Hasrat Wanita Bayaran

kedatangan yang tidak di sangka-sangka



kedatangan yang tidak di sangka-sangka

0(Choon-Hee POV)     

mendapatkan informasi yang cukup besar tadi siang membuatku mau tidak mau mengurung diri di kamar, aku memilih untuk membolak-balik handphone yang ada di tanganku. sudah sejak sore tadi aku mengatakan pada Edwards Bahwa aku hamil anaknya, tapi sampai saat ini dia belum membalas pesanku sama sekali.     

Aku kecewa? tentu saja, aku berharap dia lebih mengerti keadaan saat ini dan bisa membalas pesan dariku. aku sudah pusing memikirkan tentangnya, Bella, Mommy, Daddy. Banyak sekali yang aku pikirkan. Bisakah aku baik-baik saja dengan semua keadaan yang Perlahan-lahan membuatku hampir gila ini?     

Aku memijat keningku dengan perlahan, lalu memilih untuk berjalan ke arah balkon kamar. aku mengantuk, tapi aku tidak mau Tidur sama sekali. bagaimana bisa aku tidur di saat keadaan seperti ini?     

Mataku melihat ke arah luar, bintang-bintang bersinar indah. Aku memejamkan mata sambil merasakan aura dingin yang membuat Tubuhku menggigil. "Kau lagi-lagi di luar dan kedinginan begini, apakah setiap malam kau selalu begini?." Sebuah suara membuatku membuka mata, aku menengok ke sekitar dan melihat Edwards yang sudah berjalan ke arahku dan membawakan Selimut tebal, dia menyelimuti diriku dengan begitu lembut.     

Aku tidak tau kapan dia dia datang?     

"Edwards?." aku langsung memeluknya dengan erat, menumpahkan segala kerinduan yang telah tertanam cukup lama di hati ini.     

"kau kemana saja? Kenapa lama sekali baru kembali? aku merindukan dirimu." Ucapku jujur, Edwards tertawa pelan. dia ikut memeluk diriku dengan erat, aku menikmati saja pelukan darinya. Dia mengelus punggungku dan mencium puncak kepalaku beberapa kali.     

"Aku kemari untuk melihat dirimu, kau hamil?." Tanya Edwards dengan suara pelan.     

aku melepaskan pelukan darinya dan menatap matanya dengan begitu dalam. "Ya, aku hamil.." Kataku lagi, dia langsung Tersenyum merekah lalu mencium bibirku secara singkat.     

"Terimakasih." Katanya.     

"Untuk apa?." Tanyaku bingung.     

"Kau menjaga diri dengan baik dan akan memiliki seorang anak lagi." dia memegang tanganku dan mengecup kedua punggung tanganku yang memang terasa dingin.     

"Jangan berterimakasih, aku akan selalu ada di sampingmu. Menunggu dirimu datang dan selalu percaya padamu. Walaupun terkadang aku mau menyerah, tapi aku tidak akan menyerah lebih cepat sekarang. aku yakin kau akan selalu datang padaku, kau sudah makan?." aku mencoba untuk bertanya hal lain, dia sudah mengangguk dengan cepat.     

"Aku akan selalu datang padamu, aku selalu melihat pesan pesan yang kau kirim. tapi aku tidak punya banyak waktu untuk membalasnya. Tentang wanita yang bernama Ree itu, dia sudah sembuh dan bisa kembali kemari. Tapi aku masih mau membuatnya menunggu, bagaimana keadaan di dalam sini? apakah Bella melakukan sesuatu padamu?." Edwards bertanya dengan nada serius, aku yang di tanya seperti itu hanya bisa menghela nafas pelan.     

"Dia tidak bisa melakukan apapun padaku, aku ini jauh lebih kuat dari yang kau bayangkan." Kataku pada Edwards.     

"jangan berusaha kuat, jika kau tidak kuat." Dia mengelus lembut rambutku, dia memberikan banyak cinta dari tatapan matanya.     

"Aku kuat, jangan khawatirkan aku. kau mau melakukan sesuatu? apakah kau datang diketahui ibuku?." Tanyaku serius.     

