Hasrat Wanita Bayaran

Untuk apa dia kemari lagi?



Untuk apa dia kemari lagi?

0Malam harinya, aku memilih untuk membuat makan malam saja. tidak berniat untuk membeli makanan di luar sama sekali, karena aku Terlalu bosan dengan tidak melakukan pekerjaan apapun sama sekali.     

Kurasa makan makanan yang sehat dan Masak sendiri itu lebih baik untukku, Salmon panggang dengan tumis buncis ditambah jagung adalah makanan yang enak. Walaupun aku tidak yakin rasanya akan seenak masakan bintang lima, tapi hal ini kan aku bisa makan sendiri. kenapa aku harus repot enak atau tidak..     

Kesibukanku sejak tadi hanya menonton film drama-drama Romance, melihat bagaimana kehidupan wanita muda begitu indah saat bertemu dengan pria kaya. Mereka saling jatuh cinta dan Menikah.. Mereka Hidup bersama-sama selama sisa umur mereka, terlihat aneh namun kurasa itu memang ada di dunia nyata.     

Lihat saja bagaimana diriku yang tiba-tiba di tawarin uang 10 Miliyar? Itu seperti mimpi indah yang mungkin tidak akan pernah aku lewatkan, Uang dan seluruh fasilitas untuk hidupku akan di tunjang dengan baik. Aku tidak perlu kerja sampai pagi dan kelelahan Sama sekali, Hanya perlu melahirkan penerus tahta Keluarga Douglas. lalu aku akan menjadi perempuan paling beruntung di dunia ini.     

Aku sudah selesai memasak makanan untuk makan malamku sendiri. ketika aku sudah ingin berjalan ke arah Meja makan dan Menaruh piring disana. tiba tiba suara Bel berbunyi, aku menerka-nerka lagi. siapa yang datang di jam segini?     

aku berjalan perlahan ke arah pintu dan membukanya, aku melihat Edwards yang datang dengan wajah lelah. dia langsung masuk ke dalam tanpa mengatakan apa apa padaku, aku sedikit bingung. untuk apa lagi dia kemari? Maksudku, memangnya dia tidak punya rumah sama sekali?     

padahal rumahnya sangat besar dan mungkin kamarnya saja lebih besar dari apartemen milikku. Kenapa juga dia senang sekali kemari, aku memang heran dengan sikap Edwards beberapa hari ini.     

"Kau masak apa?." Tanyanya padaku, saat dia sudah melepaskan pakaian kantornya dan hanya memakai kaus dalam saja, aku mengikuti langkahnya yang sudah duduk di kursi meja makan. aku melihat dia yang langsung mengambil sendok dan mengunyah salmon panggang yang aku buat.     

"Enak.. kau tau saja aku suka salmon panggang dengan tumis buncis." Ujarnya tanpa rasa bersalah, aku masih diam..mencerna Dengan baik apa yang dia lakukan disini, apa katanya? salmon panggang itu kesukaannya? Sudah jelas-jelas aku membuat itu untuk dirinya sendiri.. astaga Tuhan, kenapa Edwards sangat percaya diri sekali dengan hidupnya itu?     

"Oh ya? apakah rasanya enak? Aku tidak tau apa yang kau suka sebenarnya." ujarku dengan datar, Aku duduk di kursi lain. tapi tetap menghadap ke arahnya.     

"Rasanya enak, Aku suka salmon buatan dirimu. lain kali tambahkan keju di atasnya ya." Ucapan Edwards itu membuat sedikit meringis kesal, Dalam hati aku sudah mengutuk Edwards yang seenaknya saja memakan dan menyuruh diriku ini dan itu. walaupun aku tau apapun yang dia suruh mungkin tidak akan gratis, dia pasti akan membayar mahal untuk apa yang telah aku lakukan.     

"Kau kenapa pulang kemari?." Tanyaku hati-hati, setelah menunggu beberapa saat. Edwards hanya sibuk memakan makanan yang aku buat, biarlah aku diet malam ini. aku juga jarang makan malam, besok pagi aku bisa makan makanan yang aku suka..     

