Hasrat Wanita Bayaran

Perasaan Qabel saat ini



Perasaan Qabel saat ini

0Qabel udah bisa bangun dari tempat tidurnya, walaupun memang sesekali dirinya harus beristirahat karena kondis tubuhnya belum terlalu kuat. dia melihat-lihat ke arah taman karena terlalu suntuk di dalam kamar. Dia sempat demam beberapa hari ini, Kondisinya yang tidak baik-baik saja di tambah keadaan keluarganya yang sedikit rumit.     

keluarganya baru saja sampai ke tempatnya tadi malam, ayahnya berkata bahwa Lucifer dan keluarga Christopher mempunyai masalah besar dengan seseorang. Jadi ayah ibunya memilih untuk pergi ke Jerman saja, tempat Qabel berada saat ini.     

Qabel memang tidak pernah merasa keberatan dengan apa yang mau orangtuanya lakukan, Dia sebenarnya ada di tempat kejadian saat penembakan itu. Tapi dia tidak bisa berlama-lama disana saat ternyata perusahaan juga dalam masalah, Akhirnya dia cuma bisa meninggalkan Tempat Pernikahan dan pergi ke Jerman dengan terburu-buru.     

Dia hidup terbiasa jauh dari keluarganya, Karena dia terkadang merasa sesak saat Mendengar keluarganya yang terkadang bertanya, apakah Qabel sudah memiliki pasangan?     

Padahal Qabel hanya ingin Lily saja, tapi sampai hari ini wanita itu tidak terlihat ada Dimana. Tante Violet dan Paman Daniel juga tidak tau ada dimana, mereka berdua seperti hilang di telan bumi. Padahal Qabel telah berusaha mencari kemana-mana.     

Qabel sekali lagi menatap langit..     

Diantara burung-burung yang terbang di langit siang ini, Adakah satu burung yang bisa menyampaikan salamnya pada Lily?     

Mungkin tidak..     

Lorong sekitar Mansion terkesan hening dan sepi, Pintu pintu tertutup dan hanya ada beberapa pelayan yang beberapa kali lewat.     

Taman di depannya hanya sebuah kolam ikan kecil yang di sekitar terdapat tumbuhan bambu air dan Lotus, Pot-pot berisi bunga anggrek ungu juga terlihat sejajar dengan bangku taman yang Qabel duduki.     

Suara percikan air kolam dan ikan yang berenang kesana-kemari, tidak membuat suasana di tempat ini ramai. malah membuatnya semakin misterius dan aneh.     

Qabel bukan pria penakut, namun entah kenapa sebagian hatinya tetap merasa resah ketika duduk seorang diri.     

Mungkin karena sekarang pikirannya berkelana tentang jantung yang sedang berdetak di dalam tubuhnya sendiri? kenapa jantung ini merasa kesakitan? saat detak yang Seharusnya milik seseorang, tapi orang tersebut tidak pernah datang lagi.     

Suara langkah kaki yang terkesan menggema membuat aura di sekitarnya semakin mencekam, dia menengok ke belakang. ternyata ayahnya Edwards datang sambil membawa bingkisan.     

Aaahhhh...     

dia mulai bernafas dengan teratur, Dirinya seperti berada dalam adegan film horor yang tidak ada hantunya.     

"Daddy mencarimu di kamar tadi, Ternyata kau disini." Edwards memberikan bingkisan yang ada di tangannya pada Qabel, anak laki-laki itu menerimanya dan mulai melihat apa isi di dalam bingkisan itu.     

Keningnya sedikit bingung ketika di dalamnya adalah Handphone yang layarnya sudah rusak dan sebuah jepit rambut yang terbelah dua, ada juga sapu tangan rajut berwarna abu-abu.     

"Apa ini Dad?" Tanya Qabel pada Ayahnya.     

"Itu barang-barang milik Lily, Daddy mendapatkannya dari salah satu pengawal. dia menemukannya saat melihat ke Apartemen milik Lily." Edwards berkata dengan santai, membuat Qabel sedikit merasa kesal.     

"Siapa yang menghancurkan semua ini?." Tanya Qabel dengan nada tak terima.     

"Ibunya, Violet." Edwards sudah duduk di samping anaknya, ikut memperhatikan ikan ikan yang berenang dalam kolam.     

"Apakah Tante Violet tidak suka aku dekat dengan anaknya Dad? kenapa dia seperti itu ya?." Pertanyaan-pertanyaan Qabel membuat Edwards berdecak kesal.     

"Daddy yakin kau sudah tau, kenapa masih bertanya lagi?." Kata Edward dengan nada malas.     

"Apa Lily tidak akan kembali?." Itu bukan sebuah pertanyaan jelas, itu seperti kesedihan yang sebenarnya sudah di rasakan, namun tidak membuat Qabel baik baik saja.     

dia dengan jelas ingin mengetahui bahwa apa yang di pikirkan dirinya saat ini adalah kesalahan. Seperti saat dia tidak sengaja menghina Lily beberapa bulan yang lalu, karena Mereka hanya beda pemanahan saja, Kalimat yang terucap tidak bisa di tarik lagi, penyesalan adalah akhir dari kesakitan ini.     

