Hasrat Wanita Bayaran

Matilah kau!



Matilah kau!

0Untungnya sinar mentari tidak langsung menebus ke arah kami, jadi kami masih bisa makan dengan tenang. Edwards mengambil beberapa jamur yang di masak dengan baik, sepertinya dia sangat suka jamur. Kapan-kapan aku akan memasak untuknya.     

"Makan yang banyak Choon-hee, kenapa kau terlihat sangat tidak berselera? Apakah perlakuan diriku kemarin malam sangat jahat? apakah benar-benar sakit tubuhmu? Aku Minta maaf atas hal itu." Edwards memegang tanganku dan meremasnya dengan lembut.     

"Tidak.. tidak.. kenapa kau berkata seperti itu, kau sangat hebat dan aku menyukai apa yang kau lakukan. Jangan merasa bersalah, ini juga karena aku memaksa memintanya kan? kenapa kau harus merasa bersalah?." Kataku pelan, aku sudah tersenyum ke arahnya.     

"Oh, Soal kau memasukan obat perangsang ke minumanku?." Edwards Bertanya sambil mencubit pipiku gemas.     

"Kau tau?." Tanyaku sedikit kaget.     

"Terasa di lidahku, ketika aku mencicipi pertama kali minuman yang kau berikan. aku terbiasa minum obat Seperti itu, jadi tidak asing di lidahku. Ya.. aku terbiasa bersenang-senang dengan hal seperti itu, jadi aku tau betul." Edwards mengunyah lagi Spaghetti Miliknya. matanya sudah memandang lembut ke arahku.     

sekarang aku merasa seperti wanita bodoh, aku menjebak seseorang yang Ternyata sudah ahli dalam jebakan. astaga Choon-hee! Kau benar-benar tidak punya malu sekarang.     

"Maafkan aku, aku memaksa dirimu Dengan tidak baik." Kataku pelan.     

Tapi Edwards malah tertawa dan mulutnya yang sedikit penuh. Dia mengunyahnya dengan cepat dan meminum segelas air.     

"Jangan berkata seperti itu, kita bercinta Karena mau sama mau. Kenapa harus berkata maaf? Tenangkan dirimu, aku orang yang sangat posesif setelah ini. Jika aku sudah mendapatkan dirimu sekali, aku tidak akan pernah melepaskan dirimu sama sekali. Jangan sampai kau resah pada diriku yang akan mencarimu kemana-mana nantinya." Perkataan Edwards membuatku langsung tersipu malu. di cari oleh Edwards? kenapa rasanya ini seperti mimpi ya?     

Aku selama ini terbiasa hidup bebas tanpa di cari oleh siapapun, tanpa di perhatikan oleh satu orang sama sekali. Dan sekarang Edwards akan memperhatikan diriku seakan-akan aku adalah berlian paling mahal baginya. bagaimana rasanya nanti ya? Apakah akan benar-benar menyenangkan?     

Ahhh Tuhan! Jika ini mimpi, jangan bangunkan aku. Edwards terlalu sempurna hanya sekedar menjadi mimpi.     

"Buka mulutmu, ayo makan.." Edwards memegang beberapa potong daging dan memberikan ke arahku, aku yang melihat itu langsung menerima suapan yang dia berikan langsung. Aku mengunyah sambil terus Tersenyum.     

Rasa bahagia pagi ini lebih indah dari rasa bahagia kemarin malam, maksudku.. Perhatian kecil Edwards dan senyum di bibirnya membuatku terbang ke langit-langit yang sangat tinggi.     

"Cantik sekali, kau pagi hari tanpa make up saja cantik. Aku suka melihat wajahmu yang polos seperti ini, terlihat lebih sempurna di mataku." Edwards memujiku, dia sudah mengambilkan lagi beberapa potong daging dan mengarahkan padaku. aku lagi-lagi membuka mulutku dan menerima dengan baik.     

sekarang aku di layani bagaikan seorang Ratu, Ah.. sehari saja tidak apa-apa kan? aku menikmati semuanya seakan-akan Edwards adalah milikku, ya sehari saja.. setelah ini aku akan lebih sadar diri dan menjauhkan perasaan terlarang ini.     

Kami makan sambil bercanda gurau, setelah semua makanan hampir habis dan kamar kami sudah selesai di bersihkan. aku dan Edwards memilih untuk kembali masuk..     

Dua pelayan yang tadi sudah berdiri dengan wajah menunduk. "Pergilah, kalau sudah selesai." Kata Edwards Dengan suara datar, lalu pelayan itu pergi meninggalkan kami.     

