Hasrat Wanita Bayaran

Membuang-buang tenaga saja!



Membuang-buang tenaga saja!

0Makan siang kami sudah selesai sejak sejam yang lalu, aku dan Edwards sudah kembali ke kantornya. Sedangkan Sekretarisnya Gery, Dia pergi ke suatu tempat untuk melihat proyek pembangunan. entah proyek apa, aku hanya di tugaskan untuk menyusun hasil rapat tadi dan memberikan hasilnya pada Manager Perusahaan. Ada beberapa poin penting yang aku lihat di hasil rapat tadi.     

Ternyata Edwards memegang hampir 20% Saham Perusahaan, Sedangkan 15% lainnya milik Ayahnya dan 5% milik ibunya. sedangkan untuk kedua adiknya masing-masing memegang 7%. Waw! Jadi keluarga mereka memegang hampir setengah saham di perusahaan sendiri? Pantas saja mereka kaya raya..     

Setengah saham lagi di pegang beberapa Pengusaha lainnya, Yang memang Termasuk di salah satu orang terkaya. Memang ya, orang-orang kaya selalu punya banyak cara untuk mengembangkan bisnis mereka. aku tidak tau seberapa banyak kekayaan keluarga Douglas. Tapi dari yang aku baca dan lihat sekarang, sepertinya kekayaan itu tidak akan habis sampai tujuh turunan. bisa saja habis, jika memang kiamat.     

aku mengetik beberapa laporan yang sedikit banyak aku tau, saat aku kuliah dulu. aku sering belajar komputer dan cukup hatam dengan cara penggunaanya. jadi tidak sia-siakan aku kuliah? setidaknya ilmu masih bisa dipakai.     

Aku melihat Edwards yang sibuk mengetik di atas komputernya, sepertinya pekerjaan Edwards sangat banyak. atau dia yang mencoba menyibukkan dirinya sendiri? Aku bertanya-tanya tentang apa yang mau dia bicarakan dengan Istrinya itu.     

Tapi masa bodoh lah, aku tidak mau peduli. Aku kembali menyibukkan diri seperti Edwards. Jam terus berputar tanpa pembicaraan yang berarti antara aku dan Edwards.     

Hingga pada saatnya jam sudah berhenti tepat di angka 6 sore. "Ayo pulang." Kata Edwards padaku, aku yang mendengar ajakan darinya tentu saja bingung. bukannya dia harus pulang ke rumah untuk bertemu istrinya?.     

"Aku bisa pulang naik taksi, lagipula aku mau mencari jajanan malam. Kau bisa langsung pulang, kau sudah berjanji pada istrimu untuk pulang. aku mengingatkan saja." Kataku pelan, dia tersenyum manis dan mengelus lembut rambutku.     

"Kalau begitu kabari aku jika kau sudah sampai apartemen, aku akan langsung pulang. See you." Katanya dengan sangat sopan, Aku mengangguk. Edwards pergi lebih dulu dari hadapanku.     

aku kemudian mengambil tas dan mengganti high heels menjadi sendal jepit, lalu mulai menguncir satu rambutku dan merapihkan meja kerja.. ah, ternyata tidak terlalu sulit bekerja di kantor besar. Mungkin belum sulit.     

Aku mematikan lampu dan mulai berjalan menuju pintu, membukanya perlahan. Tempat ini sudah sangat sepi, ya karena memang hanya ruangan Edwards saja yang ada disini.     

Ketika aku sudah ingin menutup pintu, tiba-tiba tubuhku di tabrak dengan kencang. aku terkejut dan melihat siapa orang tersebut, namun sialnya wajahku sudah di tampar dengan kencang.     

"Shit!" Kataku kesal, aku memegang wajahku dan menengok dengan cepat. Melihat Violet yang sudah menatap diriku dengan pandangan yang tidak bersahabat sama sekali. Kenapa wanita ini disini? seharusnya dia Di rumah Menunggu suaminya pulang.     

"Ada apa ini Nyonya? Anda cukup lancang menampar saya." Kataku dengan tegar, aku memang sangat menghargainya. tapi jika dia sudah menginjak-injak diriku, Tentu aku tidak akan bisa tinggal diam. Aku belum pernah di tampar oleh orang lain seperti ini, dia adalah orang pertama yang begitu kasar.     

