Hasrat Wanita Bayaran

Kesedihan Lily



Kesedihan Lily

0Di lain tempat, Lily Tersenyum saat beberapa burung menghampirinya, dia menatap burung-burung tersebut dengan pandangan penuh arti. Ini sudah beberapa bulan setelah dirinya menghilangkan dari hiruk pikuk kehidupan.     

Matanya yang indah menambah kesan cantik dari Wajahnya itu, dia adalah wanita yang benar-benar sempurna. Setelah mendapatkan donor mata beberapa tahun yang lalu, dia memang selalu menjadi pembicaraan beberapa lelaki yang bertemu dengannya. Itu sebabnya terkadang ibunya sangat posesif, tidak mau sampai Lily jatuh di tangan lelaki yang tidak bertanggungjawab. Violet menjadikan Lily anak yang selalu harus menurut perkataan orangtuanya.     

Saat sendiri Seperti ini, wanita itu akan memikirkan banyak kenangan manis saat bertemu Qabel. dia dan Qabel memang selalu di pisahkan oleh keadaan, bukan sekali dua kali Mereka berpisah. sudah sering, tapi kali ini.. Kali ini mereka benar-benar berpisah tanpa bisa berkomunikasi sama sekali.     

Lily menatap langit biru, dia memejamkan matanya sejenak, mengingat satu demi satu kenangan bersama Qabel.     

Waktu itu...     

Di suatu tempat yang tidak terlalu indah, Qabel dan Lily menatap sebuah bangunan yang hampir jadi     

Mereka sudah ada di depan proyek pembangunan, perusahaan baru yang sedang dalam tahap awal. Lily tidak tau bahwa perusahaannya saja sudah hampir 30% terbentuk. Jadi sejak kapan dia melupakan tentang pekerjaan? Dia terlalu sibuk mengurus perasaan, jadi proyek sepenting ini saja tidak tau.     

Ketika matanya menatap langit siang yang sangat terik, dia merasa bahwa panas hari ini tidak membuatnya gerah. namun terasa dingin, karena di sampingnya ada Qabel Berenice Douglas, lelaki itu tiba-tiba datang setelah beberapa saat meninggalkan dirinya.     

"Kau lihat? Bangunan di depan sana atasnya akan aku buat seperti bentuk daun maple, bangunnya mungkin hanya sekitar 20 lantai. tapi bentuknya akan sangat estetik dan memperlihatkan seni yang menakjubkan. Aku juga akan membuat dindingnya berwarna kecoklatan seperti daun maple, Semua ku lakukan untuk memperlihatkan padamu bahwa aku sangat ingat musim gugur dan janji kita." Ucapan Qabel membuat Lily terdiam.     

Jadi? Selama ini Qabel memikirkan hal seperti itu? Apakah selama ini dia juga tidak pernah berhenti memikirkan Lily? Tapi kenapa dia tidak datang sejak dulu? kenapa pergi dan malah berpura-pura tidak melihatnya? Padahal Lily sudah sejak lama menunggu.     

Kenapa...     

Semakin banyak pertanyaan di otaknya saat ini, Karena Qabel yang bertindak seolah-olah, mereka tidak pernah memiliki masalah..     

"Aku tidak tersanjung." Lily menjawab dengan nada dingin, Mulut dan hatinya memang selalu bertolak belakang.     

"Aku tidak berniat membuatmu tersanjung, aku hanya beritahu saja.. karena sejak rapat tadi kau diam dan tidak memperhatikan." Kata Qabel.     

Mereka berdua masih berdiri di depan bangunan yang sedang di bentuk itu, Lily diam dan Qabel diam..     

Mereka membiarkan saja terik matahari membuat kulit mereka memerah dan keringat membanjiri tubuh.     

Qabel dengan pemikirannya.     

Lily dengan segala pertanyaannya.     

Dua insan yang pernah berpisah di bawah dinginnya salju, kini berdampingan di bawah teriknya matahari. Musim memang sering berganti, tapi hati mereka sebenarnya saling berucap janji..     

Entah janji apa lagi yang mereka panjatkan dalam hati, Mungkin Tuhan sedang menguji kesungguhan hati yang pernah membeku itu.     

"Dulu.. ketika aku meninggalkan dirimu di bandara, aku sebenarnya ingin berbalik dan membatalkan penerbangan." Qabel mulai bersuara, kalimat yang dia ucapkan seperti sayatan pisau kecil yang sangat tajam     

[Lalu kenapa kau tidak berbalik saja? berbalik dan hidup bersamaku di London waktu itu] Kata Lily dalam hati.     

"Kau memang seharusnya pergi." Ujar Lily dengan mulut yang sudah banyak berbohong..     

"Aku memang harus pergi, karena sebuah urusan perusahaan yang membuatku sangat sibuk, aku hanya bisa memilih pergi dan menyelesaikan perjanjian itu, atau berbalik dan menetap bersamamu dengan segala janji manis yang pernah kita ungkapkan." Qabel melirik ke arah samping, melihat tubuh Wanitanya yang masih diam layaknya patung seorang Dewi.     

