Hasrat Wanita Bayaran

Berkuda di Padang rumput



Berkuda di Padang rumput

0Choon-Hee sarapan bersama Sam dalam diam, setelah berkebun bunga mawar tadi. mereka langsung lanjut membuat sarapan, dan sekarang sedang makan bersama. Sam memperhatikan bagaimana bibir imut Choon-hee yang sedang mengunyah, terlihat lucu dan menggemaskan. hanya itu yang ada di pikirkan oleh Sam.     

"Maaf jika sarapanmu pagi ini tidak seenak yang biasa kau makan". Sam membuka pembicaraan saat mereka sudah hampir selesai makan.     

"Tak apa, menurutku sarapan buatanmu enak. mungkin karena bahan bahan yang kau pakai semuanya langsung dari kebun. aku baru tau kau juga punya kebun sayuran, tempatmu sangat indah dan aku suka berada disini". Choon-hee berucap tanpa sadar dan tersenyum lembut ke arah Sam. Choon-hee merasa berteman dengan orang baru seperti Sam tak ada ruginya. karena sejak tiba disini dia selalu memperlakukan dirinya layaknya Ratu, belum lagi kebunnya yang indah dan sejuk.     

"Saat kau sudah pulang nanti, dan kau ingin datang lagi ke tempatku. aku akan dengan senang hati menerima dirimu disini, kurasa kebunku juga menyukai saat tangan lembutmu menyentuh mereka". Sam memperhatikan wajah Choon-hee yang sudah memerah malu.     

"Kau bisa saja, aku akan tagih janjimu. aku akan sering sering kemari jika aku tidak memiliki pekerjaan yang berarti di mansion". Kata Choon-hee dengan cukup Bersemangat.     

"Memangnya kau punya pekerjaan berarti? kau hanya perlu menunjuk apa yang kau minta, pasti keluargamu akan memberikan. bahkan kurasa saat kau meminta kebun yang aku punya, akan mereka bayar dengan sangat mahal". Sam tertawa memikirkan bagaimana keluarga Berenice meminta kebunnya dengan bayaran fantastis.     

"Kau akan menyesal memberikan ide itu padaku, kau tidak takut kehilangan kebunmu yang indah ini?". tanya Choon-hee.     

"Aku ini tukang kebun, aku bisa membuat banyak kebun lagi yang lebih indah dari ini, jika aku bisa mendapatkan uang dari keluargamu". Ujar Sam dengan sangat jujur.     

"Kau benar benar berbeda Sam, kau terang terangan meminta uang didepanku". Choon-hee tertawa dan menggelengkan kepalanya heran, baru pertama kali dia menemukan laki-laki yang selalu bersikap jujur seperti Sam.     

"Jika mansionmu memiliki tanah yang luas, jadikan aku tukang kebunmu saja. aku bisa membuat kebun yang indah untuk memanjakan matamu". Sam membuat penawaran, tidak ada salahnya bukan meminta pekerjaan kepada nyonya muda keluarga Berenice.     

"Akan kupikir nanti, saat ini aku hanya ingin pulang dan bertemu keluargaku. saat semua sudah terkendali, aku akan memanggilmu sebagai temanku dan tukang kebunku". Choon-hee kembali melirik ke arah Sam dan tertawa.     

"Jadi aku temanmu atau tukang kebunmu?". Tanya Sam sambil menaik-turunkan alisnya.     

"Dua duanya saja, kau sangat baik padaku. aku suka berteman denganmu, tapi aku juga suka berkebun bersamamu". mereka berdua tertawa bersama, sarapan pagi ini terasa lebih indah bagi Sam setelah beberapa tahun lamanya dirinya sarapan seorang diri.     

"Baiklah Nyonya Muda, taruh saja piringnya di bak cuci piring jika sudah selesai. aku ingin mengajakmu ke suatu tempat yang akan kau sukai juga". Choon-hee buru buru menyuap makanannya kedalam mulut lalu meminum susu dengan cepat. Sam hanya tersenyum dan menunggu sampai ibu hamil didepannya selesai mengunyah, Sam mengambil tissue dan mengelap bibir Choon-heeyang terdapat banyak bekas susu akibat terlalu terburu-buru.     

Choon-hee hanya terdiam dan membiarkan saja Sam melakukan hal manis padanya, bagaimana bisa orang lain memperlakukan dirinya begitu manis? sedangkan Edwards tidak pernah sangat perhatian begini?. tapi tidak tidak, Choon-hee tidak boleh membandingkan suaminya dengan orang yang baru dikenal.     

