Hasrat Wanita Bayaran

Malam hari di pesisir pantai.



Malam hari di pesisir pantai.

0(Choon-hee POV)     

Malam di pesisir pantai cukup menawan, aku melihat bintang-bintang di langit yang sangat indah. saat ini Edwards sedang membuat kayu bakar untuk memanggang daging, kami akan melakukan pesta Berbeque malam ini. Hanya kita berdua saja, tapi aku menyebutnya sebagai pesta.     

Gerakan tubuhnya sangat lihai, ketika dia kesana-kemari mengambil kayu dan di bakar di salah satu tungku kecil untuk Pemanggang, aku tidak di perbolehkan membantu sama sekali oleh Edwards. Dia mau aku duduk tenang saja, di karpet yang sudah dia gelar. Ada beberapa camilan serta minuman dingin yang di bawakan oleh salah satu pelayan tadi.     

Tidak ada yang membantu Edwards, karena Edwards ingin sekali melakukan semuanya sendiri. Mungkin karena dia sudah lama tidak merasakan aktifitas yang menyenangkan tersebut.     

Mataku hanya menatap datar ke arah Edwards, dia tidak Berbicara sama sekali saat sedang sibuk. bahkan dia membiarkan saja aku sendirian Menunggunya. Entah daging apa yang mau dia panggang, dia lebih memilih daging daripada aku.     

aku tersenyum sekali lagi, melihat bagaimana tubuh belakang Edwards sangat kokoh dan perkasa. aku mau memintanya bercinta malam ini, pasti menyenangkan jika bercinta di pesisir pantai dan di dalam tenda. membayangkan saja aku sudah memerah malu.     

"kau kenapa? apakah kedinginan?." Tanya Edwards, dia sedang mengambil daging yang mau dia panggang, aku memilih untuk bangun dari tempat duduk dan berdiri di dekat Edwards.     

"Hanya ingin melihatmu dari dekat saja, Apakah kau mau aku bantu? aku tidak mungkin duduk dan melihatmu kelelahan." Ucapku pada Edwards.     

"Tidak usah, kau lihat saja dan perhatikan baik-baik aku yang memanggang daging. aku hanya tidak mau kau kelelahan, kau sedang hamil. Tadi saja di perjalanan sudah cukup panjang, aku tau kau pasti lelah dan butuh istirahat." Edwards berkata pelan, dia Memasukan satu persatu daging ke atas tungku. Seperti alat pemanggang daging pada umumnya, hanya saja ini bedanya langsung memakai kayu bakar. Aroma yang di keluarkan langsung memenuhi Indra penciumanku. aku yakin rasanya akan sangat enak jika dimakan nanti.     

"Memangnya kau sering melakukan ini sendiri?." Tanyaku.     

"Iya, Jika Traveling sendirian. aku akan memanggang daging dan makan sambil menatap langit serta bintang-bintang yang bersinar terang." Ucapan Edwards membuatku merasa tersentuh, aku memeluk dirinya dari belakang. Tidak menghalangi Edwards yang sibuk membolak-balik daging.     

"Apakah kau tidak merasa kesepian? kita berdua saja suasana sangat hening, bagaimana kau yang sendirian?." Aku merasa kasihan, membayangkan Edwards yang sendirian di pesisir pantai begini, atau di hutan, atau mungkin di bukit.     

"Aku merasa lebih dekat Dengan ibuku, jika berada di tempat yang hening lalu dapat melihat bintang jauh lebih dekat. Lagipula sekarang aku tidak akan sendirian lagi, Kau ada di sampingku. kita akan sering berlibur bersama-sama kan?." Tanya Edwards padaku, aku langsung mengangguk mengiyakan.     

"Berjanjilah untuk tidak berlibur sendirian, aku akan menemani dirimu. Kita akan melakukan banyak perjalanan panjang bersama anak-anak kita, Kau akan tetap memanggang daging Seperti ini." Ucapku sambil tertawa, dan Edwards ikut Tertawa juga.     

"Aku akan memanggang daging seumur hidupku? terasa sangat menyedihkan tapi jika membayangkan bersama dengan dirimu dan anak-anak kita. aku rasa itu akan menyenangkan." Ucapan Edwards terlalu konyol, aku yang mendengar hal itu hanya bisa memukul lengannya pelan. Aku masih saja memeluknya dari belakang, rasanya sangat nyaman bisa mencium aroma tubuh Edwards sedekat ini.     

