Hasrat Wanita Bayaran

Kenapa kau masih disini Choon-hee?



Kenapa kau masih disini Choon-hee?

0Aku sudah kembali dan membuka pintu kamar Edwards, hal pertama yang aku dengar dari kamar Edwards adalah suara lagu yang cukup merdu. Sepertinya Edwards sedang mendengarkan lagu saat ini.     

Aku melihatnya yang masih duduk di atas sofa dan memandang arah balkon, dia sudah memakai pakaian santai dan juga menyisir Rambutnya dengan rapih. aku berjalan perlahan-lahan ke arahnya, menaruh tas kecil yang aku bawa di dekatnya. lalu duduk dengan tenang, aku memandangi wajah Edwards yang Terlihat baik-baik saja saat ini.     

"Kau sudah makan Edwards? apakah butuh sesuatu?." Tanyaku lembut, aku memegang tangannya dan menatap wajahnya dengan lekat.     

Edwards menengok ke arahku dan ikut tersenyum manis. "Kau sudah makan? aku kira kau akan pergi menjauh dari diriku?." Pertanyaan Edwards membuatku tertawa kecil.     

"Bagaimana bisa aku meninggalkan dirimu yang tampan dan menawan ini? Hei, kau tau? aku sedang ingin makan puding coklat. apakah kau mau menemani diriku? sepertinya akan sangat enak jika makan bersama dirimu." Ujarku, aku mencoba untuk tidak membahas apa yang terjadi pada kami sebelumnya. aku tidak mau Edwards berpikir macam-macam untuk saat ini.     

"Kau mau makan puding? ayo, kita minta pada pelayan saja. aku mau makan di balkon kamar sambil melihat langit sore, lihat langitnya sangat indah sekali." Ungkapan Edwards langsung aku anggukin dengan cepat.     

"Baiklah, aku akan panggilkan pelayan." Aku bangun dari tempat duduk dan mulai menekan tombol yang ada di dekat pintu. kata Nyonya Anne itu adalah tombol yang bisa memanggil pelayan Dengan cepat. Lalu aku mengatakan sesuatu lewat pengisi suara, Bahwa aku menginginkan Puding coklat dan juga minuman dingin.     

setelah aku mengatakan hal tersebut, aku duduk kembali di dekat Edwards. dia masih saja memandangi langit dari arah balkon. sebenarnya apa yang Edwards pikirkan saat sedang memandangi langit seperti itu?.     

"Choon-hee, apakah kau tidak takut mati saat bersama dengan diriku?." Satu pertanyaan lagi dari Edwards, Membuatku sedikit bingung ingin menjawab apa.     

"Sebenarnya.. aku takut. Tapi aku tau, kau lebih takut dari diriku. kau takut bahwa hidupmu akan sendirian dan semua orang akan meninggalkan dirimu sendirian. Itu Kenapa aku selalu berada di sisimu dan memastikan kau baik-baik saja. Hanya itu yang bisa aku lakukan, maaf jika semuanya terasa sangat aneh bagimu." Kataku pelan, dan     

"Kenapa kau malah minta maaf? kau seharusnya tidak berasa di dekat Pria Gila seperti diriku ini. seharusnya kau sudah pergi dan meninggalkan aku, seperti yang lainnya. Bagaimana bisa kau tinggal dan malah terlihat baik-baik saja seperti ini? aku merasa aneh dengan semua hal yang terjadi." Kata Edwards, aku hanya bisa tersenyum kecil dan mengangguk paham.     

sebelum aku berbicara, Ketukan pintu membuatku sadar bahwa pelayan sudah datang membawa apa yang aku minta. aku langsung berjalan kearah pintu dan Membukanya. Pelayan itu memberikan nampan berisi puding coklat dan juga minuman dingin.     

Aku mengambilnya dan menutup pintu kembali, nampan itu akan bawa ke dekat Edwards. menaruhnya di atas meja dan mulai memberikan satu Puding coklat padanya. Aku juga memberikan sendok kecil untuknya. "Makanlah, kau butuh makanan manis agar lebih baik." kataku pada Edwards.     

Aku mengabaikan Perkataanya yang tadi, sebenarnya aku tidak mau menjawab apapun tentang pernyataan yang yang dia buat.     

