Hasrat Wanita Bayaran

Isi hati seorang Edwards.



Isi hati seorang Edwards.

0"jawab aku Edwards!!." Violet menarik kerah baju Edwards, membuat laki-laki yang tadi sedang merenung langsung tersadar dan melepas tangan violet dengan kesal.     

"Sudah cukup! Sudah cukup kau memperlakukan aku seperti sampah! kau berjanji padaku juga, apakah kau lupa? bahwa kau akan menjadi violet yang lebih baik dan akan menjadi istri yang penurut. Tapi hanya karena masalah kotak bekal saja kau mulai membentak diriku dan mengatakan hal-hal yang tidak perlu di katakan. bukan seperti ini hubungan yang aku inginkan Violet." kata Edwards, dia sudah mulai bangkit dari tempat duduknya dan segera ingin pergi.     

Namun violet lebih cepat, dia menarik tangan Edwards dan menampar pipi Edwards sekencang mungkin.     

Plak!!     

"Persetan dengan apa yang kau katakan!!!! arrrgggghhhhh!!!! aku istrimu! hanya aku yang boleh Selalu ada di dekatmu! hanya aku! aku! kenapa kau membela Choon-hee terus menerus!." violet Sudah seperti orang gila, dia berteriak Histeris dan memukuli tubuh Edwards dengan sangat kencang.     

Edwards yang menerima semua pukulan itu hanya bisa diam saja, hatinya juga sakit. bahwa dia pernah memberikan lagi kepercayaan pada Violet. Tapi nyatanya wanita ini tetap bertindak gegabah.     

"Sudahlah, aku mau pergi saja. melihatmu Seperti ini membuatku ingin bekerja dari rumah. jangan membuatku lepas kendali Violet, Menyingkirlah dari hadapanku!." Edwards menahan tangan Violet yang sejak tadi masih memukul-mukul Edwards.     

Violet sudah mengeluarkan air matanya, menatap mata Edwards dan memberikan rasa sedih di balik tatapan Tersebut, berharap bahwa Edwards akan meminta maaf dan mengaku salah. Namun Violet tidak tau, tidak tau bahwa air mata yang dia keluarkan saat ini sudah membuat Edwards muak.     

Pada akhirnya hati seorang lelaki yang pernah percaya, lalu di kecewakan. akan membuat hatinya membeku dan hilang minat untuk mengulang sakit yang sama.     

Edwards menyingkirkan tangan Violet, masih saling bertatapan. Edwards menghela nafasnya pelan dan menepuk pundak violet. "Apakah selama ini kau juga berpura-pura mencintai diriku? kau berkata tadi, bahwa kau tidak pernah mencintai aku. Kau tau, bahwa aku ini laki-laki bodoh. aku begitu bodoh karena bisa memaafkan Dirimu berkali-kali, padahal aku tau Bahwa kau akan mengulanginya lagi. Tapi aku bisa apa? hatiku yang bermain disini, bukan akal sehatku. Sekarang, aku mau pulang. aku benar-benar tidak bisa berkata apa-apa lagi dan aku tidak berminat meladeni semua amarahmu.     

Oh ya, seharusnya kemarin saat aku sakit kau datang. Jangan bilang bahwa kau lupa, padahal kau yang paling tau bahwa aku selalu sakit dan kambuh di tanggal yang sama. Bahkan selama aku mengenal dirimu, kau tidak pernah mau merawat diriku ketika aku sakit.     

Kau selalu beralasan bahwa kau punya kesibukan lain di luar negeri, tapi aku tau kau berbohong. aku tau betul kau sedang bersenang-senang dan membiarkan aku melewati semua rasa sakit itu sendirian. Tapi aku tetap Memaafkan dirimu kan? aku tetap memberikan senyum manis ketika kau pulang, di saat aku sudah sehat. sama Seperti hari ini, aku tetap datang dan berusaha baik-baik saja di depanmu. Tapi apa yang kau lakukan? kau malah membahas kotak bekal. bukan bertanya apakah aku baik-baik saja.     

