Hasrat Wanita Bayaran

Salmon panggang, di meja makan



Salmon panggang, di meja makan

0(Choon-hee POV)     

Aku dan Edwards sudah keluar dari kamar secara bersamaan, kami saling berpegangan tangan lalu tersenyum manis. percintaan panas yang kami lakukan tadi membuat suasana hati jadi semakin membaik, apalagi ketika mengingat bagaimana Edwards begitu hebat untukku. ahhh.. rasanya aku mau di kamar saja sambil memeluknya.     

Kami sudah menuruni satu persatu anak tangga, untuk menuju meja makan. Disana ternyata sudah terlihat Keluarga Douglas yang berkumpul bersama, Aku merasa bahwa mereka terlihat baik-baik saja setelah apa yang terjadi. Seharusnya mereka memikirkan kondisi Edwards saat ini, mereka bahkan tidak menjenguk Edwards sama sekali.     

"Hai Nak, Kau sudah sehat? Padahal Mommy baru saja mau membawakan makan malam ke kamarmu." suara Nyonya Anne membuatku sedikit berdecih, apa-apaan dia? bilang saja dia hanya berbasa-basi tidak jelas.     

"Aku sudah lebih baik Mom, berkat Choon-hee. dia menjaga diriku dengan baik, ayo kita makan. sudah lama rasanya aku tidak pernah sangat senang begini ketika makan malam." Ada kalimat yang cukup menyindir di balik kata-kata Edwards saat ini, dia memang selalu menampilkan senyum termanisnya dan berusaha menjadi anak yang berbakti. Tapi keluarganya saja yang tidak tau diri akan hal tersebut.     

Kami duduk secara berdampingan, Para pelayan sudah menyajikan makanan yang cukup enak di mataku saat ini.     

"Mommy sengaja menyuruh Koki pribadi untuk membuatkan Sup Miso untukmu Edwards. Kau pasti butuh makanan hangat untuk meredakan demam. ayo dimakan yang banyak." Lagi-lagi nyonya Anne memberikan kasih sayang yang terlihat tulus sekali. Tapi bagiku dia hanya berpura-pura saja, dia kan terlihat Seperti penyihir. bisa mengelabui orang di sekitarnya.     

"Terimakasih Mom, selamat makan semuanya." Kata Edwards, Aku kira dia akan mengambil Sup Miso lebih dulu. Tapi dia malah mengambil Ayam Teriyaki yang ada di dekatnya. dia mencomot menggunakan sumpit dan mengunyahnya dengan sangat bersemangat.     

"Kau suka? makanlah yang banyak." Kataku padanya, aku yang merasa kasihan pada wajah Nyonya Anne saat ini, akhirnya mengambil Sup Miso yang sudah dia sajikan. Aku memang sangat suka aneka sup, karena bagiku makan makanan yang berkuah di malam hari Sangat menyenangkan.     

Kalian Tau tidak, Sup Miso adalah masakan Jepang berupa sup dengan bahan dasar dashi, ditambah isi sup berupa sedikit makanan laut atau sayur-sayuran, dan diberi miso sebagai perasa. Sup miso dinikmati dengan mengangkat mangkuk sup dan meminum kuahnya, sedangkan isi sup dimakan menggunakan sumpit.     

Pada umumnya sup miso dihidangkan bersama nasi putih sebagai menu sarapan pagi di banyak rumah-rumah di Jepang. Sup miso biasanya dimakan di rumah, walapun ada juga sup miso yang dihidangkan di warung atau restoran tradisional Jepang     

Sup miso merupakan masakan sangat sederhana yang sangat mudah disiapkan dalam waktu singkat, bahan-bahannya pun hanya berupa kaldu dari katsuobushi, sedikit isi sup, dan miso. Walaupun sup miso adalah masakan paling sederhana, rasa yang dihasilkan bisa berbeda-beda tergantung pada jenis miso yang digunakan untuk sup, cara mengambil kaldu dari katsuobushi dan keterampilan orang yang membuatnya.     

Pada kebudayaan Jepang yang menjadikan nasi atau nasi dari berbagai jenis padi-padian sebagai makanan utama, sup miso mempunyai peran penting sebagai makanan pendamping yang paling utama     

"Waw.. Enak sekali." kataku pelan, mendengar suara dariku. Edwards langsung tersenyum kecil dan mencoba Sup yang berada di mangkuk milikku. aku sempat ingin protes dengan apa yang dia lakukan, tapi aku tidak benar-benar berani. Karena saat ini semua mata keluarga Douglas sedang mengarah padaku dan Edwards.     

