Hasrat Wanita Bayaran

Tidak sesuai perkiraan



Tidak sesuai perkiraan

0Choon-hee sudah masuk ke dalam kamar hotel yang begitu mewah, Di kanan kirinya terdapat dua pilar penyanggah yang menambah kesan elegan. Seperti Memasuki kamar di kerajaan Yunani kuno, Kamar ini memang tampak seperti itu..     

Choon-hee melepaskan gaunnya dan di gantung dalam lemari pakaian, Lalu mulai mengikat rambutnya seperti ekor kuda. Choon-hee melihat-lihat apa yang memang ingin dilihat.     

Ketika matanya menatap ke arah jendela, Pandangan kota di malam hari terlihat lebih elegan dan menawan. Luar biasa, kamar hotel ini memang terlihat sempurna dengan segala kemewahannya.     

Tentu saja mewah, Tidak mungkin Tuan Edwards mengambil kamar murah untuk dia tinggali.     

Suara pintu terbuka, Membuat Choon-hee langsung Tersenyum dan menyambut sang Tuan dengan pose seksinya.     

Edwards yang melihat perempuan di depannya, hanya bisa menampilkan wajah datar tanpa minat. Edwards mulai membuka jas yang dia pakai dan juga melepas dasi yang mencekik leher, menggulung lengan kemeja perlahan. Mata Edward melihat tampilan wanita yang masih saja berdiri, dan menatap Edwards dengan pandangan lapar.     

Semua wanita bayaran memang begitu, mereka selalu saja melihat Lelaki banyak uang dengan Pandangan bodoh.     

Edwards mendudukan dirinya di sofa yang menghadap ke jendela. Lalu menatap langit malam dengan pandangan mata yang sendu.     

"siapa Namamu?." Tanya Edwards, karena merasa kasihan dengan wanita itu, sebab wanita itu tetap tidak bergerak di tempatnya sama sekali.     

"Aku Choon-hee Tuan." Katanya, suara yang begitu lembut dan juga senyum yang sangat manis.     

Edwards hanya menganggukkan kepalanya saja.     

"kau bisa memijat?." Tanya Edwards.     

"Tentu Tuan, Sudah menjadi keahlian seorang wanita bayaran sepertiku untuk memijat." Kata Choon-hee dengan nada yang dibuat se-sensual mungkin.     

"Bisa kau pijat Pundakku, Aku sangat lelah hari ini, butuh tempat untuk beristirahat dan menenangkan pikiran." Kata Edwards jujur.     

"Tentu Tuan, Anda mau memakai aroma Terapi? Atau hanya minyak zaitun?." Tanya Choon-hee.     

"Aroma terapi saja." setelah mengatakan hal itu, Edwards langsung membuka kemeja yang ia pakai. memperlihatkan otot-otot yang tercetak sempurna.     

Choon-hee yang Melihat itu dari kejauhan, hanya bisa menelan ludahnya susah payah. Bahkan sekarang ada yang berkedut di bawah sana, Pesona Edwards memang luar biasa, Choon-hee yang terbiasa melihat tubuh lelaki saja bisa takjub begini.. Apalagi wanita yang baru pertama kali melihat tubuh lelaki? Pasti mereka langsung mimisan melihat tubuh sempurna Edwards.     

Choon-hee berjalan ke salah satu meja, mengambil aroma Terapi yang memang sudah di sediakan, langkah kaki Choon-hee mulai berjalan ke sisi Edwards.     

Tangan mungilnya mengelus pelan punggung yang sangat keras dan menakjubkan itu, Sialan! kenapa memegang kulit di punggungnya saja membuat darah Choon-hee langsung berdesir tak karuan?     

Bahkan ketika aroma tubuh Edwards masuk ke dalam penciuman Choon-hee, saat itu juga Rasa panas membuat sekujur tubuh mendadak gerah..     

apakah semua lelaki kaya dan tampan akan mempunyai pesona seperti Edwards Salvador? Tentu saja tidak, Edwards memang terlahir sempurna sejak dulu. Choon-hee memang sudah mendambakan pertemuan ini sejak lama.     

Apalagi ketika mendengar cerita teman-temanya yang sering membicarakan Edwards, Pada masa sekolah dulu. ketampanan Edwards memang sudah menjadi buah bibir bagi gosip hangat setiap wanita..     

Dan sekarang, di depan Choon-hee. Lelaki dengan segala kesempurnaan ini sedang berbaring dan meminta dipijat..     

Mungkin Edwards terlihat dingin dan wajahnya juga tidak terlalu menampilkan ekspresi yang berarti, Tapi Aku yakin lelaki ini pasti tetap terkesan jika sudah mendapatkan servis yang baik dari tanganku.     

