lagi tingkah polos wanitanya, hanya bisa memejamkan mata sambil menahan tawa. Dia hanya bisa menahan tangan Lily dan membuat wanita itu duduk kembali.     

"Ada apa Kakak? Kita harus buru-buru menikah." Ujar Lily dengan wajahnya yang sangat polos.     

"Tidak bisa terburu-buru begitu saat menikah sayangku, dengarkan aku. kita harus menyiapkan dengan sangat baik, kau akan jadi Istriku. Aku mau memberikan pernikahan paling indah, jadi.. aku harus melamar dirimu lebih dulu, pertemuan dua keluarga, menentukan tanggal pernikahan, lalu baru kita bisa menikah. Apakah kau mau pernah menginginkan pernikahan seperti apa?." Tanya Qabel dengan sangat sabar, kenapa lelaki itu bisa mencintai Lily? Ya. Karena wanita di depannya ini berbeda dari wanita lainnya.     

Wanita di depannya ini sangat polos dan menggemaskan, begitu lucu saat satu demi satu pertanyaan yang dia ajukan seperti sebuah pertanyaan anak kecil berumur 4 tahun. Tapi.. saat Qabel jatuh cinta dengan wanita ini memang saat Lily masih sangat kecil.     

"oh begitu.. aku tidak ingin apa-apa, aku bisa menikah dengan konsep apa saja. yang terpenting aku menikah dengan orang yang aku cintai, Kebahagiaan dalam pernikahan itu terlihat dari cinta sepasang pengantin, bukan dari seberapa mewah dan seberapa bagus. Jadi aku tidak punya mimpi pernikahan seperti apa, aku akan berikan saja pada Mommy semuanya, mommy pasti sangat bersemangat mendengar apa yang aku inginkan." Lily menyandarkan kepalanya di pundak Qabel, lelaki itu hanya bisa tertawa sekali lagi.     

Lihat? Bagaimana tingkah wanita ini? Wanita yang memang selalu tau cara menyenangkan Qabel.     

"Baiklah, kita akan pikirkan itu setelah pulang saja. Jadi sekarang, apakah Lily mau makan sesuatu? Pergi ke suatu tempat mungkin? Atau Lily mau begini saja." Qabel bertanya sekali lagi, dan wanita di sampingnya hanya tertawa kecil sambil memejamkan matanya.     

"Begini saja, aku merasa senang. Aroma di tubuh kakak sangat nikmat, aku suka.. aku merasa bahwa kakak memang begitu sempurna, Lily jadi membayangkan bagaimana Anak-anak kita nanti, pasti akan sangat menggemaskan seperti kakak." ujar Lily.     

"Kau nakal ya.. membahas anak di saat seperti ini, kita bisa membuat banyak anak. Lily tenang saja, anak kita akan sangat cantik dan tampan seperti kita. oh ya.. Lily mau punya anak berapa?." Tanya Qabel penasaran.     

"Tiga saja, lelaki dua dan wanita satu. Jadi kakak laki-laki harus menjaga adik wanita dengan baik. Bagaimana menurut kakak?." Lily masih memejamkan matanya dan tidak mau terbuka sama sekali, dia terlalu nyaman. Siapa yang tidak nyaman saat berada di dekat lelaki yang dia cintai.     

"Ide bagus, apakah kita bisa langsung punya tiga anak sekaligus? Mungkin saja bisa, sebelum pernikahan kita harus kontrol ke dokter kandungan. Karena sebelum menikah kita harus tau apakah kita sehat atau tidak, maksudku. Tentang sistem reproduksi kita." Ujar Qabel menjelaskan dengan baik pada wanita yang hanya menganggukkan kepalanya dengan pelan.     

"aku yakin kakak sangat sehat untuk memberikan Aku tiga anak sekaligus, kedokteran sekarang sudah sangat canggih. bahkan Anak-anak kita bisa berkembang di luar rahim, di sebuah alat atau semacam tabung kandungan, bukankah itu salah satu alat kedokteran yang sedang Keluarga Christopher kembangkan?." Ucapan Lily membuat Qabel Terdiam. Apa maksud wanita ini? Pikir Qabel bingung     

"oh ya? Aku baru tau, mungkin nanti aku bisa tanyakan pada Lucifer kalau begitu. Kalau memang ada alat secanggih itu, bisa di kembangkan lebih baik lagi dengan bantuan Perusahaan milik Mommy Choon-Hee. Pasti akan menjadi salah satu alat yang paling di inginkan." Qabel Berusaha menyingkirkan rasa takutnya. Tentang ucapan Lily yang membahas tentang kehamilan di luar kandungan.     

Qabel paham apa maksud Lily, dia itu sakit. Pasti tidak mungkin bisa hamil dengan baik. Ada banyak resiko yang harus kami jalani nantinya, hal yang paling tidak beresiko adalah Anak-anak kami yang masih membentuk embrio itu di pindahkan ke dalam tabung kandungan, ya.. Yang sedang di kembangkan oleh perusahaan milik Lucifer itu. Qabel Benar-benar harus bertanya pada Lucifer nanti. siapa tau hal seperti ini bisa membantu Qabel dan Lily untuk memiliki anak tanpa menyiksa Lily.     

"Kakak? Aku lapar, kita cari makan ayo.. aku mau makan seafood." Ucapan Lily membuyarkan lamunan Qabel.     

"ayo, mobil kakak terparkir disana. kita jalan sebentar sampai di mobil." Qabel menggandeng tangan Lily, mereka mulai berjalan meninggalkan taman itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.