"Daddy tidak bisa melakukan apapun, jika Lily memang senang bersama keluarganya? Kau bisa apa? Tidak mungkin kau menculiknya kan? Lagipula jangan terlalu memikirkan tentang Lily, kau pikirkan saja Masa depanmu saat ini. Lily tidak akan bisa kau dapatkan sampai kapanpun, Karena dia memang selalu hidup bersama Ibunya dan ayahnya. Violet tidak akan suka kau dekati anaknya dengan tahap serius." Ucapan Edwards memang sangat benar adanya, Qabel tidak bisa terus memikirkan Lily.     

Karena mau sampai kapanpun Lily tidak akan pernah bisa dia gapai, kenapa? sebab Violet tidak setuju. Tapi bagaimana cara tidak memikirkan wanita itu? saat Qabel begitu merindu dan sangat ingin memiliki wanita tersebut.     

"Aku akan mengurus hatiku Sendiri, Dad.. Aku akan mencoba untuk baik-baik saja. Jangan katakan hal ini pada Mommy, aku tidak mau dia berpikir aneh-aneh tentang perasaanku saat ini." Qabel berkata dengan nada pelan, Mencari tau mungkin tidak semudah apa yang dikatakan olehnya.     

walaupun dunia tidak benar-benar mendukung posisinya saat ini, namun dia ingin membuat dunia takluk di bawah kepemimpinannya.     

Hembusan nafas mereka terasa begitu dingin, mungkin karena musim gugur sudah tiba. Kota Jerman semakin terasa sepi ketika orang yang kita cinta tak berada disini.     

dia melihat sapu tangan rajut yang bentuknya sedikit aneh, apakah Lily membuat ini? wanita itu pasti bersusah payah untuk membuat sesuatu.     

dia sedang apa dia sekarang? Apakah Rindu mereka sama? Ketika cinta ini tidak bisa saling bersama.     

dia jadi ingat salah satu cerita tentang cinta yang tidak bisa bersatu, Kisah cinta segitiga antara Tristan-Isolde-King Marke, yang merupakan legenda yang ditulis oleh Thomas pada tahun 1165.     

Cerita ini mengisahkan seorang ksatria yang merelakan kekasihnya untuk sang raja. Meski mereka tidak bisa bersatu, Tristan dan Isolde konon tetap menjaga kesetiaan cinta mereka satu sama lain.     

Cinta berakhir tragis karena Tristan harus di asingkan ke Brittany, menjalankan kehidupan tanpa bisa melihat pujaan hatinya. Walaupun ada beberapa perempuan yang menarik perhatian Tristan, cinta Tristan hanya untuk Isolde seorang.     

Sampai pada akhirnya Tristan jatuh sakit dan berharap Isolde akan datang menjenguk dan mengurusnya, namun sayangnya Isolde datang terlambat dan Tristan Mati tanpa bisa melihat wanita yang paling di cintainya.     

Kisah itu adalah kisah pertama yang Qabel baca selama hidupnya, dia tidak mengerti kenapa orang-orang bisa mencintai seumur hidup seperti itu? Tapi saat melihat Lily lagi dalam hidupnya, dia sadar bahwa cinta yang kuat itu memang cinta yang Mengiklaskan.     

Satu kata yang mungkin tidak bisa dilakukan semudah itu, apakah Cinta Qabel dan Lily akan berakhir se-tragis itu?     

Apakah dia akan menjadi sosok Isolde yang menikah dengan sang Raja? Dan Lily menjadi Tristan? Qabel bahkan tidak bisa berpikir jernih jika harus membayangkan Lily harus Mati dalam kesedihan.     

Ketika kita menitipkan satu hati pada seseorang yang dipercaya, lalu kenyataanya seseorang itu memegang hati lain di tangannya? Apa yang harus kita lakukan?     

Tidak ada kata yang tepat untuk mendeskripsikan hal hal tentang cinta, Cinta itu terlalu Abstrak.. Memilikinya juga bukan akhir dari segala hal.     

"Daddy akan kembali ke kamar ibumu, Jangan terlalu lama di luar. kau bisa kedinginan." Ayahnya menepuk pelan pundak Qabel, anak itu hanya bisa mengangguk. Ketika langkah kaki ayahnya semakin menjauh.     

Meninggalkan Qabel seorang diri di bawah langit siang yang sangat dingin, Memegang sapu tangan Rajut yang tak beraturan.     

Senyum kecilnya langsung meraba-raba tentang apa yang Lily lakukan, hingga bisa membuat Sapu tangan Rajut seperti ini.     

Apakah Jarinya tertusuk jarum? Apakah dia menjahit dengan hati hati?.     

Lily juga tidak bisa menghubungi Nafisah lagi, Handphonenya sudah rusak dan di tinggalkan begitu saja.. Suara angin yang berhembus di samping telinga Qabel, Seperti bisikan kesedihan dari dunia yang sedang ikut terpuruk.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.