Lucu ya? iya, Aku mulai sadar bahwa hatimu memang tidak pernah baik padaku. kau marah-marah dan berteriak padaku saat ini, aku tau bukan karena kau cemburu aku memilih wanita lain. Tapi kau takut, takut bahwa harta yang aku miliki akan aku Berikan pada Choon-hee. Kau Takut kan? bahwa kau tidak akan bisa merasakan mandi uang setiap hari? katakan jika aku salah. apakah kau bisa membela diri?." Edwards Tersenyum kecil, dia menatap lekat mata Violet yang sudah bergerak-gerak kebingungan.     

"Tapi aku, aku memang selalu sibuk. kau tau itu, aku punya banyak pekerjaan yang selalu di lakukan setiap hari. kemarin juga sama, aku.. aku.." Violet terlihat bertingkah, Edwards tau wanita di depannya memang selalu saja berbohong.     

"Choon-hee menjagaku dan memeluk diriku di saat aku sakit, dia berkata bahwa semuanya akan baik-baik saja. aku cepat sembuh Karena dia, dia Bahkan rela dirinya di sakiti olehku. dia juga Selalu mengelus rambutku dengan lembut, berkata Dengan sopan, selalu tersenyum, memastikan aku mendapatkan semua yang aku butuhkan. dia tidak meminta, dia tidak bertanya, dia tidak mengeluh apalagi beralasan. dia terlihat seperti malaikat yang membuat hatiku Langsung menghangat.     

apakah aku bisa meninggalkannya dan memilih dirimu? itu bukan Pertanyaan, lebih tepatnya. bagaimana bisa aku meninggalkan Choon-hee yang bisa memberikan semua kasih sayang dan perhatian untukku, lalu memilih dirimu yang mencampakkan diriku dan hanya menuntut banyak hal. Aku masih waras, kau tau? karena aku memilih seseorang yang memang aku butuhkan. Bukan seseorang yang selalu membutuhkan diriku.     

Kau lupa violet, apa yang paling aku inginkan di dunia ini? Aku hanya ingin sebuah Perhatian dan kasih sayang, lalu aku ingin kehangatan dari sebuah pelukan dan selalu mengajarkan padaku semuanya akan baik-baik saja. Sungguh! semua hal yang Choon-hee lakukan Membuatku jadi lebih bersemangat untuk hidup." Edwards sengaja mengatakan semua kebahagiaan dirinya saat bersama dengan Choon-hee, melihat bagaimana reaksi Violet saat ini? dia sudah terlihat benar-benar marah. Tapi Edwards tetap tersenyum, dia tersenyum karena pada akhirnya bisa membalas semua kata-kata kejam Violet selama ini, dengan sebuah kata-kata manis.     

kata-kata manis yang menghancurkan hati Violet hingga ke dasar hati yang paling dalam.     

"Kau sedang menyombongkan semua kebaikan Choon-hee? wanita yang bahkan punya niat sendiri berada di dekatmu? semuanya sama Edwards? semua orang di Dunia ini akan baik jika dia merasa di untungkan! tidak akan ada yang benar-benar memberi, jika tidak mengharapkan imbalan! kau tau itu, kau paling tau." Kata Violet, dia masih berusaha mengontrol pikiran Edwards.     

"Aku tau, aku tau bahwa tidak ada manusia yang akan benar-benar memberi tanpa mengharapkan imbalan. Tapi Choon-hee tetap yang terbaik, kami sama-sama di untungkan disini. Dia mendapatkan apa yang dia inginkan, dan aku juga mendapatkan apa yang aku inginkan. bukankah ini lebih setimpal? di bandingkan saat aku bersama dengan dirimu?." Telak! ucapan Edwards membuat Violet langsung bungkam dan tidak bisa mengatakan apa-apa lagi.     

Edwards menepuk sekali lagi pundak Violet, memilih untuk mengambil kotak bekal yang jatuh ke lantai dan membawa lagi kotak tersebut. memasukannya ke dalam paper bag lalu Menentengnya untuk membawa pulang.     

"Kau mau kemana!?." Tanya Violet.     

"Pulang, menemui wanita yang membuatku merasa nyaman." Kata Edward dengan lantang, Edwards masih tersenyum. kemudian dia berjalan pergi dari Ruangannya, dia bersenandung kecil dan merasa hatinya sudah cukup lega.     

lega bahwa dia bisa mengatakan semua yang mau dia katakan pada Violet, setelah sekian lama memendam semuanya. akhirnya Edwards mampu mengatakan dan menyakiti hati Violet dengan sangat dalam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.