Hasrat Wanita Bayaran

kata-kata Choon-Hee yang membuatku selalu tersenyum



kata-kata Choon-Hee yang membuatku selalu tersenyum

0(Edwards POV)     

Aku duduk di salah satu balkon kamar hotel, menatap langit malam yang terasa aneh. Di depanku terdapat layar Cctv, menampilkan keadaan yang terjadi di dalam kamar Choon-Hee. Aku memang sengaja menjaganya dari kejauhan, mencari tau apa saja yang dia lakukan. Bukan tanpa sebab, karena disini aku tidak bisa selalu dekat dengannya.     

Musuh Kami dimana-mana, aku hanya mau menjaganya. Jika aku terlalu sering datang dan berkunjung kepadanya, maka musuh kami akan Semakin liar untuk mendekatkan diri.     

Rasa rindu dan keinginan untuk Memeluknya membuatku Semakin ingin berada di sisi Choon-hee, tapi aku tau itu tidak bisa di lakukan terburu-buru. aku bahkan memintanya untuk Tidak mencintai diriku, kenapa? karena aku takut dia akan merasakan kehilangan yang mendalam, jika suatu hari nanti aku kalah dan mati di tangan musuh-musuh kami. aku hanya tidak mau dia merasakan kesedihan yang mendalam, aku melakukan hal ini hanya ingin memastikan dia terbiasa tanpaku.     

aku egois? tentu saja, aku merasa bahwa apapun yang aku lakukan tidak membuat Choon-hee Bahagia sama sekali, tapi aku bisa apa? dunia sedang tidak baik-baik saja. aku berhadapan pada keadaan yang rumit, di satu sisi terkadang penyakit mental yang aku derita suka kambuh dan hal itu bisa membahayakan keadaanku dan Choon-hee sendiri.     

tidak ada yang bisa aku percayai, kenapa? karena terkadang kita tidak bisa mempercayai apapun yang ada di hidup ini. Aku bergerak seakan-akan menginginkan Harta yang di miliki Choon-hee. semua ini aku lakukan agar tidak ada yang mencelakai istriku itu, aku tak masalah di anggap licik dan haus akan harta. Tidak masalah sama sekali, selama Choon-Hee baik-baik saja dan dia selalu sehat.     

Aku tersenyum senang, melihatnya yang masuk ke dalam kamar mandi dan mandi dengan air shower. dia terlihat ingin menenangkan diri karena Mungkin dia juga banyak pikiran.     

Dia Bersenandung dan bernyanyi dengan tingkah yang lucu, tubuhnya sangat sempurna di mataku. aku mencintainya? ya.. aku sangat-sangat mencintainya. Tapi biarkan cinta ini terlihat samar-samar di depannya. aku mau dia bahagia, seperti saat dia memberikan kebahagiaan untuk diriku.     

Aku sengaja mengambil handphone dan menelponnya, mau memastikan apa dia akan mengangkat telepon dariku.     

Menunggu beberapa saat sampai wanita itu Mengangkat teleponnya. "Apa!?." Tanya Suara yang ada di seberang telepon sana, aku yang mendengar suara kencang dari bibir Choon-hee hanya bisa mendesis pelan. Sejak kapan istriku ini sangat kasar? Bahkan bisa berbicara begitu lantang hingga membuat diriku merasa Sedikit aneh. Tapi aku tau dia melakukan ini hanya ingin menutupi rasa senang dan rindunya karena aku telepon tiba-tiba.     

"Kau sedang apa?." Tanyaku, masih dengan suara lembut dan begitu Hati-hati. aku tau bahwa berbicara dengan Choon-hee harus menggunakan perasaan dan rasa cinta, Karena wanitanya pasti sangat kesal. sebab sejak kemarin aku tidak mengatakan apa-apa tentang kepergianku yang tiba-tiba.     

"aku sedang mandi! apakah kau mau lihat aku mandi!!." aku tertawa kecil mendengar ucapan yang begitu lucu.     

