Hasrat Wanita Bayaran

Bella dan semua masa lalunya (1)



Bella dan semua masa lalunya (1)

0(Masa lalu Bella)     

Bella berjalan sangat jauh, hingga sampai di sebuah air terjun yang tiba tiba mengusik pikirannya.. Tempatnya sangat tenang, dia duduk di sebuah batu dan memandang Air terjun di depannya dengan pandangan sendu..     

Air mengalir dengan bebas, tanpa sebuah beban..     

apakah dia bisa merasakan sebebas air dalam hidupnya?     

Menit berganti menit, Sudah hampir 3 jam lamanya Bella duduk di dekat air terjun.. betah berlama-lama dengan keheningan dan pikirannya sendiri.     

suara suara langkah terdengar cukup jelas, menghampiri dirinya yang masih enggan untuk berbalik melihat siapa yang datang.     

Tak lama, langkah kaki itu berhenti di belakangnya. membiarkan keheningan terasa lagi.     

Dia masih diam, diam menunggu sebuah perkataan yang mengharuskannya untuk mengerti lagi.     

Entah kenapa Bella bisa mendengar hal itu, dia hanya ingin semua orang yang mengerti dirinya..     

"Bella?." Sebuah suara seorang perempuan membuat Bella mengangkat sebelah alisnya bingung. siapa? suaranya terasa asing, tapi dia tetap diam dan tak berbalik..     

"Maafkan aku.. karena aku tidak bisa menjadi ibu yang baik untukmu". Suara perempuan itu membuat Bella dengan malas berbalik, masih di atas batu. dia dapat melihat siapa yang datang..     

"Ibu?". Ucap Bella memastikan bahwa di depannya benar benar ibunya.     

Bella mengangguk, menahan air matanya..     

"Kau kenapa ada disini?". Tanya ibunya.     

"Hanya ingin sendiri". Kata Bella pelan, ibunya Langsung mengangguk mengerti.. dia berjalan naik ke atas batu, duduk di sebelah Bella yang memang sudah menggeser tempatnya.     

Bella diam saja, mereka kini saling berdampingan..     

"Bibi berkata Bahwa kau ingin bertemu Ibu, apakah benar? maafkan ibu ya. karena selama ini sibuk dengan pekerjaan saja." Tanya ibunya dengan suara perlahan, takut bahwa Bella merasa malu atau tersinggung.     

"Iya.. tapi aku tidak memaksa, jika ibu tidak ingin kemari. tidak apa apa, aku sudah biasa mengerti". Kata Bella yang berkata dengan perasaan sangat sedih.     

Ibunya ada disini, tapi kenapa Bella merasa sangat asing? seperti ada sesuatu yang membuat Bella ingin marah pada ibunya. namun dia diam saja, membiarkan derasnya air terjun membuat suasana lebih berisik..     

"Ibu tidak dipaksa untuk datang, ibu yang salah meninggalkan Bella sejak kecil, ibu yang salah karena tidak pernah mau mengerti keadaan yang ada, sampai akhirnya kau harus menanggung semuanya seorang diri. ibu memang bukan seorang perempuan yang bisa di panggil dengan sebutan 'ibu'.. tapi ibu senang bisa melihat kau disini". ibunya berkata sambil tersenyum.     

dia bukan tiba tiba datang, Memang tadi pagi Bibi yang menjaga Bella menelpon bahwa anak perempuannya ini demam dan ingin sekali bertemu. dia menerima telepon itu dengan senang hati, sampailah tadi dia di rumah Bibi yang merawat Bella.     

Emma, Salah satu wanita yang bekerja sebagai kepala keuangan di keluarga Berenice. terlalu sibuk pada pekerjaan hingga melupakan anaknya itu.     

Emma Mencoba untuk berbicara dari hati ke hati, meminta maaf, dan mendengarkan apa yang sebenarnya Bella inginkan. walaupun Emma tidak yakin semua itu bisa menenangkan hati anaknya yang sepertinya Sudah sangat sakit.     

Bibi yang mengurus Bella berkata Bahwa sudah beberapa hari ini Bella mengurung diri di kamar dan tidak mau makan.     

Bella terlihat berbeda, tidak pernah meninggalkan meja makan begitu saja saat terjadi obrolan, mereka merasa Bella sudah ada di batas kesabarannya.     

Bella sudah meledak marah dan bosan dengan beban di pundaknya, bibinya bahkan sejak tadi sudah menangis merasa gagal menjaga Bella.     

