Hasrat Wanita Bayaran

Semua sesuai cara pandangmu saja



Semua sesuai cara pandangmu saja

0Aku kembali ke dalam kamar, ketika sore itu telah berganti dengan malam yang sunyi. omongan Nenek Lecy membuatku jadi bertanya-tanya, sebenarnya apa yang terjadi di Keluarga ini? kenapa semuanya membuat Diriku bingung?     

Aku membuka pintu balkon kamar, melihat keadaan sekitar dari arah balkon. Sudah jam segini namun Edwards belum kembali juga, kemana dia? apakah menginap di rumah Violet?     

Aku berjalan mondar-mandir, melihat ke arah jam tangan kemudian mengambil handphone. Mencoba untuk menelpon Edwards, namun nomornya tidak aktif. sekali lagi aku mendesah pelan, kenapa rasanya sangat Tidak enak ya? ketika kau hidup dengan seorang laki-laki yang ternyata tidak benar-benar mengharapkan kehadiran dirimu.     

Aku duduk di balkon dengan wajah cemas, apakah aku mengambil keputusan yang salah? tentang semua yang terjadi? tentang hidup yang sebenarnya tidak baik-baik saja ini?.     

Mataku menatap rembulan yang bersinar indah di langit, rembulan yang cukup terang dan membuat semua ini terasa menyenangkan. aku terdiam, sekali lagi aku terdiam dengan keadaan yang memang membuatku resah, Tuhan.. Apakah kau disana? Melihat diriku yang meminta di pertemukan dengan Orangtuaku, apakah ini salah? aku ingin sekali hidup bahagia, bersama dengan ibuku, ayahku dan keluargaku yang harmonis. apakah semua yang aku minta harus melewati jalan berliku seperti ini?     

kenapa rasanya terlalu tidak baik? Aku hidup pada keadaan yang salah, aku hidup pada keadaan yang menuntun diriku untuk terus berjuang tanpa henti. Hatiku hanya menginginkan satu hal, kebahagiaan dan hidup tenang. hidup di suatu tempat tanpa ada masalah yang berat, Tapi kenapa aku harus terjebak di Mansion besar yang cukup gelap ini?     

Dunia memang sedang tidak Baik-baik saja, dunia memang suka sekali bercanda dan membuatku semakin terpuruk.     

Suara pintu yang terbuka membuatku menengok dengan cepat dan bangun dari tempat duduk, aku melihat Edwards yang masuk ke dalam dengan wajah datar. aku berjalan ke arahnya, membantunya mengambil tas yang dia bawa dan memberikan segelas air putih, dia diam saja. Membiarkan aku melakukan apa yang selalu aku lakukan padanya, Aku membantunya membuka pakaian satu persatu dan menyuruhnya untuk ke kamar mandi, aku menyiapkan air hangat untuknya. matanya memandang lurus ke arah tembok, ada apa dengannya? Badannya cukup hangat dan wajah pucat sekali. apakah dia sakit?     

Aku membiarkan dia mandi sendiri, memilih untuk membawa pakaian kotor miliknya ke tempat lain. Lalu aku keluar dari pintu, memanggil salah satu pelayan untuk membawakan obat demam. Pelayan itu mengangguk dan mengambilkan apa yang aku suruh.     

Aku kembali lagi ke kamar, Aku menyiapkan pakaian tidur untuknya lalu menunggunya beberapa saat, ketika dia keluar tanpa handuk. saat itulah aku mengambilkan handuk dan membantunya mengeringkan badan, dia duduk di samping ranjang. matanya sudah menatap mataku, tapi aku tidak bertanya apa-apa. aku tau di dalam masalah, itu kenapa aku tetap diam dan menyambutnya dengan baik. itu kenapa aku sekarang membantunya memakai pakaian dan memastikan rambutnya kering sebelum tidur.     

Semuanya aku lakukan dengan hati yang cukup sedih, ada apa dengan Edwards sebenarnya? apakah Violet melakukan kesalahan lagi? apakah Violet berulah lagi?     

ketukan suara pintu membuatku berjalan ke sana dan melihat pelayan yang tadi aku perintahkan, aku mengambil obat darinya dan Membawa pada Edwards.     

"Ini minum lebih dulu obatnya, agar kau Tidur dengan nyaman." Kataku pada Edwards, dia hanya mengangguk dan menuruti apa yang aku katakan.     

