Hasrat Wanita Bayaran

Gadis kecil dan jepit rambut



Gadis kecil dan jepit rambut

aku dan Edwards sudah selesai makan malam, saat ini dia mengajak aku ke Rooftop. angin menerpa kulitku yang terbuka, Aku tidak tau kenapa Edwards mau mengajak aku ke atas begini dan merasakan angin malam yang sangat Dingin.     

Kami duduk di gazebo kecil, Langsung memandang ke arah perkotaan dan lampu-lampu yang berkelap-kelip. Ketika aku memeluk tubuhku sendiri, aku merasakan Edwards memberikan jas yang ia pakai dan di pakaikan di bahuku. aku termenung sesaat, tapi buru buru sadar saat senyum Edwards mengarah padaku.     

"Terimakasih." Kataku padanya.     

"sama-sama." Kamu saling berdiam beberapa saat, aku cukup hangat saat ini. karena Jas yang di pakaikan Edwards sepertinya memiliki bahan yang bisa menyesuaikan suhu sekitar.     

"kenapa kau suka sekali melihat pemandangan? Dua kali aku bertemu denganmu, dua kali aku melihatmu selaku termenung sambil menatap langit." kataku jujur, aku bukannya mau ikut campur. Tapi daripada aku merasa keheningan yang terasa aneh, lebih baik aku membuka pembicaraan dengannya.     

"Saat aku kecil, aku pernah bertemu Dengan seorang gadis cantik. saat itu aku di Culik oleh seorang Pria gila, Gadis cantik itu tidak sengaja menemukan aku dan mengeluarkan aku dari gudang kosong, Tempat pria gila itu menyekap diriku.. Ku kira gadis kecil itu akan membawaku ke kantor polisi, tapi dia malah membawaku ke bukit yang sangat tinggi dan bisa melihat pemandangan sekitar. Saat itu aku seperti melihat langit sangat dekat, Bintang-bintang berada di atas kepalaku. Sejak hari itu aku selalu menyukai memandang langit kapanpun aku sempat." kata Edwards bercerita, aku yang mendengar hal itu hanya bisa Tersenyum kecil.     

Edwards pernah di Culik? Dan lucunya dia di selamatkan oleh gadis kecil.     

"Lalu kalian tetap bisa pulang dengan selamat?." tanyaku penasaran.     

"Ya, Setelah aku menemani gadis kecil itu melihat langit. Dia mengantarkan aku ke depan kantor polisi. Kami berjalan sangat jauh saat itu, sekitar dua jam lamanya.. Tapi aku tidak merasa lelah sama sekali, karena gadis tersebut selalu bercerita banyak hal. Dia berkata bahwa setiap sore dia akan ke bukit sebelum menemani ibunya bekerja." Aku yang mendengar hal itu hanya bisa terdiam, Memikirkan bagaimana kisah Edwards di masa lalu.     

Aku tidak tau kenapa Edwards mau menceritakan masa lalu yang mungkin membawa pengalaman buruk untuknya, kasus penculikan bukan hal yang remeh kan? Apakah dia tidak trauma? Kenapa dia bisa bercerita dengan sangat baik?     

"Kau masih berteman dengannya..?." aku memang tidak bisa menanggapi dengan baik pembicaraan ini, karena aku merasa ini sudah masuk ke ranah Pribadi. aku hanya bisa bertanya hal-hal singkat saja.     

"Tidak, Sejak dia membawaku ke kantor polisi. saat itulah kami berpisah, aku tidak menemukan dia lagi. Ketika setiap sore aku ke bukit itu dan menunggunya, dia tidak datang.. Aku juga lupa Bertanya siapa namanya, Tapi wajahnya selalu aku ingat dan wajah itu yang menutup kenangan buruk selama aku di Culik. Jika tidak ada gadis kecil itu, mungkin aku tidak akan pernah ditemukan dan tidak pernah selamat. Aku juga mungkin tidak akan pernah melihat langit yang indah lagi, aku berhutang banyak hal padanya. Tapi aku tidak bisa membalas kebaikannya sampai hari ini." Edwards menatap langit sekali lagi, senyum kecil terpantri di bibitnya.     

