Hasrat Wanita Bayaran

Kebohongan diriku



Kebohongan diriku

0Edwards melepaskan pelukannya dariku, dia mengelus lembut rambutku dan menatap mataku dengan tatapan yang begitu dalam.     

"Kau tau? Semua orang yang di sekitarku hanya ingin Hartaku saja, hanya ingin apa yang aku miliki saja. mereka hanya baik padaku karena aku punya segala-galanya, mereka menunduk hormat karena aku punya mahkota berupa uang dan kekuasaan saja. Tidak ada yang benar-benar mau di sampingku, benar-benar mau berada di dekatku dan menyayangi diriku dengan penuh kasih sayang.     

Aku sudah terbiasa dengan semua itu, sejak aku kecil. sejak aku bisa menghapal dan mempelajari banyak hal, sejak saat itu aku tau semua orang yang menampilkan senyum manisnya. semua orang yang menundukkan kepalanya, semuanya hanya melihat Mahkota di belakang namaku. Semuanya hanya melihat itu saja, tidak benar-benar melihat diriku seadaanya.     

Aku Bertanya padamu karena aku mau tau apa yang sebenarnya kau pikirkan, apa yang sebenarnya kau inginkan? apakah sama seperti mereka di luar sana? apakah jika aku melepaskan nama belakangku, semua orang masih mau mencintai diriku dan menghormati diriku?     

Choon-hee, apakah kau akan di sampingku? jika nama belakangku ini tidak ada?." Pertanyaan Edwards menjebak, dia benar-benar membuatku serba salah dan bingung. apa yang dia inginkan sebenarnya? apakah dia mau jujur mengatakan semuanya? Tapi bagaimana dengan hatinya, Edwards sedang rapuh. aku tidak mau Membuatnya Semakin terpuruk lebih dari ini.     

Aku memegang tangannya dan menatap matanya dengan lekat, aku mencari-cari kesalahan dari semua ini. Namun yang aku dapat dari mata Edwards hanyalah harapan. dia berharap padaku, berharap aku adalah orang yang berbeda. Tapi bagaimana sekarang? jika ternyata aku di sampingnya hanya ingin sesuatu, sesuatu yang membuatku bertahan..     

sesuatu yang membuatku ingin di dekatnya, dan semua itu karena apa? karena nama belakangnya.     

Aku dekat dengan Edwards karena nama belakang yang dia miliki.     

Tapi aku tidak mau jujur, dia harus tau bahwa apa yang aku lakukan tetap dengan kasih sayang yang utuh. aku di sampingnya dan menjaganya agar dia bisa bahagia juga.     

Aku mau dia tau, bahwa aku hanyalah orang yang berharap bahwa dia membuka pemikirannya dan tau! Tau Bahwa di dunia ini tidak ada orang yang benar tulus, kita semua melakukan hal ini untuk kepentingan masing-masing dan pastinya menginginkan keuntungan.     

"Apa arti nama belakangmu? jika kau disini sudah cukup untuk diriku?." Satu kebohongan lepas dari bibirku, satu kebohongan yang membuatku cukup menyesal. tapi aku bertahan, aku bertahan pada kebohongan itu lalu tersenyum lembut ke arahnya.     

"Di hatimu? Adakah tempat lain? Di hatimu, adakah tempat untuk diriku? Bisakah aku singkirkan Violet dan meminta hatimu? bisakah aku meminta satu perhatian darimu? Edwards? bolehkah aku mencintai dirimu? memberikan seluruh kasih sayangku dan bisa memastikan dirimu bahagia? maukah kau menjadi orang yang aku cintai?." aku melepaskan semua kebohongan demi kebohongan, aku melepaskan semua jeratan Manis untuk menjebak Edwards.     

Senyum di bibirku sangat lembut, Suara dari mulutku begitu indah terdengar. aku memegang jari jemari Edwards dan Mengelusnya pelan, memastikan Edwards terlena dan mau menerima diriku di hatinya, saat aku mendapatkan semua perhatian itu, saat aku mendapatkan semua cinta itu. maka aku bisa dengan mudah memeluk Edwards dan tidak mau melepaskan dirinya.     

Aku mau Edwards tau, Bahwa aku yang akan memegang erat tangannya. walaupun aku tidak tau, seberapa parah jalanan di depan kami nanti, seberapa rusak tanah yang akan kami lalui. tapi untuk saat ini, aku memulai semuanya dengan kebohongan manis. Begitu manis dan Edwards harus mencicipi rasa manis tersebut.     

