Hasrat Wanita Bayaran

Jebakan di hari pernikahan?



Jebakan di hari pernikahan?

0Hari yang di tunggu-tunggu oleh semua orang telah tiba, beberapa media lokal dan luar negeri telah berdiri di tempat masing-masing. Sedangkan Para tamu terlihat duduk dengan tenang di tempat yang di sediakan.     

Aku melihat semua itu dari salah satu layar besar, di ruangan make up. Aku telah selesai di ubah menjadi seorang Ratu siang itu. Pernikahan akan terjadi 30 menit lagi, aku menatap sekali lagi wajahku di pantulan cermin.     

Hatiku baik-baik saja bukan? Entahlah, aku merasa jantungku seperti bertalu-talu namun masih bisa aku kondisikan dengan baik. Beberapa pelayan dan pengawal telah pergi dari Ruangan ini, aku sendirian sambil memegang buket bunga berwarna putih. Menatap layar sekali lagi, aku dapat melihat pembawa acara sudah bersiap-siap untuk memulai sambutan dan segala macam rancangan acara hari ini.     

Ketukan pintu membuatku menengok dengan cepat, aku melihat Lucifer yang tiba-tiba masuk dan menutup pintu dengan pelan. aku bingung, untuk apa dia kemari?     

"Kau sedang apa?." Tanyaku sedikit penasaran.     

"Jangan makan atau minum apapun selama acara." Ujarnya dengan sangat serius.     

"Kenapa?." Tanyaku, semakin khawatir.     

"Aku mendengar dari salah satu pelayan, bahwa musuh keluarga kita merencanakan hal buruk. Mereka membuat racun di salah satu makanan yang akan kau dan aku makan, Jadi.. Jika kau di tawarkan makanan, jangan di makan. Oke?." Lucifer memegang kedua bahuku, aku hanya menatap biasa saja ke arah pandangan matanya.     

"Kau yakin? Musuh keluarga kita? bukan musuh milik keluargamu?." Tanyaku sedikit sinis.     

"Aku serius Queen!! aku tidak mau sampai pernikahan ini hancur karena salah satu dari kita mati!." Lucifer terlihat marah, aku yakin Benar-benar marah dan kesal. Ya.. walaupun aku kesal saat dia atur-atur seperti ini, memangnya siapa dia? Cih! dia berkata seperti ini juga hanya untuk menyelamatkan diri dan nama baiknya saja. Bukan untuk kepentingan diriku atau Keluargaku.     

"Ya.. aku paham, Keluarlah.. Pernikahan akan segera di mulai." Kataku padanya, aku sedikit sesak saat harus berada satu ruangan dengannya.     

"Hati-hati, jangan percaya siapapun. Pernikahan ini cukup penting untuk kita, aku tidak mau sampai gagal." Katanya lagi, Dan sekali lagi aku mengangguk.     

Aku benar-benar tidak tau kenapa dia menganggap pernikahan kami benar-benar penting? Aku jadi berpikir aneh-aneh.     

Lucifer berjalan pergi, membuka pintu besar di depannya dan menutup lagi. aku langsung Menghela nafas panjang.     

Saat Lucifer pergi, tidak berapa lama Pintu Tersebut Terbuka lagi, salah satu pelayan datang membawa dua fotografer yang akan memotret diriku.     

Aku tersenyum kecil, bangun dan mulai berjalan ke salah satu tempat yang memang memiliki latar bagus untuk membuat momen indah ini, menjadi lebih berkelas.     

"Apakah ada video juga?." Tanyaku yang sudah mulai berdiri dengan baik.     

"Ya.. Gerakan saja badan Nona dengan perlahan, kami akan memotret dengan baik." Kata salah satu pria disana.     

aku mengangguk, melakukan apapun gerakan yang bisa menambah kesan anggun dalam pemotretan siang ini.     

Beberapa detik berlalu dengan cepat, aku sedikit kegerahan, saat aku melihat bahwa pendingin ruangan ternyata Mati.     

"Hei.. Tolong nyalakan pendingin ruangannya." Kataku pada pelayan yang sejak tadi sibuk mengurus beberapa perlengkapan, aku tidak tau untuk apa dia disini.     

"Baik Nona." Katanya pelan, aku mulai sibuk berpose lagi. Beberapa saat aku merasa udara lebih baik, tapi sedikit terasa aneh ketika penciumanku membaui sesuatu.     

"Aroma apa ini? Seperti aroma aneh.." Kataku lagi.     