Choon-hee mulai memijat punggung Edwards dengan perlahan namun sedikit dalam, Sejak dulu Choon-hee memang sudah pintar memijat, sebab ibunya selalu menyuruh untuk di pijat, setelah itu dirinya akan mendapatkan uang jajan tambahan..     

Jika mengatakan soal ibu, Choon-hee jadi merindukan ibunya sudah lama tak kembali..     

"Kau sepertinya sudah biasa memijat, pijatanmu cukup nikmat." Kata Edwards.     

"Ya Tuan, Ini memang sudah menjadi pekerjaanku. Jika kita bekerja dengan baik, pelayan bagus dan hasil maksimal. pasti semua pelanggan suka.." Ucapan Choon-hee sudah seperti Perempuan bayaran pada umumnya, Edwards tidak terlalu ambil pusing dengan kata kata itu.     

Edwards hanya Menikmati saja setiap sentuhan dan pijatan yang membuat tubuhnya cukup rileks..     

"Kau memang yang terbaik, pantas saja namamu selalu dikenal oleh banyak pria di dunia malam. Karena Pijatanmu saja sudah seenak ini." Lagi.. Edwards memuji Choon-hee untuk kedua kalinya, Padahal Edwards bukan orang yang akan memuji berulang kali.     

Jika sudah begini, Edwards jadi merasa nyaman berada disisi Choon-hee..     

"Terimakasih Tuan." Choon-hee masih setia Memijat, tangannya benar-benar hanya memijat dan tidak menyentuh daerah lain yang sensitif.     

Sebab Choon-hee adalah wanita yang cukup Profesional, dirinya tidak akan melewati batasan apapun. Itu kenapa banyak pria kaya yang menyukai servis dari Dirinya, Choon-hee juga tidak suka ikut campur urusan pribadi pelanggannya, Beberapa kali wanita bayaran sering terlibat pertengkaran dengan istri Sah, sebab beberapa dari mereka menyukai pelanggan sendiri. Tapi Choon-hee tidak pernah seperti itu.     

Berusaha semaksimal mungkin untuk menjauh dan berpura-pura tidak mengenal saja. Itu sudah lebih baik untuk pekerjaannya saat ini.     

"Sudah.. Aku sudah lebih rileks.." Kata Kata Edwards membuyarkan lamunan Choon-hee.     

Choon-hee melepaskan tangannya dan mulai menaruh aroma terapi ke tempat semula, Dirinya berdiri sedikit jauh dari Edwards, membiarkan lelaki itu menatap langit malam sambil memakai lagi kemejanya.     

Choon-hee tidak mengerti, apa Edwards tidak mau bercinta dengan dirinya? atau mungkin lelaki ini memang tidak berniat untuk bercinta. Tapi sebenarnya tidak masalah, jika Edwards mau memberikan uang, sebagai waktu yang sudah Choon-hee buang malam ini..     

mendekati Edwards Salvador memang tidak mudah, semua harus di lakukan dengan perlahan dan hati-hati. jika kita sudah mendapatkan sedikit perhatiannya, maka Choon-hee tidak akan pusing lagi memikirkan keuangan dan kebutuhannya dalam beberapa tahun kedepan.     

"Panggilkan pelayan, aku ingin minum kopi hangat malam ini. Kau mau menemani diriku?." Pertanyaan Edwards Terdengar sangat konyol, bagaimana bisa dia mengajak wanita cantik yang sudah memakai lingerie seksi, hanya untuk minum kopi sepanjang malam? Benar-benar, lelaki ini memang sepertinya tidak sedang ingin bercinta.     

"Tentu Tuan." Setelah mengatakan itu, Choon-hee langsung meminta pelayan membawakan dua kopi hangat ke dalam kamar ini, melalui sambungan telepon tentu saja.     

Tak berapa lama pelayan datang, dia tidak hanya membawakan kopi. tapi juga beberapa cemilan dan juga buah.     

Choon-hee menutup pintu perlahan, mendorong troli berisi semua yang di bawa oleh pelayan.     

Choon-hee masih saja bersikap santun dan menuangkan kopi yang ada di dalam teko keramik, ke gelas kecil untuk Edwards.     

"Kopinya Tuan." Kata Choon-hee, Edwards menerima kopinya dan menghirup aroma Tersebut.     

Malam ini mereka berdua benar-benar hanya di habiskan sambil meminum kopi, Sesekali Choon-hee memakan cemilan dan memperhatikan Edwards yang masih setia menatap langit.     

Choon-hee jadi penasaran, apa yang sebenarnya di pikirkan pria ini? Edwards lebih memilih untuk menatap langit dan bintang sambil minum kopi, Daripada bercinta sampai pagi?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.