"Lancang kau bilang? Lalu bagaimana denganku yang suaminya kau rebut! Pelacur!." Kata Violet padaku, aku tertawa kecil dengan sakitnya pipi saat ini.     

"Apa yang aku rebut? Tuan Edwards? aku rasa anda cukup bodoh, bagaimana bisa anda mengatakan saya merebut suami anda? sudah jelas-jelas kami hanya partner kerja saja. Jangan berlebihan, saya masih bersikap baik karena cukup menghargai Tuan Edwards, sebab anda istrinya." Kataku dengan tegas, aku berani menatap matanya yang sangat angkuh. dia menatap mataku dan mendekatkan diriku dengan perlahan.     

"Pergilah dari tempat ini, jangan pernah kembali untuk bekerja atau apapun. Aku akan membayar dirimu lebih banyak dari Edwards yang membayarmu! kau pikir aku tidak tau? bahwa kau di pungut dari tempat penyewaan? wanita ular yang begitu licik. Kau mau menggantikan posisi diriku sebagai seorang istri sah! Mimpi saja! Pelacur seperti dirimu tidak punya tempat di Keluarga Douglas!." Violet memaki dengan sangat baik, aku akui dia punya mulut yang begitu lancang dan tajam.     

Tapi aku tidak mau masuk dalam emosi dan membuat Semuanya jadi runyam, cukup bersabar saja. setidaknya aku akan tau apa lagi yang mau dia katakan, aku sudah membuka handphoneku diam-diam dan merekam semua pembicaraannya. Membuatnya sebagai senjata suatu hari nanti.     

"Jika anda sudah tau Bahwa saya hanya wanita bayaran, kenapa Anda harus repot-repot berurusan dengan saya? Anda juga tau status saya lebih rendah dari anda. Bukankah saya hanya sebuah sampah? Jangan terlalu membuang tenaga anda untuk menyingkirkan saya, jika saya memang tidak pantas. seharusnya anda paham Bahwa saya tidak mungkin mengambil hati Tuan Edwards dan juga tempat anda. jika anda bersikap seperti ini, itu tandanya Anda cukup takut dan merasa saya pantas untuk mengambil posisi anda sekarang, Bukankah begitu?." tanyaku dengan tatapan mengejek.     

Violet Semakin memerah marah, aku tau bahwa diriku sudah membangunkan macan tidur. Tapi apa boleh buat, aku ingin menunjukkan sedikit kekuatanku sebagai wanita bayaran.     

"Sombong sekali dirimu, baru sekali mendapatkan perhatian Edwards. sekarang kau bisa berbicara selancang itu, aku ingin tau seberapa lama kau bisa di pertahankan oleh Edwards. ingat! aku akan melakukan segala cara agar tidak ada satu wanita pun yang bisa menggantikan posisi diriku. Bukan aku merasa kau ataupun wanita lain selevel denganku, tapi aku hanya tidak suka barang yang sudah menjadi milikku di ambil oleh orang lain!." Violet berkata sangat tegas dan berani, dia benar-benar tidak takut pada apapun sepertinya.     

"Oh ya? Berarti kau menganggap Edwards itu hanya sebuah barang yang bisa kau gunakan sesuka hatimu? Padahal aku merasa Edwards adalah Orang yang baik dan sangat pengertian, sayang sekali dia harus memilki wanita seperti dirimu. Jangan sampai menyesal nyonya Violet, ada saat di mana Hal-hal yang kau genggam Dengan erat, akan melebur dan menghilang dari genggaman itu." aku sudah tidak memakai ucapan yang sopan lagi, malas menjadi wanita sopan jika orang di depanku saat ini begitu kurangajar. hanya membuang-buang energi saja.. Huft!     

"Terserah apa katamu! Tapi aku peringatkan jangan Mendekati Edwards! Siapapun kau dan apapun tujuanmu di tempat ini, lagipula. Keluarganya Edwards juga tidak akan pernah menerima wanita murahan seperti dirimu!." Ujar Violet.     

"Oh ya? Kalau begitu kita akan buktikan, apakah aku di terima di Keluarga Edwards atau tidak." Kataku sinis, aku tersenyum mengejek dan melipat tangan di depan dada. dia tidak tau saja siapa yang mengajak kerjasama padaku..     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.