"Baiklah, ayo kita pergi" Choon-hee bangun dari duduknya dan menaruh piringnya di bak cuci piring yang tidak jauh dari meja makan mereka.     

"Ayo, tapi kau harus memakai jaket ini". Sam memberikan jaket tebal yang memang pas di tubuh kecil Choon-hee. "di desa ini sangat dingin, aku tak mau kau sakit". Choon-hee memakainya dan memeluk tubuhnya yang sudah di balut jaket tebal, mereka keluar melewati pintu belakang. melewati kebun mawar dan kebun sayur yang dimiliki oleh Sam.     

Choon-hee menghirup udara pagi dalam dalam. disini begitu nyaman dan menenangkan, dia langsung jatuh cinta dengan tempat ini. merasakan sensasi kenikmatan yang tidak pernah ia rasakan selama hidupnya.     

Belakang rumah Sam terdapat Padang rumput yang membentang sejauh mata memandang, embun pagi masih bisa Choon-hee rasakan saat tanganya menyentuh rumput. harum tanah yang dibasahi oleh embun pagi, berbeda dari tanah pagi yang biasa Choon-hee hirup di kota.     

"Ayo, ada yang lebih indah ingin kuberitahu padamu". Sam menggandeng tangan Choon-Hee, wanita itu hanya mengangguk dan mengikuti kemana Sam membawanya. mereka melewati beberapa pohon rindang dan sampailah mereka di suatu peternakan. dia dapat melihat beberapa domba dan juga kuda sedang makan rumput disekitar mereka.     

"Mereka tidak ada yang jaga?". Tanya Choon-hee yang melihat domba dan kuda berkeliaran mencari makan dan minum disekitaran mereka berdiri.     

"Ini milikku, sebenarnya Padang rumput tadi juga punyaku. di desa ini hanya beberapa keluarga saja yang tinggal. jadi setiap keluarga memiliki tanah yang luas untuk berkebun dan berternak". ungkap Sam menjelaskan secara singkat.     

"Sungguh? bahkan tanahmu hampir sama besarnya dengan Mansion milik suamiku. kau bergaya seolah-olah kau orang miskin yang butuh uang banyak, tapi setelah melihat yang kau punya. kau tidak perlu uang banyak, kau sudah memiliki semuanya disini untuk hidupmu sendiri". Choon-hee berkata sambil tertawa pelan.     

"Sebenarnya aku membutuhkan uang agar bisa mencari anak dan istriku, mereka adalah orang yang ingin kutemui. tapi Tuhan memang sedang tidak mengijinkan aku mencari mereka, karena semakin kucari semakin aku kehilangan jejak mereka". Katanya pelan.     

"Maaf aku hanya bercanda tadi, aku tau semua yang kau lakukan semuanya untuk menemui orang yang kau sayang. jika nanti aku bisa bantu, akan kukatakan pada Edwards untuk membantumu". Choon-hee mengelus lembut lengan Sam yang memang cukup berotot.     

"Terimakasih, tapi sebelum itu. ayo ku ajarkan kau berkuda". Sam membawa satu kuda jantan yang badanya kuat dan kokoh. kulitnya berwarna coklat cerah dan sangat terawat, Sam mengelus rambut kuda itu.     

"Namanya Rich." Sam mengambil tangan Choon-hee dan menuntun tangan Wanita itu untuk mengelus rambut dan tubuh Rich.     

"Rich salam kenal, aku Choon-hee. semoga kita bisa berteman baik ya. rambut dan kulitmu sangat halus, pasti Sam menjagamu dengan baik". Choon-hee memandang mata Sam dan tak lama berpaling memandang lagi tubuh Rich.     

"Naiklah". Sam menaiki Rich lebih dulu dan memberikan tanganya untuk mengajak Choon-hee naik juga. wanita itu yang memang pernah naik berkuda bersama Edwards langsung tau bagaimana caranya naik ke atas kuda.     

saat Choon-hee sudah berhasil naik, Sam memeluk pinggang wanita itu dan mengarahkan tangan Choon-hee untuk memegang tali pengekang kuda.     

"pegang yang erat, kita akan berkeliling Padang rumput". Choon-hee kuat kuat memegang tali dan sekali hentakan Rich berlari kencang memutari padang rumput, Choon-hee langsung tertawa kencang saat rambutnya berterbangan karena lari Rich yang sangat kencang.     

angin pagi yang dingin menyentuh kulit mereka berdua, Sam dapat melihat wajah Choon-hee yang cantik dari samping, wajah polos yang tenang dan juga lemah lembut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.