"Itu pengharum ruangan Nona." Kata Pelayan Tersebut, setelah dia mengatakan hal tersebut. dia masuk ke dalam ruangan kamar mandi, aku tidak tau mau apa dia. Karena aku sibuk dengan pemotretan, akhirnya aku acuhkan dia dan aroma aneh ini.     

Aku masih berusaha fokus, namun perlahan dadaku Benar-benar sesak. aku melihat dua fotografer juga sudah menutup hidung mereka dan terbatuk-batuk, aku ikut terbatuk. berusaha untuk berjalan ke arah pintu keluar dan membukanya. Tapi belum aku sampai di depan pintu, aku merasa tubuhku mati rasa dan aku terjatuh di atas lantai.     

"Uhukk.. pelayan!!! bukan pintunya!!." Kataku yang masih berteriak, namun tidak ada yang keluar sama sekali dari Kamar mandi tadi. dua Fotografer sudah jatuh tidak sadarkan diri. ada apa ini? Apakah ini racun?     

Aku mencoba untuk merangkak agar bisa membuka pintu, tapi sialnya tubuhku tidak bisa Bergerak. aku terjatuh pada ketidakberdayaan, bagaimana ini? Lucifer!!!! Mom? Daddy? Tolong aku...     

Tolong aku..     

Tolong aku...     

Ketidakberdayaan itu membuatku menengok ke arah pintu kamar mandi, saat pelayan tadi Keluar. Tapi dia sudah memakai masker khusus, dia Berjalan ke arahku. Mengelus pelan pipiku, aku ingin menepisnya. Tapi tidak bisa, dia malah menampar pipiku dengan sangat kencang.     

sialan!!!!     

"Kau akan mati!." katanya sambil tertawa, dia berlalu pergi. melewati jendela dan menutupnya kembali. aku ingin berteriak, aku ingin meminta tolong. Tapi aku tidak bisa melakukan apapun.     

apakah ini akhir hidupku?     

****     

(Author POV)     

di luar ruangan, Choon-hee sedang mengobrol dengan beberapa tamu yang datang. dia sibuk menyambut kedatangan mereka semua, dia baru sadar Bahwa ini sudah waktunya untuk menjemput anak mereka untuk ke tengah-tengah acara.     

"Suamiku, ayo kita panggil Queen." Choon-hee memegang tangan Edwards, suaminya itu Langsung menengok dan mengangguk.     

"Ayo." Kata Edward, Mereka berdua Berjalan bersama untuk pergi ke ruangan dimana Queen berada.     

Beberapa pengawal mengikuti dari belakang, Choon-Hee merasa senang sekali karena anak perempuannya bisa menikah di waktu yang tepat.     

"Anak kita pasti sangat cantik sekali." Kata Choon-Hee pada suaminya.     

"Tentu saja, dia sangat cantik karena kau ibunya." Ujar Edwards.     

"Kau bisa saja, aku senang bisa berada di keadaan saat ini. Kita akan melihat Queen yang bahagia dan memiliki cucu nantinya, aku tidak sabar menimang bayi yang lucu." Ucapan seorang istri kepada suaminya, menambah kesan indah di siang hari tersebut.     

Saat mereka sampai di depan pintu ruangan yang di tuju, Edwards sudah mau mendorong pintu tersebut. Tapi seseorang menembakkan peluru ke salah satu gagang pintu. Membuat Edwards menarik istrinya dan Langsung berlindung ke salah satu meja.     

Baku tembak tidak dapat di hindarkan, Beberapa pengawal yang di bawa Edwards sudah tumbang. Karena ada banyak orang berbaju hitam yang langsung memberondong dengan tembakan tiada henti. Salah satu kaca Jendela juga Sudah pecah, sepertinya ada Sniper dari jarak jauh. Edwards Benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa, dia Khawatir jika bergerak maka istrinya tidak akan aman.     

"suamiku, Queen!! anakku!!!." Kata Choon-Hee yang sudah mulai panik, dia sudah mau berdiri. Tapi satu tembakan lagi Hampir mengenai Wanita itu, jika saja Edwards tidak menarik tangan istrinya.     

"Jangan bergerak terlalu jauh sayang!! kita terjebak!." Kata Edward sedikit berteriak. hanya sisa dua pengawal Edwards yang sedang bersembunyi, Mereka sudah menghubungi yang lainnya. Edwards saat ini hanya bisa menunggu hingga salah satu sniper bisa di kalahkan.     

Karena sniper itu menjaga pintu yang mengarah ke ruangan Queen. "Anak kita bagaimana?." Choon-hee sudah menangis, dia takut anaknya kenapa-kenapa di dalam sana dan membutuhkan bantuan.     

"Kita bergerak kita mati." Kata Edward dengan pandangan sangat serius.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.