"Ya, enak sekali.. Kenapa dari mangkuk milikmu makanan terasa jauh lebih enak ya. Coba kau suapi aku." Ucapan Edwards terlalu jujur, aku langsung memerah malu mendengar apa yang dia katakan. Aku hanya memukul lengannya pelan dan benar-benar menyuapinya dengan sesendok nasi dan kuah sup. dia langsung makan dengan lahap. Bahkan Edwards sudah mengelus lembut kepalaku dari samping.     

Semua perlakuan manis darinya Membuatku lupa akan keadaan di sekitar, Bahkan aku tidak memperdulikan lagi tatapan sinis dari Nyonya Anne dan yang lainnya.     

"Aku suka Ayam Teriyaki, Rasanya lebih ke manis gurih dan aroma wijen terasa kuat. kau suka?." Aku berkata pada Edwards, saat kami sama-sama mengunyah ayam teriyaki dari satu piring yang sama.     

"Ya, enak.. Aku tidak tau bahwa makanan Jepang bisa seenak ini jika di dekatmu." Sekali lagi pujian dari Edwards membuatku tersipu malu. aku hanya tertawa kecil dan melanjutkan kembali acara makan kami.     

"Ini salmon panggangnya, masih hangat Nak." Suara Nenek Lecy membuat aku dan Edwards langsung menengok secara bersamaan. wajah Nenek Lecy jauh lebih ramah padaku saat ini, di bandingkan dengan yang kemarin.     

"Terimakasih Nek, Nenek juga makan yang banyak." Kataku, aku mengambil salmon panggang yang dia berikan. Lalu mulai memasukan salmon tersebut ke dalam mulut.     

Emmmm.. Benar-benar lumer dan lembut sekali, aku selalu senang makan makanan di Mansion ini. seperti makanan bintang lima yang memang sangat sempurna.     

"Enak?." Tanya Edwards padaku, lalu aku mengangguk dengan cepat.     

"aku mau." Kata Edwards.     

"Tidak! Ini punyaku, kau ambil yang lain. kau sejak tadi mengambil dari piringku terus." Kataku sebal, aku tidak memperdulikan lagi bagaimana reaksi dari wajah-wajah keluarga Douglas. aku hanya ingin menikmati salmon panggang yang lezat dan begitu lembut ini. aku benar-benar mau menghabiskannya seorang diri saja. Biarkan Edwards mengambil yang lain.     

"Aku maunya dari piringmu, ayo berikan padaku. Cepat, aku lapar. aku bisa mati kelaparan.." Edwards terdengar seperti anak kecil yang merajuk dan harus mendapatkan apa yang dia mau, aku sudah sempat ingin memukul kepalanya jika saja tidak ingat dimana diriku berada sekarang     

"Dikit saja ya, jangan banyak-banyak." Kataku pelan, aku mengambilkan seujung sendok potongan salmon. tapi sialnya dia malah mengambil seluruh isi di dalam piring dan memasukan sekaligus ke dalam mulutnya.     

"Edwards!. Ahhh.. salmon milikku." Aku tanpa sadar berteriak pada Edwards, dan laki-laki itu hanya tertawa saja sambil mengunyah dengan cepat isi didalam mulutnya.     

"Enak sekali..." Kata Edwards, setelah beberapa saat dia menelan dan meminum segelas air putih.     

"Ck! Jahat sekali, padahal aku suka sekali salmon itu." aku benar-benar kesal, namun Edwards malah mengacak rambutku gemas dan dia mengambilkan salmon panggang yang lain. Dari salah satu piring besar di dekat Nenek Lecy. Edwards mengambilnya tanpa menatap ke arah keluarganya, bahkan dia mengambilkan tiga potong salmon ke atas piringku.     

Aku yang melihat hal itu hampir Tersenyum lepas, tapi berusaha aku tahan karena merasa malu.     

"Makan yang banyak, jangan malu-malu. kau bisa mengambil semua makanan disini, semua bisa menjadi milikmu." Ucapan Edwards seperti sebuah mantra sihir yang membuatku langsung menurut. Ahhh.. gara-gara salmon aku jadi merasa hatiku menghangat, karena semua perilaku Edwards.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.