"Kalau begitu aku akan ubah menjadi video call." Selesai aku mengatakan hal itu, aku langsung mengubahnya menjadi Video call. menunggunya menerima panggilan tersebut, Walaupun aku dapat melihat langsung tubuh istriku melalui Cctv, tapi menggodanya tetap membuatku merasa senang.     

aku langsung melihat wajah galak istriku yang saat ini benar-benar sedang menggunakan shampoo. dia sedang mandi sambil mendengarkan musik. tidak terlalu terlihat tubuh telanjang istriku itu, namun aku berpura-pura penasaran untuk melihat tubuhnya dengan segera. aku tersenyum kecil, dan dia sudah menatap mataku dengan tatapan mata yang begitu marah. dia memang lucu, itu kenapa aku mencintainya.     

"Apa!!? apakah kau suka mengganggu ketenangan orang lain?." Tanyanya sekali lagi, namun aku hanya diam saja dan menatap wajahnya yang begitu indah untuk ditatap.     

dia sangat sibuk menggosok rambutnya dan mulai membersihkan sisa-sisa shampoo yang ada di rambutnya, suara gemericik air membuatku tetap diam. aku tidak mengusik istriku yang Sepertinya sedang dalam mood yang buruk. setelah selesai membersihkan rambutnya, dia langsung mengambil handuk dan langsung melilitkan handuk di tubuhnya. dia mengambil handphone yang tadi di taruh, lalu membawanya ke luar dari kamar mandi.     

Barulah dia menatap mataku dengan dengan lekat. "Kau kenapa telanjang dada?." Tanya Choon-hee, melihatku yang memang baru selesai mandi juga. aku baru sadar bahwa sejak tadi hanya memakai celana pendek dan tidak pakai baju. Karena terlalu asik melihat tubuh istriku yang cantik.     

"Aku baru selesai mandi, kalau tau kau sedang mandi juga. aku akan minta mandi bersama." aku mengeluarkan kata-kata mesum untuknya, namun wanitaku itu hanya berdecih sambil mengeringkan rambutnya, dia menaruh kembali handphone ke tempat yang bisa memperlihatkan wajahnya di hadapanku.     

"Jangan Bertindak buruk Tuan Edwards! Apa yang kau inginkan, katakan padaku cepat! aku sibuk, aku sangat ingin menonton film dan melihat aktor tampan yang sangat aku sukai." dia sekali lagi bertanya keinginanku menelponnya.     

"Aku hanya merindukan dirimu, apakah kau punya pengalaman yang begitu baik seharian ini? kau bertemu siapa saja? apakah kau berbelanja kebutuhan sangat banyak? makan apa kau Seharian ini?." Tanyaku panjang lebar, dia yang mendengar semua pertanyaan itu langsung menatapku dengan lekat.     

"Kau mencari tau kehidupanku dari orang dalam ya?." Tanyanya sedikit curiga, yang aku sukai dari dia adalah.. dia mampu menebak dengan baik, feeling-nya sebagai seorang wanita benar-benar membuatnya begitu teliti dan hati-hati. itu kenapa aku sangat percaya bahwa dia memang keturunan asli keluarga Berenice, otaknya yang bisa sangat cerdas hanya dengan melihat situasi yang ada atau mendengar percakapan yang cukup di mengerti olehnya.     

"Tidak, untuk apa? Aku hanya selalu tau apa yang kau lakukan. Aku ini suamimu, aku punya banyak cara untuk mencari tau keberadaan dirimu. jadi katakan apa saja yang mau kau katakan." aku bersikukuh ingin mendengar penjelasan dari Choon-hee, bukan tanpa sebab. tapi aku senang mendengar suaranya yang manis dan seksi itu. apalagi saat dia mendesah di bawahku dan berucap kata-kata manis yang begitu indah. astaga! membayangkan saja membuatku panas dingin, dia memang mampu menghipnotis diriku dengan begitu hebat. apakah aku terjerat wanita seksi yang sekarang adalah istriku yang manja?     

"Jika kau tau, kenapa tanya lagi? aneh!." dia Berdecih, dia kembali mengeringkan rambut dan menatap ke arah kaca. wajahnya memerah, aku rasa dia tidak benar-benar marah. hanya malu saja karena aku menelpon dirinya dan tiba-tiba mau tau apa yang dia lakukan.     

"Aku hanya ingin mendengar semuanya dari mulut kekasihku, apa itu salah?." aku sedikit mengelak, aku mau dia benar-benar bercerita semuanya.     

