Hasrat Wanita Bayaran

Ucapan Daniel.



Ucapan Daniel.

0Violet berteriak kesal di dalam ruangan tersebut, dia langsung melangkah pergi dari sana. Bukan untuk mengejar Edwards, tapi untuk pergi menemui ayahnya.     

Violet mengeluarkan Handphone miliknya, menelpon nomor yang selalu berada paling atas di panggilan penting. Beberapa saat Violet menunggu panggilan di angkat, ketika sering terakhir, barulah terdengar suara seseorang dari sebrang sana.     

"Hallo Violet, ada apa? Daddy sudah bilang jangan ganggu hari ini. Daddy ada kampanye besar sebelum Pemilihan." Kata Jordan yang sudah berbisik dari suara telepon.     

"aku tidak peduli Dad! aku mau Choon-hee mati sekarang juga! aku tidak peduli Daddy sedang kampanye atau apapun itu! suruh seseorang untuk membunuh wanita sialan itu! atau aku yang akan turun tangan sendiri!!." Violet membentak ayahnya lewat sambungan telepon, dia sudah seperti wanita gila dan untungnya di di jam kerja. Jadi lorong menuju Lift tidak orang sama sekali.     

"kau ini bicara apa? kita akan membahas ini nanti, Daddy matikan teleponnya." belum sempat Violet berteriak marah lagi, nyatanya ayahnya sudah mematikan sambungan telepon. Violet hanya bisa berdecak kesal dan memaki di dalam lift yang sudah tertutup.     

"Sialan!!! Orangtua sialan! apakah dia tidak bisa memikirkan puterinya lebih dulu? bagaimana bisa dia memilih untuk menghadiri kampanye daripada mengurus Puterinya? Dasar pria gila! Dia memikirkan nama baiknya saja!." Violet memukul lift dengan kencang, dia benar-benar terlihat sedang tidak baik-baik saja saat ini.     

Ketika Dia sudah sampai di lantai dasar, Lift terbuka. Violet memang menggunakan lift Biasa yang langsung terhubung dengan pintu belakang perusahaan. Tempat ini jauh lebih sepi, Violet memang terbiasa memarkirkan mobilnya di belakang. agar bisa selalu di antar pulang oleh Edwards.     

Langkah kakinya berjalan cepat ke arah mobil yang terparkir, ketika dia hampir membuka pintu mobil. Violet di kejutkan dengan kedatangan Daniel yang tiba-tiba saja sekarang berada di sampingnya.     

"Hai? Wanita terbuang." kata Daniel dengan suara mengejek, violet yang mendengar hal tersebut hanya bisa berdecak pelan. dia melipat kedua Tangannya di depan dada lalu menatap Daniel dengan Pandangan jijik.     

"Apa yang kau inginkan disini?." Tanya Violet langsung pada intinya, tentu saja menghampiri dirimu.     

"Kau punya hutang padaku, memuaskan diriku. Kau lupa? bagaimana bisa kau berpura-pura menatap aneh Dengan kedatangan diriku saat ini." Kata Daniel dengan nada mengejek, dia mendekatkan bibirnya ke pipi Violet dan menggigitnya dengan cepat.     

"aagghhh! sakit! kau gila!." Kata Violet yang langsung mendorong tubuh Daniel agar menjauh, Namun Daniel hanya tertawa saja. dia malah menatap Violet dari atas hingga bawah, melihat penampilan Violet yang sangat cantik hari ini.     

"Ayolah, jangan berpura-pura lupa dan kesakitan. Kau bahkan pernah merasakan yang lebih sakit dari yang tadi. Kau kalah kan? Kak Edwards benar-benar meninggalkan dirimu? aku tau pasti tentang hal itu! sekarang kau harus membayar taruhan yang telah kita janjikan. Kau harus memuaskan diriku seperti sebelum-sebelumnya." Daniel menarik pinggang Violet dan mendekatkan tubuh Violet semakin rapat.     

"Lepaskan aku sialan! Apakah kau tidak bisa melepaskan diriku! ini di lingkungan perusahaan! siapa saja bisa melihat kita!." Violet merasa risih dengan apa yang Daniel lakukan.     

"Ckckckck.. tapi mau bagaimana lagi? aku mau menagih janji. Katamu jika Edwards bisa berpaling darimu, maka kau akan memberikan servis terbaik padaku. Tapi jika Edwards tidak bisa Berpaling darimu, maka aku harus memberikan mobil terbaru yang aku miliki. Tapi untungnya kau yang kalah, karena aku sungguh tidak mau melepaskan mobil milikku.. Asik! aku akan di puaskan oleh kakak iparku sendiri!." Daniel seperti pria aneh, dia bersikap seolah-olah Violet ini barang yang bisa di permainkan.     