Beberapa saat kami hanya saling Terdiam, Edwards sibuk dengan dagingnya dan aku sibuk mencium aroma tubuh Edwards.     

"Choon-hee, apakah kau sendirian selama ini? aku tidak pernah melihat ibu atau ayahmu." Di tengah keheningan itu Edwards bertanya Tentang ayah dan ibuku, aku yang mendengar hal itu hanya bisa memejamkan mata lalu Menghela nafas panjang.     

"Kesepian tentu saja, itu kenapa aku selalu bekerja setiap harinya. Jarang sekali aku mengambil libur, jika karena tidak sedang sakit atau aku yang punya beberapa urusan. Mau bagaimana lagi? ibu dan ayahku menghilang begitu saja, mereka seperti di telan bumi dan tidak Pernah aku temukan sama sekali. aku ingin sekali menemukan mereka, tapi aku merasa bahwa mereka sebenarnya tidak mau di cari, tidak mau di temukan, tidak mau menemui diriku. Karena jika memang mereka ingin menemui aku atau di temukan. pastilah mereka menghampiri diriku." Ucapku pelan, tangan yang berada di perut Edwards Membuatku mengelusnya perlahan. Otot-otot yang kekar itu terasa menggelitik telapak tanganku, padahal saat ini Edwards masih memakai kaus. Tapi sayangnya kaus itu sangat tipis.     

"Tapi kenapa aku selalu melihatmu yang tidak terlalu perduli dimana ibu dan ayahmu? aku merasa bahwa kau terbiasa hidup sendiri, tidak ada Kesedihan di matamu." kata Edwards padaku, aku lagi-lagi tertawa mendengar apa yang Edwards katakan.     

"Aku tidak Bersedih, Karena aku tau ada banyak kebahagiaan yang menanti diriku. kenapa aku harus berlarut-larut pada hal yang hanya akan membuatku terjatuh lebih dalam? tidak bisa di pungkiri terkadang aku memang ingat mereka. Memikirkan mereka di malam hari, tapi.. Berjalannya waktu, aku mulai terbiasa dan semuanya terasa baik-baik saja." Aku melepaskan pelukan dari tubuh Edwards, lalu berdiri lagi di sampingnya. mengambil satu piring untuk meletakkan daging yang sudah matang.     

Edwards menyisihkan beberapa daging yang sudah matang, kami terdiam sejenak beberapa saat. Setelah semua daging masuk kedalam piring. barulah kami berjalan ke arah karpet yang sudah di sediakan tadi dan kami duduk bersama disana.     

Beberapa pelayan datang, membawakan makanan lainnya yang bisa kami makan bersama dengan daging. ada Nasi, salah satu makanan yang wajib di negara ini. dan aku tidak sabar makan nasi Dengan daging panggang.     

"Lalu? Apakah kau ingin mencari ibu dan ayahmu?." Edwards bertanya lagi, sambil memberikan beberapa potong daging ke dalam piring dan juga tiga sendok nasi.     

ada kecap yang di berikan potongan cabe,bawang, dan lemon. di siram di atas daging, dan rasanya enak sekali. aku memang sudah lapar sejak tadi, merasakan bagaimana makanan sederhana ini terasa nikmat sekali di lidahku.     

"Aku merindukan Mereka dan sangat ingin bersatu lagi, aku berniat mencari mereka saat aku sudah punya banyak uang nantinya. Karena aku tau menyewa detektif tidak murah." ucapku pelan, masih sambil mengunyah potongan daging yang sangat lembut di dalam mulut.     

ada beberapa menu seafood juga yang di bawa oleh pelayan, aku mencobanya satu persatu. Aku memang tidak pernah merasa sedih saat membahas orangtua, itu Kenapa aku bisa makan dengan Nyaman walaupun Edwards sedang Bertanya tentang ibu dan ayahku.     

"Makan lebih banyak lagi, bayi kita harus di berikan banyak makanan dan Gizi yang seimbang." Edwards memberikan beberapa sayuran yang entah di buat apa, tapi saat aku coba ternyata rasanya enak. aku rasa semua makanan memang enak jika kita sering-sering bersyukur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.