Aku mengambil pudingku sendiri, memotongnya dengan sendok dan memasukkan ke dalam mulut. rasanya benar-benar enak sekali, aku tau bahwa makanan manis bisa membuat suasana hati menjadi sangat baik.     

"Kau suka? makan yang banyak." Kataku pada Edwards, karena melihat Edwards yang juga sudah makan dengan baik saat ini.     

"Aku suka karena makan bersama dengan dirimu, bukan Karena pudingnya. Kau pernah merasakan kebahagiaan Seperti ini? makan Dengan orang yang suka dan merasakan banyak keindahan saat disisinya?." Tanya Edwards padaku, Mendengar hal itu aku langsung menghentikan gerakan tangan dan menatap matanya yang indah sekali.     

"Kau suka padaku?." Tanyaku pada Edwards, entah kenapa dari banyaknya pertanyaan dia tadi. aku malah berfokus pada kata suka yang dia ajukan.     

"Aku suka padamu karena kau masih mau bertahan di dekatku, setelah semua yang kau lihat. kau tidak mengatakan apa-apa, kau tidak menghinaku, aku tidak memberikan tatapan benci ataupun jijik. kenapa kau bisa melakukan itu semua? apakah kau memang baik pada semua orang? atau hanya padaku saja?." Edwards lagi-lagi bertanya, hal itu membuatku jadi serba salah dan memakan puding coklat dengan sedikit gugup. bagaimana bisa mengatakan bahwa suka padaku dengan semudah itu?.     

"Aku baik pada orang-orang yang baik juga padaku, kenapa aku harus meninggalkan dirimu? apa memang salahmu itu? aku merasa bahwa kau hanya ingin di mengerti dan kau hanya merasa kesepian saja. Kau merindukan kehangatan dan kebersamaan, itu kenapa kau mudah dekat Dengan diriku. sebab selama ini aku selalu memberikan sesuatu yang tidak bisa orang lain Berikan. apa aku benar? itu kenapa kau juga mengatakan bahwa kau suka padaku." Ungkapkan cukup panjang lebar.     

Edwards yang mendengar hal itu langsung mengangguk, dia menghabiskan puding coklat miliknya dengan sangat lahap. matanya masih saja menatap mataku, mungkin dia hanya ingin ditemani dan semua akan baik-baik saja.     

"Kau selalu bisa membuatku merasa nyaman dan aman, entah mengapa saat aku terbangun tadi dan tidak melihatmu di sisiku, aku ingin sekali bunuh diri dan melupakan semua hal ini. Tapi ketika kau kembali kemari dan tersenyum padaku, aku berharap ada kehidupan kedua yang bisa membuat kita bersama dan selalu ada satu sama lain. aku juga berharap bahwa aku punya kewarasan yang baik untuk bisa memastikan kau selalu bahagia. Terdengar lucu dan aneh bukan? tapi itu yang aku pikirkan saat langit sore seindah ini. aku memang sudah lama tidak merasakan perasaan yang menyenangkan seperti ini.     

Semenjak ibuku meninggal dunia.. semenjak itulah aku merasa kesepian sepanjang hari." Edwards mengatakan semuanya masih sambil menatap mataku.     

"Ibumu? memangnya kenapa Dengan Nyonya Anne? kenapa kau bilang meninggal dunia?." aku bertanya dan berpura-pura tidak mengerti apa-apa, karena aku merasa lebih baik mendengar semuanya dari Edwards saja. Daripada aku menebak-nebak banyak hal yang tidak perlu.     

"Ibu kandungku, istri pertama dari Daddy Brandon. Yang melahirkan aku ke dunia ini dan selalu merasa beruntung bahwa aku terlahir dan menjadi anaknya, dia begitu baik dan sangat menyayangkan diriku. memastikan aku bisa makan Dengan teratur, membantuku mengerjakan tugas sekolah, membawakan bekal untukku, memastikan pakaian yang aku pakai selalu bersih. Menyisir rambutku dan selalu mengatakan bahwa dunia ini baik-baik saja selama kita melihatnya dengan cara yang baik. semua yang ibuku katakan selalu membuatku bertahan, bertahan dan terus bertahan. walaupun dia sudah tidak ada lagi disisiku." Edwards menceritakan semuanya sambil tersenyum senang, sepertinya dia sangat mencintai ibunya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.