Dia meminum obatnya, namun matanya masih memandang ke arahku. mata yang terlalu kosong dan sepertinya tidak bernyawa sama sekali.     

"Terimakasih." Kata Edwards dengan suara serak, aku hanya tersenyum kecil dan menepuk punggung tangannya dengan Lembut.     

"Jangan katakan hal seperti itu, ini Sudah menjadi tugasku." kataku pelan. aku duduk di sampingnya masih dengan mengeringkan rambutnya agar cepat kering dan dia bisa tidur dengan nyenyak.     

"aku mau bertanya beberapa hal padamu." Kata Edwards.     

"Katakan saja, ada apa?." Tanyaku Dengan suara pelan. Edwards menatap mataku lebih baik sekarang, dia terlihat menghela nafasnya pelan lalu memeluk diriku dengan erat.     

Pelukan yang dia berikan tiba-tiba membuatku kaget, ada apa sebenarnya? kenapa Edwards sedih sekali?     

"Apakah kau melakukan semua ini benar-benar hanya untuk mendapatkan uang dan ketenaran saja dari nama baik Keluargaku? apakah kau melakukan semua ini hanya untuk memanfaatkan diriku saja? apakah kau benar-benar tulus? atau hanya sebuah paksaan saja?." pertanyaan Edwards mampu membuat diriku terdiam, sejatinya aku tidak tau kenapa aku melakukan semua ini.     

apalagi tentang kehidupan yang memang cukup rumit, tentang alasan-alasan yang seharusnya tidak aku utamakan. aku mengelus lembut punggungnya yang keras, tubuhnya berotot dan terlihat Kuat. tapi aku hanya melihat kesedihan saja di dalam dirinya, ada apa? kenapa? Semuanya masuk secara paksa di otakku dan keluar secara menyakitkan. Mental seseorang tidak ada yang tau, bagaimana dengan mental Edwards sendiri?     

"Semua yang aku lakukan, Semuanya tergantung bagaimana cara pandangmu saja. Apakah aku hanya memanfaatkan dirimu? mungkin iya, apakah aku hanya mau uang dan ketenaran dari keluargamu saja? mungkin iya. Tapi.. Dunia ini tidak bisa di lihat dari satu sisi saja, aku melakukan semua ini punya alasan, mungkin alasan yang tidak terlalu penting untuk sebagian orang, atau tidak terlalu penting untuk dirimu. Hanya saja, perbedaan cara pikir kita yang terkadang membuat banyak kesalahpahaman.     

Edwards.. Sejatinya aku adalah orang yang selalu memikirkan keuntungan semata, aku mau hidup jika ada uang. tapi apakah kau tau? ketika aku memeluk seseorang begitu erat seperti ini, ketika aku tersenyum Padanya, ketika aku selalu berada di dekatnya dan memastikan seseorang itu baik-baik saja. Saat itulah nuraniku sebagai Manusia muncul.     

Aku mau hidup orang lain sama bahagianya dengan hidupku, aku mau orang lain juga merasakan kehangatan seperti aku merasakan kehangatan.     

aku mau seseorang itu tau bahwa dunia ini terus berputar dan kesedihan akan berlalu. Nyatanya aku punya niat baik untuk menyenangkan orang lain, walaupun di balik niat baik itu aku menyimpan banyak alasan. Tapi apakah alasan-alasan itu penting sekarang? Lihat bagaimana Seorang Petani menanam sayurannya dengan penuh kasih sayang? memperhatikan siang dan malam dan memastikan tanaman itu tubuh subur dan segar? Semua itu dia lakukan untuk apa?     

Semua itu agar Petani bisa mendapatkan uang lebih jika tanamannya subur dan segar, itu alasan dia menanam. Tapi apakah kau tau bagaimana cintanya dia pada Tanaman yang dia tanam? Cintanya benar-benar luar biasa, Cintanya Benar-benar tulus sekali. Itulah perasaanku padamu saat ini..     

aku punya alasan, tapi aku melakukan semuanya padamu Dengan hati yang tulus. aku mau memastikan kau baik saja, aku mau kau bahagia seperti kebanyakan orang di luar sana. apakah kau percaya padaku?." Ucapku panjang lebar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.