Emma mengerti kegundahan hati Bibi dan paman yang menjaga Bella.     

"Bella tau bahwa ibu memiliki motif tersendiri dan pergi begitu saja, walaupun aku belum genap delapan tahun. tapi aku sudah belajar mengerti sejak kecil, kenapa ibu harus meminta maaf? bukankah ibu juga merupakan korban? korban dari kerasnya hidup di dunia ini? dunia yang besar ini memang sangat berat untuk kita pikul. ibu tidak salah, tidak ada yang salah. mungkin hanya waktu yang sengaja mempermainkan kita". Emma tersentak kaget, kenapa? kenapa anak seumuran Bella sudah bisa berkata seperti ini?     

kenapa anak seumuran Bella sudah mengerti tentang siapa yang salah? kenapa dia bisa berkata dengan perkataan orang dewasa pada umumnya?     

Emma tidak merasa bangga dengan anaknya yang bisa menyampaikan semua perkataan ajaib. tapi Emma malah merasa bersedih dan gagal menjadi ibu yang melahirkan dia ke dunia ini.     

Emma merasa bahwa Bella tidak mendapatkan masa kecilnya dengan baik, Bella bahkan langsung di tuntun menjadi dewasa belum saatnya.     

"Waktu memang sudah lama terlewati, bahkan hampir delapan tahun ibu meninggalkan dirimu tanpa sebuah kasih sayang yang berarti. ibu tidak melihat adanya sifat-mu yang berasal dari ibu sama sekali. sifat, watak, perkataanmu, semuanya terkesan seperti keluarga ayahmu yang santun itu. apakah beban itu sangat besar? hingga membuatmu menjadi dewasa? dewasa bukan pada umurnya." Ada nada kecewa dari kata kata Emma, kecewa pada suaminya yang membuat anak mereka seperti ini. kecewa pada dirinya sendiri yang menelantarkan anaknya sampai seperti ini.     

Hingga anaknya harus hidup atas bimbingan orang lain, Walaupun masih dengan kerabat dekat seperti paman dan Bibi. tapi tetap saja, Emma merasa ini semua kesalahannya.     

"Bebannya sangat besar ibu, aku merasa bahwa tidak ada artinya aku hidup di dunia ini. untuk apa? hanya untuk melanjutkan cita-cita orangtuaku? atau untuk menjadi anak yang di banggakan? aku bahkan tidak mengerti arti sebuah Keluarga? aku tidak mengerti kenapa aku harus wajib 'mengerti'.. mengerti semua yang tidak bisa aku pahami". Bella menangis, menangis karena dirinya merasa hatinya sudah terlalu sakit.     

tangis seorang anak kecil yang di tinggalkan oleh banyak kasih sayang. tangis seorang anak kecil yang dipaksa mengerti. tangis seorang anak kecil yang di tuntun untuk menjadi dewasa.     

Emma semakin sakit, melihat ke arah belakang. Disana ada ayah, Bibi dan paman Bella.     

Bibinya sudah menutup mulutnya menangis di dalam pelukan suaminya, mata mereka menunjukkan kesedihan. kesedihan bahwa selama ini Bella memang tidak pernah bahagia..     

"Tapi jika kau pergi dari dunia ini, apakah kau akan bahagia?". Pertanyaan Emma membuat paman dan bibinya sedikit marah. untuk apa Emma bertanya seperti itu? pikir mereka berdua..     

"Aku tidak tau ibu, jika memang aku bisa pergi dari dunia ini dan meninggalkan semua beban dan keanehan di dunia ini. aku rela pergi, setidaknya aku akan terlahir kembali menjadi orang biasa saja dan hidup seperti manusia pada umumnya, seperti anak kecil yang hanya menangis karena tidak di belikan mainan. menangis sebagai anak kecil yang terlalu lama bermain dan dimarahi oleh ibunya saat pulang. bukankah itu lebih baik? daripada menangis karena sebuah masalah yang tidak harusnya aku rasakan". Bella menghapus air matanya, menatap lagi ke arah air yang terus saja mengalir.     

Emma terdiam, semua orang terdiam.     

Emma tidak tau harus berkata apa, hati anaknya sudah terlalu jauh dalam kegelapan, hati anaknya tidak bisa dirinya selamatkan.     

Emma merasa bahwa suaminya sudah terlalu banyak menyakiti Bella, terlalu banyak memberikan beban.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.