"Aku hanya ingin kemari, rasanya di rumahku terlalu besar dan sepi. aku merasa berbeda saat berada di apartemen milikmu." Ujarnya dengan santai, dia menyuap potongan salmon terakhir. lalu menatap ke arahku dengan pandangan penuh arti.     

"Apa?." Tanyaku bingung.     

"Minum..." Ujarnya dengan suara manja, aku yang mendengar hal itu baru sadar bahwa aku tidak menyiapkan minuman untuknya. aku langsung bangun dan Mengambil gelas besar, aku mengisinya dengan air dingin dan membawakan ke hadapan Edwards.     

Edwards langsung meminum air dingin itu dengan gerakan perlahan, Setiap tegukan yang dia Lakukan. saat itulah jakunnya naik turun membuat diriku langsung Panas dingin, Edwards belum mandi dan hanya sedang minum saja aku terpesona. apa sih yang tidak membuatku terpesona? ketampanan Edwards memang tidak ada matinya.     

"Ah.. terimakasih, makan malam ini sangat enak. aku mau berganti baju dan mandi dulu ya, Nanti ada satu pelayan yang akan datang membawakan semua kebutuhanku." Kata Edwards padaku, dia bangun dari kursinya dan membuka bajunya dengan santai, sama seperti sebelumnya.. saat Edwards membiarkan saja tubuh polosnya terlihat olehku.     

aku yang tidak bisa mengatakan apa apa, hanya bisa pasrah. mengambil pakaian Edwards yang tercecer dan Menaruhnya di keranjang pakaian kotor, Besok aku akan mencuci banyak baju sepertinya.     

Edwards sudah masuk ke dalam kamar mandi, Tak lama bunyi Bel terdengar lagi. aku langsung buru-buru membuka pintu dan melihat orang yang datang. benar kata Edwards, satu pelayannya datang membawakan banyak belanjaan. beberapa paper bag ukuran besar dia berikan padaku, aku sampai kesusahan membawanya. tapi aku tetap membawanya dengan hati-hati ke atas kasur dan Menghela nafas sebentar..     

aku berjalan lagi ke arah pintu, lalu pelayan itu membawakan sekotak makanan berisi ayam tepung Dengan saus mentega. aku langsung tau makanan tersebut, karena aku sering membelinya jika sedang terburu-buru untuk makan malam..     

Aku mengambilnya dan pelayan itu langsung pamit pergi, Edwards masih mau makan? Pikirku bingung. karena Aku tidak tau jika Edwards memesan makan malam..     

aku menutup pintu kembali, berjalan ke arah Meja makan dan membuka kotak makan tersebut. Aroma harum langsung tercium di Indra pendengaranku. aku merasa Edwards memang selalu tau selera yang aku inginkan.     

Tapi aku tidak langsung makan, aku memilih untuk membereskan perlengkapan Edwards yang ada di dalam paper Bag, mengeluarkan satu persatu dan mulai Memilih kaus dan celana apa yang akan Edwards pakai malam ini.     

aku menyingkirkan pakaian yang bisa di pakai untuk besok dan besoknya lagi, Menaruhnya di dalam lemari milikku. untung saja aku masih punya tempat untuk di berikan pada pakaian Edwards, entah mengapa lelaki itu senang sekali mempersulit hidupnya. dia punya rumah besar dengan banyak pelayan, Kasur besar yang mungkin bisa membuatnya berguling kesana kemari. Kenapa Juga Dia datang kesini dan sempat-sempitan denganku.. jalan pikirannya memang tidak bisa aku tebak.     

"Pelayanku sudah datang?." Suara Edwards yang serak membuatku menengok, aku melihatnya yang sudah memakai handuk Berwarna biru tua milikku. terlihat lucu di badan Edwards yang begitu besar.     

"Ya, aku menaruh sebagian pakaian milikmu di lemari milikku, itu kaus dan celana pendek sudah aku pisahkan untukmu. Kau bisa memakainya." Ujarku selembut mungkin, Edwards mengangguk dan mulai memakai pakaian yang sudah aku siapkan. dia tidak mengatakan apa apa lagi, Sepertinya dia memang sangat lelah malam ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.