Hasrat Wanita Bayaran

Perdebatan Lagi dan lagi, Violet sialan!



Perdebatan Lagi dan lagi, Violet sialan!

0"Aku rasa tidak baik memberitahu kehebatan yang aku punya pada orang lain, masing-masing dari kita punya strategi sendiri untuk bertahan hidup, dan Kemampuan diriku dalam Percintaan, adalah strategi hidupku sendiri. tidak mungkin aku membaginya ke orang lain." Ucapku dengan santai, aku mulai memakan sup mie yang cukup hangat di pagi hari seperti ini.     

Walaupun sebenarnya keadaan sekarang terlalu panas dan membuatku jadi kegerahan sendiri.     

"Oh ya, aku lupa. Kau kan Pelacur, jadi hidupmu hanya bergantung pada Uang lelaki lain." Ujar Violet yang menyindir secara terang-terangan, aku yang mendengar hal itu hanya mengangguk saja.     

"Aku memang pelacur, tapi pelacur sepertiku sudah bisa Tidur Dengan pria kaya raya dari keluarga Douglas. Bukankah itu sebuah Kehebatan? yang hanya bisa di rasakan oleh satu banding jutaan wanita di dunia ini?." Aku melirik ke arah Violet, matanya menusuk langsung ke arah diriku. Matanya benar-benar terlihat sangat ingin membunuh diriku sekarang juga.     

"Kau bangga sekali dengan cara menjual tubuhmu, padahal akhirnya kau tetap akan di buang? bukan begitu? Akhirnya kau hanya jadi wanita yang mengenaskan dan hanya di pandang sebelah mata, apakah kau senang dengan gelar menjijikan?." Violet masih mengajak diriku untuk berdebat, dia mau memastikan aku kalah dalam perdebatan ini.     

"Tidak ada gelar yang menjijikan sayang, Choon-hee bekerja untuk hidupnya. apapun pekerjaan, itu adalah hak setiap orang. Mau bagaimanpun dia cukup baik padaku selama ini." Edwards mengintrupsi perkataan violet, aku yang mendengar pembelaan dari Edwards langsung Tersenyum manis padanya. berpura-pura Manis lebih tepatnya, aku akan menjatuhkan sedikit Harga diriku disini. aku ingin tau apakah Edwards bisa membela diriku di saat terpojok seperti sekarang.     

"Oh Terimakasih Tuan Edwards, aku yakin kau sangat mengingat bagaimana percintaan panas kita yang luar biasa. Bahkan kau meminta lagi dan lagi, aku sampai susah berjalan." Aku menutup mulutku dan berpura-pura Tertawa kecil, namun mataku terus saja memperhatikan wajah Violet yang semakin merah.     

"Apakah pantas seorang pelacur berkata seperti itu?." Suara violet sangat pelan, namun aku tau dia menyimpan begitu sumpah serapah untuk di lancarkan di depan wajahku.     

"Karena aku pelacur, itu kenapa aku bisa berkata seperti ini. apakah seorang Pelacur punya rasa malu? harga diri? Tidak ada.. Pelacur sudah kebal dengan semua itu, untuk apa? untuk bisa bertahan hidup dan makan dengan kenyang. Orang-orang seperti kalian tidak akan pernah mengerti dengan apa yang Aku rasakan, bertahun-tahun hanya di manfaatkan sebagai boneka untuk kepuasan sesaat saja. saat sudah tidak berguna aku akan di lupakan dan hanya menjadi sampah saja di depan wajah orang-orang seperti kalian. Tapi ya.. aku bisa apa? ini sudah menjadi resiko dan aku rasa ini wajar. Aku hanya wanita rendahan, tidak punya apapun untuk di hargai." Aku tersenyum semanis mungkin, menatap wajah Edwards yang juga sudah memandang diriku dengan lekat.     

Bahkan tangannya yang tadi sedang sibuk menyuap makanan, Sudah terhenti dan berdiam beberapa saat.     

"Silangkan di makan lagi, Tuan dan Nyonya. Apa yang bisa kita lakukan setelah ini? Bercinta bersama-sama?." Tanyaku lagi, aku dengan sengaja memegang pundak Daniel. Entah apa yang Daniel lakukan Sekarang, dia hanya menikmati saja makanannya dan sepertinya senang melihat perdebatan aku dan Violet     

"Kasihan sekali dirimu, harga diri saja tidak punya. aku jadi penasaran bagaimana kau menjalani hidup sebagai sampah!." Belum berhenti, aku tau Violet masih mau memaki diriku dan masih mau melihatku di permalukan lebih dalam lagi.     