"Terserah kau saja! tapi aku tidak mau bercerita. sakit bibirku jika harus mengobrol dengan dirimu, jika hanya itu yang mau kau tanyakan. Tutup teleponnya, aku sibuk Edwards!." suara teriakan itu semakin membuatku tertawa, bukannya risih.     

Hanya melihat Choon-hee yang marah-marah saja membuat diriku merasa senang dan mood kembali lebih baik lagi.     

"Sayang, jangan begitu.. aku rindu, katakan sesuatu untuk percakapan indah kita saat ini." Kata-kata manis sudah di ucapkan olehku, Choon-hee terlihat menghentikan gerakan tangannya lalu menghela nafas panjang.     

"Bolehkah aku Tanyakan sesuatu?." Katanya tiba-tiba.     

aku langsung mengangguk. "Tentu sayang." Ujarku Dengan Sangat santai, aku sangat penasaran apa yang mau dia katakan.     

"Apakah kau ingin punya anak?." Satu pertanyaan yang dia ajukan tentu saja membuatku menaikan alis bingung.     

"Ya, Tentu aku mau. memangnya kenapa kau bertanya seperti itu?." Kataku lagi.     

"Aku hamil." katanya, aku yang mendengar hal itu Semakin bingung. kenapa dengan dia yang hamil? bukankah dia sudah katakan bahwa dia memang hamil? kenapa dia katakan lagi? apakah dia mau aku berucap terus menerus tentang kebahagiaan apa yang aku rasakan ketika mendengar kabar kehamilannya? terkadang perempuan sangat aneh, mereka memang harus selalu mendengar pujian secara terus menerus.     

Ahhh. tapi tunggu! dia yang sudah katakan Bahwa dia hamil? atau aku tau sendiri dari rekaman Cctv! astaga, aku saja lupa!     

"Kau tidak senang? baguslah, aku akan gugurkan anak ini jika kau tidak senang." Katanya lagi.     

"Hei!!!! jangan begitu, siapa yang tidak senang? aku senang!! Sangat senang, karena terlalu senang aku sampai bingung harus berkata apa! aku bahagia sekali, apakah kau akan mengecek kandungan ke dokter? kapan? mau aku temani? ." aku sudah mencium-cium layar handphone seperti lelaki gila, Dan Choon-hee yang ada di seberang telepon sana sudah tertawa kencang melihat kegilaan kekasihnya yang ternyata lebih bodoh dari apa yang mungkin Choon-hee bayangkan selama ini.     

"Sudah-sudah, aku hanya mau katakan hal itu. jika kau memang senang, aku hanya mau mengatakannya lagi. karena aku terlalu bingung dengan sikap yang kau lakukan padaku, aku tidak tau apakah kabar ini membuatmu semakin ingin berada di dekatku atau menjauh dariku, Edwards? tolong, jangan datang dan pergi sesuka hatimu. aku disini merana karena keadaan yang terasa aneh. mungkin di satu sisi aku senang dengan kedatangan dirimu yang tiba-tiba, tapi di sisi lain aku bingung. kenapa? kenapa suamiku sendiri bisa menarik ulur perasaanku yang memang sudah hampir mati rasa. katanya, Dalam sebuah hubungan suami istri, mereka berdua harus saling berbagi satu sama lain. baik susah maupun senang.     

apakah kau memang tidak pernah mau memberikan semua itu padaku? aku sedang hamil Edwards, aku kau mau mengatakan ini ribuan kali. untuk apa? agar kau ingat, saat kau menyakiti hatiku dengan begitu dalam. kau sedang menyakiti anak kita, walaupun aku tau. aku tau bahwa mungkin kau tidak akan pernah benar-benar menerimanya. Tapi aku yakin kau punya hati yang begitu lembut dan penuh cinta, aku mau melihat hati itu di tunjukkan padaku. bukan pada orang lain, kau adalah satu-satunya harapan terbesar di dalam hidupku. Tolong.. jika kau mau berjalan bersama, ajak aku! Ajak aku! aku akan terima bagaimana rusaknya jalan yang akan kita lalui. aku akan menunggu lagi Edwards, selamat malam." Tak berapa lama sambungan langsung terputus, aku yang melihat itu hanya terdiam sambil tersenyum penuh arti. dia bahkan tidak berhenti untuk menurunkan bibirnya yang sejak tadi melengkung yang indah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.