Hasrat Wanita Bayaran

Masa lalu Bella (2)



Masa lalu Bella (2)

0(Masa lalu yang pernah indah)     

Emma menghapus airmatanya saat hujan sudah mulai membasahi tubuh kecilnya, rasa menggigil membuatnya ingin tetap berlama-lama dalam guyuran hujan sore ini. Dia ingin menyampaikan teriakannya pada hujan dan sampaikan salam kepada suaminya yang jauh disana.     

Namun mungkin sia-sia, karena bumi tidak terlalu baik untuk mencintainya. Emma ingin masuk kedalam. namun langkahnya tersandung oleh batu. perutnya ia tahan dengan tangan agar tidak kenapa-napa, pergelangan kaki kanannya terpelintir dan terasa sangat sakit, kenapa? kakinya yang sakit namun dirinya malah mengingat suaminya lagi?.     

dengan perlahan Emma bangun dan mengangkat kakinya perlahan agar masuk kedalam rumah, bersusah payah. Saat ini dia untuk pertama kalinya mengambil cuti libur untuk menemani anaknya Bella. Karena rasa bersalah, mau tidak mau dia mengambil cuti.     

Dia sudah meminta suaminya untuk pulang ke rumah, menjaga anaknya bersama-sama. Tapi sayangnya, Suaminya itu memilih berlibur dengan istrinya yang lain. mendengar hal itu Emma tentu saja merasa sangat sedih. memang benar, suaminya Seperti ini juga karena kesalahan Emma sendiri. karena terlalu sibuk bekerja, jadi suaminya memilih menikah lagi.     

Emma menghela nafasnya, berjalan tertatih memaksa masuk karena tubuhnya sudah sangat kedinginan. kamarnya berada di lantai dua, sedikit menghela nafas dan menopang tubuh di pinggiran tangga, semoga saja dirinya bisa naik ke atas dan baik baik saja.     

"Ibu?" Bella yang ada di tangga paling atas memperhatikan ibunya yang seperti kesulitan naik ke atas. " ingin kubantu? ibu kenapa?". Bella turun ke bawah melihat ibunya yang meringis namun memaksa senyum saat melihatnya.     

"Ibu hanya tak sengaja terjatuh Nak, kau sudah selesai menggambar?". Emma menatap anaknya dan tersenyum lagi. hanya senyum yang bisa Emma berikan saat ini, walaupun dia tau senyum ini terlalu terpaksa dan menyakitkan.     

"Biar kubantu ke atas ya ibu, ayo berikan tanganmu". Bella menggandeng tangan ibunya, Emma hanya menurut dan berjalan perlahan naik ke atas dibantu anak perempuannya.     

"Kau menggambar apa tadi?" tanya Emma saat mereka berusaha untuk naik satu persatu anak tangga.     

"Rumah kita bersama Bu." jawab Bella singkat, dirinya melirik ibunya sebentar lalu melihat ke arah depan lagi.     

"Pasti sangat bagus, nanti ibu lihat ya". Emma merasa anaknya Seperti Menjaga jarak.     

"Iya Bu, Ibu bolehkah aku meminta sesuatu?" tanya Bella saat kami sudah berhasil naik ke tangga paling atas. matanya menatap mata Emma tanpa berkedip.     

"Apa, katakan saja". jawab Emma dengan sangat lembut, lalu mengelus kepala anaknya.     

"Bolehkah Ibu tidak usah menangis lagi? aku tidak bisa melihat ibu menangis terus menerus. Ayah mengatakan untuk menjaga ibu dengan baik, jika ibu menangis dan ayah mengetahui, maka nanti ayah mengira aku tidak bisa menjaga ibu dengan baik. walaupun aku tau, mungkin ayah tidak mau lagi bersama Kita." kata-kata Bella membuat Emma hatinya tercubit sangat sakit.     

"kau sudah menjaga ibu dengan baik nak, kau tau kenapa ibu sering menangis?". Emma bertanya dengan lembut, mendudukkan dirinya perlahan dan menatap anaknya dengan pandangan sayang.     

"Kenapa Mom?." Tanya Bella dengan pandangan mata yang sangat polos     

"Karena Ibu sedang hamil, ibu yang sedang mengandung memiliki Mood yang berubah-ubah. ada saatnya ingin menangis walaupun tak ada masalah, ada saatnya ingin marah walaupun tidak tau apa sebabnya. dan terkadang biasa saja seperti ibu pada umumnya, itu hanya sebuah fase dimana pertumbuhan bayi yang ada didalam kandungan semua ibu. Nanti kalau Bella sudah besar kau akan tau fase fase ini, ibu beritahu secara sederhana saja ya. Kau mengerti nak?". Tanya Emma pada anaknya.     