"Seperti ini, sampah seperti diriku sedang makan bersama Tuan dan Nyonya Douglas. Manusia yang begitu di hargai oleh banyak orang, tebak.. jika aku seorang sampah begini bisa makan dengan kalian. Apa sebutan yang baik untuk kalian? Tempat sampah? atau Pembuangan sampah?." kataku menyuap salah satu potongan daging dan mengunyahnya dengan santai.     

"Lancang!!!." Violet masuk dalam jebakan, dia sudah menyiram diriku dengan air dingin di depannya. dengan sekali gerakan tubuhku Sudah basah kuyup. Namun aku tetap dengan santai Mengelap wajahku dan Tersenyum padanya.     

"Violet!!." Teriak Edwards tak kalah Kencang, Edwards sudah memegang tangan Violet dan menatap tidak percaya dengan apa yang violet lakukan.     

"Apa? Kau mau membela Pelacur ini? Bagaimana bisa kau membiarkan dia menghina kita? kita ini punya harga diri!." Kata Violet, Sifat aslinya sudah terlihat lagi di depan Edwards. aku yang melihat itu hanya bisa tertawa kecil..     

lucu sekali, ular seperti Violet memang akan tetap akan sangat ganas Jika sudah di usik.     

"Kau membentak diriku lagi?." Edwards bertanya dengan nada tidak percaya, Tak lama Violet langsung terlihat terkejut. dia langsung memegang tangan Edwards dengan resah.     

"Maafkan aku, aku bukan membentak dirimu. Pelacur ini, Pelacur ini membuatku kehilangan kendali. dia menghina kita sayang, bagaimana bisa aku diam saja? maafkan aku, aku benar-benar tidak sengaja." Kata Violet dengan nada yang sangat ketakutan.     

"Sudahlah! Kita makan ke tempat lain saja." Edwards sudah berjalan pergi begitu saja, dia terlihat kesal sekali. aku hanya bisa memperhatikan semuanya dengan satu lirikan mata.     

"Lihat saja kau Pelacur! Akan aku putuskan lidahmu yang lancang itu!!!." Violet mengambil tas nya dan mulai menyusul kepergian Edwards.     

Aku yang melihat kepergian mereka, akhirnya mulai menghela nafas pelan. aku menutup mataku sebentar dan mulai makan lagi dengan tenang.     

"Kau tidak berniat ganti baju? Aku rasa bajumu sangat basah." Daniel baru bersuara, hal itu malah membuatku semakin kesal saja padanya.     

"Mau aku basah kuyup, bukankah aku ini hanya sampah?." Tanyaku dengan suara yang hampir berbisik, tanganku masih dengan santai menyuap semua makanan yang ada di depan meja.     

"Kau ternyata cukup baik dalam membuat orang lain kesal, Makanlah dengan lahap. Aku rasa hidupmu sangat berat, apalagi setelah ini kau harus menjalani hidup yang lebih berat lagi." Daniel seperti mengejek diriku secara terang-terangan. aku tidak tau sebenarnya mau dia itu apa?     

"Sebenarnya apa yang kau inginkan dari semua ini? membuat kakakmu marah? atau hanya ingin melihat pertunjukan saja? kau seperti pria yang tidak bermoral." desisku kesal.     

"Bukankah kau bilang bahwa kau akan melakukan apapun, jika di bayar dengan pantas? kenapa sekarang kau mempertanyakan apa yang aku lakukan? aku hanya mengajak dirimu makan bersama, secara tidak sengaja bertemu dengan kakakku dan istrinya yang sangat jahat itu. Lalu kalian bertengkar, apa itu salahku? padahal aku hanya diam saja dan makan dengan tenang." Daniel berkata sambil tertawa-tawa kecil.     

Cih! Aku benar-benar kesal pada kehidupan keluarga Douglas sekarang. bisa sekali mereka mempermainkan aku.     

"Ya terserah kau saja, Setelah urusan kita hari ini selesai. aku tidak akan menerima pekerjaan apapun lagi dari Keluarga Douglas." aku menusuk potongan daging dengan kasar, lalu melahapnya tidak kalah kasar juga.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.