Hasrat Wanita Bayaran

Permintaan adikku



Permintaan adikku

0Keesokan paginya..     

Aku sudah duduk kembali ke sofa yang tadi, calon ibu mertuaku juga sudah pergi lagi, aku hanya diam saja melihat kesibukan Ibuku yang menyuapi suaminya dengan telaten dan hati hati. Ya.. ayahku bernama Edward itu sangat manja dengan istrinya, aku jadi bertanya-tanya tentang kehidupan rumah tanggaku suatu hari nanti. apakah akan seindah ini?.     

Aku sangat tau tentang cinta masa lalu dari ibu dan ayahku, Mereka melewati banyak cobaan. Apalagi saat dulu mantan istri ayahku, Bibi Violet yang sengaja bekerjasama dengan Paman Daniel untuk menghancurkan rumah tangga ayah dan ibu. ibuku memang sangat sabar sejak dulu. Menunggu ayahku mencintai dia dan berjuang untuk menjadi ibu yang baik bagi kami semua.     

Aku saja tidak yakin bisa sekuat ibuku, Lihat saja bagaimana aku langsung membenci Lucifer saat dia tidak menepati janjinya? Aku langsung sangat marah dan susah sekali memaafkan dia. bersyukur saja sekarang aku sudah cukup baik mau mengobrol dengan Lucifer Walaupun berakhir dengan pertengkaran. aku juga tidak tau kenapa aku mau duduk disini, padahal kerjaan di perusahaanku sudah menumpuk..     

Mungkin karena sebagian hatiku mendadak sakit, ketika melihat keluarga kami dalam bahaya seperti ini. Kebetulan sekali tidak ada orang menyebalkan disini, Setidaknya aku tidak perlu melihat wajah orang-orang yang selalu membuatku muak dan kesal.     

Aku paling tidak bisa baik-baik saja saat berada di sekeliling orang yang munafik dan suka sekali menjilat dengan tidak tau diri.     

"Kakak." Leony yang sejak tadi menatapku akhirnya Berbicara, aku balik menatap wajahnya dan menunggu dia akan mengatakan apa padaku.     

"Ya.." Kataku pelan, aku memang tidak suka basa-basi. Tapi melihat wajah adikku yang sangat cantik dan masih terlihat polos. aku jadi ingat aku yang dulu, jadilah aku menampilkan wajah sebaik mungkin..     

"Kakak apa kabar? Aku sudah lama tidak mengobrol dengan kakak, apakah kakak sudah mendapatkan semua yang kakak inginkan?.", Tanya Leony dengan suara pelan, disini memang hanya ada Leony dan Leonardo saja. aku tidak tau dimana Elizabeth, aku rasa wanita itu pergi bersama Neneknya. Nyonya Christopher.     

Entah Mereka pergi bekerja atau mereka memang sengaja menghindari aku, karena mereka memang tidak menyapa atau menegur mereka sama sekali. mungkin mereka memang banyak melakukan pekerjaan yang tidak aku sangka-sangka. apapun itu, bukan urusanku juga.     

"Kakak baik, Aku sudah mendapatkan semua yang aku inginkan. untuk saat ini, Mungkin.. Bagaimana denganmu? Apakah cita-citamu saat ini? apakah masih suka bermain serangga?." Tanyaku dengan lembut, Dia terlihat senang karena aku mau mengobrol dengannya. matanya berbinar bahagia, dia bahkan sudah membuka tas yang dia bawa sejak tadi dan memperlihatkan sesuatu di dalam tasnya.     

Aku mengintip sedikit ke dalam Tas Itu, seketika aku melotot dan menutup mulutku tak percaya. "Apa itu?." Tanyaku dengan suara Mencicit, melirik sebentar ke arah ayah dan ibuku yang sedang sibuk mengobrol. sedangkan Leonardo sibuk menggambar objek Ayah dan ibunya yang mengobrol itu.     

"Ini anak Ular." Dengan santai Leony berkata seperti itu, aku melotot geli dan tak percaya apa yang dia katakan barusan     

"Untuk apa?." Tanyaku tak mengerti.     

"Untuk berjaga-jaga jika ada orang jahat, ini ulat berbisa dan paling mematikan di dunia.. Tapi ular ini sangat penurut padaku, bahkan seperti anak kucing yang selalu minta di manja.. aku sekarang menyukai Hewan-hewan berbahaya, Tidak hanya serangga." Jawabnya lagi, aku sedikit menjauhkan dudukku dari samping Leony. kita tidak tau kapan ular itu akan mematuk diriku secara tiba tiba kan?     