"Jadi ibu menangis itu bukan karena Ibu sedang sedih?" tanya Bella memastikan lagi.     

"Menangis itu bukan karena ibu sedih, hanya mungkin karena Adikmu sedang ingin meminta sesuatu, itu kenapa Ibu juga ikut menangis. karena Adikmu sedang didalam, jadi ibu yang menangis". Emma mencoba untuk tertawa melihat wajah Bella yang terlihat bingung, anaknya ini terlalu pintar untuk Emma bohongi. tapi bukan maksud Emma memberikan contoh yang tidak baik karena sering berbohong, terkadang berbohong lebih baik daripada kejujuran. anak seusia Bella tidak bagus jika mengetahui masalah didalam keluarganya yang rumit.     

Bella mengelus perut ibunya dengan lembut.     

"adik bayi kenapa sering menangis? adik ingin apa? nanti kakak berikan ya, jangan nangis terus. kasihan ibu matanya bisa bengkak jika adik bayi terus menangis, minta saja sama kakak. akan kakak usahakan memberikan yang adik bayi mau, adik mau apa sekarang?". Tanya Bella, suara yang begitu menggemaskan membuat Emma mau menangis lagi.     

"adik mau kakak menggambarkan bunga mawar 3 tangkai dan membuatkan Ibu coklat hangat, kakak mau?". tanya Emma pada Bella.     

"Tentu kakak mau, adik mandi terlebih dahulu ya sama ibu. adik sama ibu basah kuyup nanti bisa sakit, setelah itu akan kakak bawakan coklat panas dan kita menggambar bersama bunga mawarnya". Bella mengelus pelan perut ibunya dan tersenyum manis.     

"Baiklah kakak, sekarang ibu sama adik bayi akan pergi mandi". Bella membantu ibunya untuk bangun, memapah perlahan ke arah kamar dan sampailah mereka dikamar.     

"Ibu lupa, kan kamar mandinya ada dibawah, yang di atas sedang rusak karena air keran tidak menyala". Bella tertawa karena mereka berdua sama sama lupa.     

"Yah lalu gimana Nak? kaki ibu masih sakit karena terjatuh didepan. Ibu juga sangat basah harus mengeringkan tubuh". Emma malas sekali jika harus naik turun untuk mandi.     

"Ibu tunggu disini, akan Bella bawakan air hangat di baskom dan ibu bisa mengelap tubuh saja. seperti yang Bibi ajarkan saat kita sedang sakit tak usah mandi". Kata Bella dengan sangat bersemangat.     

"Baiklah Bawakan air hangat ya, tapi kau hati hati saat turun kebawah. jangan sampai terjatuh dan jangan bawa banyak banyak airnya nanti kau kesusahan". Kata Emma pelan.     

"Baiklah ibu, siap laksanakan". Bella keluar dari kamar ibunya dengan langkah riang, senang sekali rasanya saat bisa membantu ibunya dalam melakukan segala hal. teman temanya mengatakan bahwa saat kita mempunyai adik baru maka hidup sebagai kakak akan kesulitan, karena adiknya akan meminta banyak hal bahkan kasih sayang orangtua dan mainan mereka. tapi Bella senang karena akhirnya dirinya punya teman dan dia ingin sekali bisa berbagi mainan dengan adik baru.     

Tidak ada beban sama sekali saat Ibunya meminta bantuan demi adiknya, Bella sebagai kakak seharusnya memang membantu ibunya untuk memenuhi kebutuhan adiknya.     

Bella turun kebawah dan masuk kedalam kamar mandi, tidak lupa membawa tempat untuk mengisi air hangat. ibu mengatakan untuk tidak membawa banyak air, Bella mengisi setengah air di tempat. lalu naik ke atas perlahan, satu demi satu anak tangga dan sampailah di atas. masuk kedalam kamar ibunya lagi, dan mengisi bak mandi ibunya dengan air yang ia bawa. begitu terus sampai bak mandi ibunya terisi hampir setengah penuh.     

"Ibu, airnya sudah siap". Bella memanggil ibunya yang sedang mengganti baju basah di ruang samping.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.