"Kau yakin? Apakah kau mau di dekatku dan berada sisiku? apakah kau mau menjadi seseorang yang aku harapkan setiap harinya Choon-hee?." Tanya Edwards, matanya benar-benar penuh dengan harapan. Sakit! aku sangat sakit melihat mata Edwards yang sekarang.     

Tapi aku sudah masuk ke lubang kebohongan itu, aku masuk begitu dalam. Berharap bahwa aku tidak pernah tersadar dan mati dalam kegelapan.     

"Ya, Tentu saja.. aku mau kau mengharapkan banyak hal padaku. Peluk aku Edwards, lalu berikan tanganmu padaku. Kita jalani Semuanya bersama-sama, hanya perlu saling percaya dan Semuanya akan baik-baik saja. Edwards, Selalu tatap mataku dan jangan sampai kau melihat ke arah lain. Hanya mataku saja, kau paham? Lalu tutup telingamu, dan hanya dengar ucapanku saja. apakah kau paham?." Berkali-kali aku bertanya, aku mau Edwards tau bahwa aku sedang bersungguh-sungguh.     

Walaupun kebohongan berada di dekatku, tapi aku begitu ingin Edwards percaya padaku..     

"Tapi aku takut, aku takut kau mengkhianati diriku seperti yang lainnya." Kata Edwards.     

"Yang lainnya? seperti siapa?." Tanyaku bingung, lainnya? apakah orang-orang di Mansion ini?     

Tapi Edwards terdiam sebentar, dia Memperhatikan ke segala arah lalu dia menatap mataku lagi.     

"Apa? Siapa? apakah ada sesuatu?." Tanyaku lagi.     

"Keluargaku.. semuanya sebenarnya mengkhianati diriku." mata Edwards sudah sangat sendu, baru aku mau bertanya siapa. Namun Edwards sudah terjatuh tidur di sampingku, matanya terlelap begitu saja.     

"Edwards? Kau kenapa? hei? Kau pingsan? Edwards?." Aku mencoba menggerakkan tubuhnya beberapa kali, namun dia malah Semakin lemas dan Tidak bergerak.     

"Astaga? Apakah aku harus panggil dokter?." Aku berkata sendiri, namun aku baru sadar akan satu hal.     

Kenapa dia bisa tiba-tiba tidur? apakah karena obat tadi?...     

obat apa yang Edwards minum? Aku mengambil botol obat yang di minum Edwards. ketika aku melihat bacaan di sekitar botol obat itu, aku langsung membuka mataku terkejut.     

Apa ini?     

Kenapa?     

Aku menengok lagi ke arah Edwards yang sudah mendekur perlahan, aku Mengelus rambutnya dan menelan ludah susah payah.     

Kita dimata-matai Edwards..     

Kau benar, banyak yang mengkhianati dirimu. Termasuk aku, maafkan aku Edwards.     

Tapi aku berjanji, aku berjanji akan membantu dirimu sebisaku. aku akan membalas semua kebaikan dirimu, walaupun pada akhirnya aku akan tetap menyakiti hatimu juga.     

"Tidurlah Edwards, kau memang harus banyak-banyak beristirahat dan jangan pikirkan apapun. kau sangat tampan saat tidur pulas begini." aku mengangkat kaki Edwards agar tidak menggantung di samping tempat tidur.     

Lalu aku menyelimutimya dengan selimut tebal, mengelus kembali rambutnya dan menepuk-nepuk pelan Kepalanya.     

semoga kau mimpi indah Edwards, seberat apapun jalan hidupmu saat ini. aku percaya kau akan sangat kuat, kuatlah untuk Dirimu sendiri dan untuk masa depanmu.     

Aku tau Edwards, aku tau bahwa ada banyak rahasia yang kau simpan. dan Semuanya pasti berhubungan dengan Mansion ini.     

Aku akan mencoba membantumu, aku akan mencoba sebisaku. Tapi maaf jika nanti kau akan sedikit kecewa. kecewa karena aku berada disini karena sebuah perjanjian dengan keluargamu.     

tapi ketahuilah Edwards, aku menyayangi dirimu sebagai teman baikku. sebagai seorang petani yang mencintai tanamannya. aku akan mengurus dirimu dengan baik, sebaik yang aku bisa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.