"Kau aneh aneh saja Leony, apakah ibu dan ayah tau?." Tanyaku pelan, Memastikan Nyonya Choon-Hee dan Tuan Edwards tidak mendengar. Aku juga kasihan padanya jika sampai dia dimarahi     

"Tidak, aku membeli rumah sendiri untuk menaruh semua hewan Peliharaan yang aku punya. kakak, apakah kakak punya kenalan untuk membeli Macan Tutul langka? karena aku tak mungkin memakai kekuasaan Daddy untuk membelinya, mau tidak kak membantuku?." Tanyanya lagi, aku menutup mataku Sebentar lalu membukanya lagi.     

Memegang dada kuat-kuat, aku tak tau kenapa ada perempuan yang sangat berani seperti Leony. Aku memang jago bela diri dan menembak, tapi aku tetap tidak jago jika menghadapi hewan buas. Apalagi yang adikku katakan barusan? Dia memintaku untuk mencari kenalan agar bisa membeli macan Tutul? Memangnya aku ini apa? anak kecil memang terkadang suka memanfaatkan orang dewasa tanpa basa-basi lagi.     

"Memangnya kenapa tidak minta pada Leonardo atau Qabel saja." Tanyaku lagi, dia kan punya dua kakak yang sudah dewasa.. pastilah mereka berdua mau. Kenapa harus aku? aku saja tidak terlalu dekat dengan Adikku ini.     

"Ish! mereka tidak asik kak, Aku sudah sebesar ini saja masih di suruh tidur jam 10 malam. Padahal aku biasa tidur tengah malam atau hampir pagi, mereka masih menganggap aku bayi kecil mereka.. semua-semuanya serba di atur!, aku kan mau seperti kakak. jadi hebat dan menjalankan banyak misi, Apalagi aku punya banyak hewan peliharaan. sewaktu-waktu mereka akan membantuku dalam menjalankan Misi, bagaimana Kakak? aku sudah lama ingin menghubungi Kakak untuk meminta bantuan, tapi kenyataanya susah sekali.." Katanya lagi, aku yang melihat wajahnya sudah memohon dan terlihat imut. membuatku tidak tega menolak permintaannya.     

memangnya kenapa sih jika perempuan mau tampil beda? Leony juga kan mau terlihat hebat dan menjadi wanita mandiri.. Qabel memang tidak pernah mengerti perasaan adiknya, baiklah.. jika Qabel atau Leonardo tidak mau menuruti keinginan adikku ini, Aku sebagai wanita yang kuat dan mandiri akan membantu wanita lain untuk menggapai keinginannya. Ya.. karena dia juga adik kandungku.     

"Oke baiklah, Berikan nomor ponselmu. jika aku sudah mendapatkan apa yang aku inginkan, aku akan hubungi dirimu." Kataku, aku mengelus Handphone milikku dan memberikan padanya. wajahnya terlihat begitu bahagia, mungkin jika tidak di dalam ruangan bersama ayah ibu kami, anak kecil ini akan berteriak girang dan meloncat tak karuan..     

sebenarnya dia ini sudah kategori Remaja, namun wajahnya terlalu imut dan pipinya yang sangat chubby', membuatku merasa bahwa dia memang sangat kecil.. pantas saja Qabel dan Leonardo menganggap adikku ini anak kecil terus. aku adalah kakak yang baik, Pastilah aku akan menuruti keinginan adikku, selama dia mau tidur bersamaku dan jadi boneka kesayangan.     

Ah.. menggemaskan sekali ya.     

"Ini, terimakasih ya kakak.. aku tidak sabar menambah koleksi baru lagi." katanya, dia sudah menatap diriku dengan penuh harapan. tentu saja aku tak mau mengecewakan harapan itu.     

Dulu aku pernah seperti Leony, menginginkan sesuatu tapi tidak pernah terwujud. Sekarang tidak ada salahnya kan membahagiakan orang lain? Lagipula aku merasa bangga jika di minta tolong begini, jadi aku tau bahwa sepak terjangku di dunia ini sudah cukup mampu membawa perbedaan.     

Ya.. apalagi saat aku menikah dengan Lucifer nanti. astaga! adikku minta apa saja pasti akan aku berikan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.