"Sialan! Tapi Edwards belum benar-benar meninggalkan diriku. dia belum menikah dengan Choon-hee dan selama dia belum menikah, aku masih punya kesempatan untuk mengambil lagi hati dan perhatian darinya. Taruhan kita belum berakhir Daniel! Jadi sekarang lepaskan tanganmu dari Pinggangku atau aku akan patahkan tangan sialanmu ini!." Violet mengancam dengan sungguh-sungguh, Daniel yang mendengar hal itu hanya Tertawa saja dan melepaskan pelukannya dari Violet.     

"Kau galak sekali, perasaan Calon kakak iparku yang lain sangat baik padaku. Mungkin aku bisa merasakan bersetubuh Dengan kakak iparku yang lain saja, denganmu galak sekali." Daniel berpura-pura bergidik ngeri, mendengar apa yang Daniel katakan tentu saja Violet semakin kesal. kenapa juga Daniel harus membandingkan violet dengan Choon-hee?.     

"Terserah apa katamu! sekarang Menyingkirlah dari hadapanku. aku ingin pergi dan membunuh calon kakak iparmu itu!." violet berkata Dengan lantang, dia bahkan tidak takut ada yang mendengarnya saat ini.     

"Tapi kau tidak akan bisa membunuh Choon-hee sama sekali, Karena Nenek Lecy sudah memberikan perhatian penuh dan juga Pengawal yang selalu ada di sekitarnya. Kau hanya akan membuang-buang waktu saja jika berniat membunuh Choon-hee, seharusnya kau membuat strategi yang lebih baik lagi. kenapa kau mau repot-repot membunuh Choon-hee? Diam saja, karena Keluargaku tidak akan membiarkan Choon-hee dalam bahaya sekarang." Kata Daniel santai, Daniel memainkan rambutnya dengan gerakan aneh. Aneh di mata Violet, karena memang violet sedang tidak mau menatap wajah Daniel yang sangat sialan ini.     

"Apa maksudmu?." Tanya Violet bingung.     

"Ya kau tau sendiri, keturunan keluarga Douglas memang sedang di nantikan. daripada kau repot-repot mau membunuh Choon-hee, lebih baik kau berusaha untuk Hamil. ketika kau bisa hamil dan memastikan anakmu laki-laki, maka saat itulah kau bisa menarik perhatian dari keluargaku dan juga Edwards. disaat Keluargaku dan Edwards lengah, maka kau bisa membunuh Choon-hee dan bayi ada di kandungannya, Bukankah itu lebih baik? Setidaknya Keluargaku tidak terlalu kehilangan atas bayi yang di kandungan Choon-hee, Karena ada bayimu yang jelas-jelas akan lahir nantinya. Menarik bukan? ideku?." Daniel masih tersenyum, mungkin Daniel memang orang yang suka sekali Tersenyum dalam kondisi apapun.     

"Aku tau akan semua hal itu, tapi aku tidak mengerti kenapa kau mengatakan hal ini padaku? kau sangat tau bahwa Ibumu, Nyonya Anne. Sangat ingin cucunya lahir dengan cepat, agar bisa mendapatkan sebagian harta Edwards. Tapi kau tau juga, bahwa aku tidak akan benar-benar ingin memberikan Keturunan untuk Edwards. karena alasan ibumu itu. kenapa aku harus berkorban paling banyak? sedangkan kau dan ibumu bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Aku tidak bodoh, untuk melakukan apa yang kau katakan barusan." Violet berkata dengan nada pelan, dia sudah melirik kesana kemari. Takut ada Seseorang yang mendengar di sekitar sini.     

"Aku hanya memberikan solusi saja, ingat Violet. kasih sayang Edwards bisa saja lebih besar pada Choon-hee, dan bisa saja Choon-hee lebih dulu mendapatkan Harta Edwards, sebelum dia melahirkan anaknya sendiri. Lalu kita bisa apa setelah itu? usaha kita akan sia-sia saja." Daniel berkata santai.     

"Tidak mungkin Edwards memberikan hartanya pada Choon-hee, dia yang mencintai diriku setengah mati saja tidak mau memberikan hartanya. apalagi Choon-hee yang baru dia kenal!." Violet berkata dengan sangat yakin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.