Aku sempat melihat senyum itu sebentar, tapi berpura-pura menatap lain karena tidak mau mengganggu privasinya.     

"Gadis itu sangat baik, dari ceritamu sepertinya membekas sangat berarti ya." Kataku sedikit sok tau.. padahal aku tidak mengerti apa apa saat ini, aku tidak pernah duduk dengan lelaki dan bercerita masa lalu.     

Aku terbiasa tidur di kasur dan bercinta tanpa membahas apapun, lebih tepatnya aku suka dengan sebuah gerakan dari pada obrolan. Ya, tapi aku juga tidak bisa melakukan apapun saat ini, Aku di bayar untuk menemaninya. Jadi aku harus menikmati hal ini dan berusaha untuk menjadi Choon-hee yang profesional.     

"Dia begitu baik, aku selalu ingat senyum manisnya yang begitu indah.. Dia periang, banyak bicara, suka Tersenyum dan begitu tulus.. Dia bahkan tidak bertanya siapa namaku, kenapa aku bisa di Culik, dimana rumahku? darimana asal-usulku. dia benar-benar membantu tanpa mau ikut campur, sifatnya sangat berbeda pada wanita yang sering aku temui selama ini." Edwards melirik ke arahku, dia seperti sangat senang jika membahas soal gadis kecil itu.     

"Bukankah kau bilang dia gadis kecil, kurasa setiap anak kecil memang tidak mau tau urusan orang lain. maksudku mungkin saja dia juga tidak tau bahwa kau sedang di Culik, dia hanya tau kau sedang bermain petak umpet atau semacamnya." kataku sedikit berspekulasi, aku hanya mengatakan hal-hal yang masuk akal saja. bukan bermaksud mau membantah omongan Edwards.     

"Soal itu, sebenarnya aku sudah bercerita padanya bahwa aku di Culik dan aku berterimakasih padanya karena membebaskan aku, tapi jawaban dia sangat mengejutkan. Dia berkata bahwa Tuhan yang takdirkan kita bertemu, jangan berterimakasih padaku. Tapi berterimakasih pada Tuhan." Edwards sekali lagi melihatku, aku yang mendengar perkataannya merasa sedikit aneh. Kenapa kata kata ini seperti familiar di otak dan hatiku ya?.     

apakah aku pernah mendengar perkataan ini? Tentu saja, ini hanya perkataan biasa yang mungkin sering orang katakan pada teman dekatnya.     

Tapi.. Ada rasa yang berbeda ketika aku mendengarnya dari mulut Edwards tadi.     

"Itulah mengapa aku bilang dia berbeda, dia benar-benar membantuku tanpa pamrih. Jika saja aku tau namanya saat itu, mungkin mencarinya bukanlah hal yang sulit." Edwards berkata lagi, tapi kali ini dia sambil mengeluarkan sesuatu dari balik kantung celananya..     

sebuah kotak kaca dan di dalamnya terdapat jepit rambut bergambar Barbie, terlihat usang dan sudah jelek sekali.     

"Ini jepit Rambut miliknya, saat aku tanya apakah kita bisa bertemu lagi? dia menjawab iya, Kita akan bertemu lagi.. Lalu dia melepaskan jepit rambutnya dan berkata bahwa dia akan kembali mengambil jepit Rambut ini saat kita bertemu, Tapi sampai hari ini. Dia belum kembali dan aku belum bisa mengembalikannya." Saat membahas perkataan terakhir, Edwards terlihat sedih. Apakah gadis itu sangat berarti sekali?     

mereka hanya tidak sengaja bertemu kan, Tapi sepertinya ada sesuatu yang membekas di hati Edwards tentang gadis kecil tersebut.     

"Kau sudah berusaha mencarinya, dari banyaknya wanita di dunia ini. aku yakin dia sudah menjadi gadis yang cantik, Hatinya pasti tetap baik.. mungkin hanya takdir Tuhan saja yang mungkin akan mempertemukan kau dan dia, Seperti katanya.. karena Tuhan kalian bertemu saat itu, dan mungkin karena Tuhan juga Kalian bisa bertemu suatu hari nanti." aku tanpa sadar berucap kata Tuhan, Padahal selama ini aku tidak pernah mengucapkannya sama sekali.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.