"Aku datang sendiri dan tidak ada yang tau, aku bertemu dengan Lee tadi. Dia berkata padaku untuk berhati-hati pada Bella, aku yakin dia punya firasat buruk tentang Bella. jangan bertindak sendirian selama tidak ada aku ya? atau jika kau mau melakukan sesuatu, kau harus menunggu Lee. Dia bisa di percaya, untuk sementara waktu." Edwards memeluk diriku lagi, aku merasakan pelukan darinya yang memang terasa sangat hangat. aku merindukan apapun yang akan kami lakukan bersama, aku merindukan semua aroma tubuhnya dan aku merindukan cinta serta kasih sayang darinya.     

"Apakah kau mau melakukan sesuatu?." Tanyaku pada Edwards.     

"Ya, banyak hal yang mau aku lakukan. sekarang aku terlalu fokus pada keluargaku lebih dulu, aku bingung ingin memprioritaskan yang mana, kau dalam bahaya. Dan masa depan Keluarga Douglas juga dalam bahaya. maafkan aku yang tidak bisa bersikap adil padamu, tapi aku berusaha keras untuk membawamu kembali ke dalam hidupku. Jadi aku mohon untuk terus menunggu, oke?." mendengar hal itu tentu saja aku langsung mengangguk lagi, memangnya apa yang bisa aku lakukan untuknya sekarang? aku hanya bisa menyetujui Apapun yang dia inginkan.     

"Aku paham, ayo kita duduk. kau mau makanan? aku bisa ambilkan untuk dirimu. kebetulan aku membuat puding coklat. kau tunggu sebentar disini ya, aku ambilkan di bawah." Ujarku cukup bersemangat, dia mengangguk dan membiarkan aku mengambil apa yang aku inginkan.     

"Kita akan menonton film saja ya, entah kenapa aku ingin sekali menonton film denganmu." Katanya lagi.     

"Baiklah, kita akan menonton film bersama." ucapku Bersemangat. aku berjalan cepat turun ke bawah, mengambil puding coklat dan berjalan naik lagi ke lantai atas. tidak terlalu lama, karena aku memang tidak mau melewatkan satu detik saja untuk bersama suamiku itu.     

aku membawa beberapa puding ke arah kamar, di dalam kamarku Edwards sudah sibuk dengan laptopnya, melihat dahinya yang mengerut seperti kebingungan membuatku tersenyum dan menggelengkan kepala pelan. semakin hari Edwards semakin terlihat tampan dan aku tak akan pernah bosan melihat wajah itu.     

"film apa yang akan kita tonton malam ini Edwards?". tanyaku saat sudah berada di samping Edwards, dia melirik kearahku dan sedikit tersenyum. Edwards memang memiliki jam nonton yang sangat tidak biasa. sudah sangat malam di rumahnya ini, semoga saja aku tidak akan ketiduran saat menonton nanti.     

"kau ingin sesuatu yang Romantis?". tanya Edwards, sepertinya bukan pertanyaan. karena saat aku melihat kearah laptop, dia sudah siap dengan film romantisnya. untuk apa juga Edwards bertanya? aku hanya tertawa dan duduk di samping Edwards angin yang sejuk serta suara dedaunan yang terbawa angin membuatku tersenyum senang. malam ini ternyata suasana disini tidak terlalu buruk seperti apa yang aku bayangkan.     

"apa judul film ini Edwards?". tanyaku penasaran.     

"one day". jawab Edwards singkat.     

"film dari negara mana?". aku melihat wajah pemainnya yang cukup asing, sepertinya bukan artis holywood.     

"thailand kurasa, aku tidak terlalu yakin juga. aku direkomendasikan oleh temanku". dia mengambil satu bantal dan mulai menaruhnya di pangkuannya sendiri.     

"sepertinya akan seru". aku berucap pelan saat film sudah diputar.     

Hanya ada suara angin dan suara burung hantu, serta suara pemain dalam film itu, waktu berjalan sangat lambat saat aku melihat satu demi satu adegan disana. bahkan air mataku hampir menetes melihat bagaimana perjuangan lelaki dalam film itu mencintai wanita yang bahkan tidak pernah melihatnya.     

wanita yang memiliki kecantikan dan senyum yang manis, menurutku lelaki itu tidak jelek, mungkin hanya tampilannya yang berantakan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.