[Seharusnya kau menetap Qabel, Menetap bersamaku dan membangun kenangan yang indah.]     

"Perusahaan lebih penting daripada janji manis Itu." Lily menahan sesak di dadanya, kenapa Qabel harus membahas soal janjinya yang menyakitkan ini.     

Padahal dia berharap Qabel akan mengatakan semua ini dengan alasan yang masuk akal. kenapa dia hanya menjelaskan tentang bisnis saja? dia juga sudah tau hal itu sejak lama.     

"Tapi aku menyesalinya selama ini, aku menyesal menghabiskan Purnama hanya dengan menatap fhotomu saja." Suara Qabel sudah terdengar melemah, Lily yang mendengar itu semakin tidak kuat saja untuk bergerak.     

[Kau rasakan? kau rasakan apa yang aku rasakan selama beberapa tahun ini? aku bahkan hampir kehilangan tujuan hidup! aku bahkan merasa bahwa cintaku sudah kau ambil seluruhnya! cinta yang aku percayai, menjerumuskan aku ke dalam lubang kegelapan!.]     

"Aku tidak merasa tersanjung dengan ceritamu, berhentilah membahas hal yang membuat semua Ini semakin sulit." Lily berucap dengan nada tegas, dengan berani mengangkat kepalanya dan menatap ke arah Qabel.     

"Kau lupa? Kau yang meninggalkan aku, apapun alasanmu melakukan itu. aku tidak peduli! yang aku ingat adalah kau meninggalkanku dan hanya mengurus bisnis sialan itu! Kau bahkan tidak menjelaskan semua itu, Dulu! Seharusnya kau menjelaskan semua itu sebelum kau melakukannya! Aku hanya ingat, bahwa kau sudah menghancurkan semua hatiku yang sudah aku susun dengan sangat rapih!." Lily menatap mata Qabel dengan segala kebencian yang bertumpuk.     

Qabel yang melihat itu semakin merasa bersalah, Bagaimana cara meyakinkan Lily meyakinkan bahwa selama ini Qabel juga hancur, dia juga bersedih.     

"Aku hanya tidak punya kekuatan untuk menjelaskan hal itu dulu, aku takut melihatmu menderita." Kata Qabel lagi.     

"Tapi aku sudah menderita! Sangat!!.. Kau Tidak punya kekuatan? lalu kenapa sekarang kau datang dan mendekati aku lagi? apa karena sekarang kau sudah mempunyai kekuatan itu? atau kau berusaha untuk mempermainkan aku lagi? kau bosan dengan pekerjaan itu dan sekarang kau Berusaha untuk membangun kehidupan bersamaku? Apakah aku memang tidak berarti untukmu?." Kata-kata Lily begitu menusuk, dia hanya Kecewa.. kecewa dan berusaha meluapkan semuanya di depan Qabel.     

Lily ingin Qabel sadar, bahwa selama ini lelaki itu sudah membuat hatinya retak dan tidak bisa di perbaiki lagi.     

"aku minta maaf." Kata Qabel lagi.     

"MAAF!? Maaf itu tidak bisa membuat seluruh hari-hariku bisa kau perbaiki! Hari hari yang aku lewati sepuluh tahun belakangan ini, penuh dengan kegelapan dan dinginnya dunia!! apakah kau tidak tau bagaimana rapuhnya aku? Ketika pertama kali melihatmu saja aku hampir jatuh dan melemah, sekuat itu kau sudah menyakiti hatiku dengan sangat dalam!." Lily hampir menangis, namun sebisa mungkin mengigit bibirnya agar bisa menahan tangis itu.     

Lily tidak mau terlihat lemah lagi, tidak.. Qabel harus tau bahwa Lily begitu kuat menjalani hidup ini. dan Qabel harus tau bahwa Lily bisa hidup tanpa kehadirannya.     

"Lalu aku harus apa? Aku sedang menepati semua janjiku, apakah kau mau berjalan bersamaku lagi? Aku juga sedih Nafisah.. Aku juga hancur, Aku hanya.. aku.. Aku.. Kumohon.. beri aku kesempatan untuk terakhir kalinya.." Kata kata Qabel memang terdengar sangat bersalah.     

Namun Lily terlalu keras kepala, Sakit hatinya membutakan segala kebenaran yang ada didepan mata. Lily sudah menutup pintu hatinya sejak lama, cinta yang tadinya begitu indah.. Sudah Lily bunuh dengan segala pengkhianatan.     

"Aku tidak punya apapun untuk memberimu kesempatan lagi." setelah mengatakan hal itu, Lily langsung meninggalkan Qabel dengan segala kesedihannya.     

langkah kaki wanita itu semakin cepat, Bahkan dia sudah berlari menjauh. Menjauh dari Qabel yang bahkan tidak berani mengejar wanita itu dan memeluknya..     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.