Aku mencuci tangan dan membuatkan dua gelas kopi untuk aku dan Edwards. Lelaki itu sudah terlihat membuka laptop kerjanya dan sibuk di depan laptop sekarang.     

Dia bekerja? padahal kemarin dia bilang akan beristirahat.. Tapi biarlah, lagipula itu tanggungjawab Edwards.     

aku sudah membuatkan kopi dan menaruhnya di depan meja yang dia tempati, lalu aku meminum sebentar kopi Milikku.     

Aku baru ingat Bahwa semalam aku membuat video, aku sampai tidak sempat mematikan video tersebut. astaga, handphone milikku akan meledak pastinya.     

Aku berjalan perlahan ke arah tempat aku menaruh handphone, lalu mulai membaliknya dan melihat Ternyata handphone tersebut sudah mati.     

Benar kan apa kataku, pasti handphoneku mati sekarang. berharap tidak rusak saja, aku mengambil Charger handphone dan mulai mengisi daya.     

"Choon-hee, kemarilah.. ada beberapa hal yang mau aku ajarkan pada dirimu." suara Edwards membuatku langsung menaruh handphone dan berjalan ke arahnya.     

******     

Di lain tempat     

(Author POV)     

Violet sudah menunggu di loby apartemen, di hatinya sudah benar-benar merasa kesal dan marah pada apa yang barusan dia lihat di kamar wanita sialan itu.     

Dia sudah menunggu hampir satu jam, tapi dia tetap sabar. Ketika dia melihat dua pelayan tadi berlarian ke arahnya, barulah Violet Tersenyum senang.     

"Bagaimana? apakah kalian menemukan sesuatu? apakah ada hal yang bisa menjatuhkan Wanita sialan itu?." Tanya Violet penuh harap.     

"Kami sempat melihat handphone wanita itu Nona, lalu kami menemukan sebuah video yang sangat luar biasa. Aku sudah kirim videonya ke handphone milikku. Ini Nona." Salah satu pelayan memberikan handphonenya dan video yang tadi sempat di kirim.     

Violet sempat sedikit kesal pada video itu, tapi dia menahan kekesalannya dan Tersenyum licik.     

"Aku akan mengambil handphone ini, uang ganti rugi dan kerja keras kalian akan langsung aku transfer ke rekening. apakah ada hal lain yang kalian temukan?." Tanya Violet lagi     

"Tidak ada Nona, hanya itu saja. Tentang siapa keluarga Wanita Tersebut dan siapa teman-teman dekatnya. Kami tidak tau sama sekali, Maafkan kami." Ujar dua pelayan itu     

"Tidak masalah, ini saja sudah cukup. sekarang Pergilah, jika ada yang tanya-tanya tentang hal ini. jangan katakan pada siapapun, anggap saja kalian tidak mengerti apa-apa." Kedua Pelayan Tersebut sudah mengangguk dan pergi dari hadapan Violet.     

Violet menggenggam baik-baik handphone yang merupakan satu senjata mematikan milik Choon-hee. Violet cukup senang mengetahui bahwa dirinya bisa menjatuhkan Choon-hee dan membuat wanita itu malu seumur hidupnya.     

"Lihat saja Choon-hee, kau akan hancur pada kesombonganmu sendiri. aku tidak akan pernah membiarkan dirimu mengambil suamiku!." Ujar Violet dengan suara pelan.     

Violet sudah pergi dari sana, melangkah dengan begitu riang. Dia benar-benar senang sekarang, dia menaiki mobilnya dan mulai menjalankan mobil tersebut ke salah satu tempat.     

Perjalanan hanya memakan waktu sekitar 10 menit, ketika Violet sudah sampai di depan Perusahaan besar pemberitaan. Ada salah satu teman Violet yang merupakan Manager Perusahaan ini. Violet akan langsung menyebarkan berita Tentang wanita bayaran yang dengan sengaja menjebak Edwards..     

Berita akan di buat seolah-olah Edwards di paksa dan Choon-hee akan di benci oleh seluruh dunia!     

Ya, se simpel itu rencana Violet saat ini. Dengan bukti di tangannya, Sudah bisa di simpulkan Bahwa Wajah Choon-hee akan menjadi berita utama hari ini.     

"Matilah kau Choon-hee! Akan aku hancurkan harga dirimu yang memang sudah hancur itu.!" ujar Violet.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.