Teror Rumah Hantu

Dia Berada di Balik Pintu



Dia Berada di Balik Pintu

3"Pintu?" perubahan pada suara Men Nan terdengar jelas. Ia seperti teringat akan sesuatu. Men Nan juga memiliki gambar yang sama dengan yang dikirimkan Chen Ge, namun fotonya diletakkan di bagian dasar laci di bawah beberapa buku.     

Ketika Chen Ge melihat foto itu di Apartemen Hai Ming, ia sedikit kebingungan. Ini adalah satu-satunya foto ibunya yang dimiliki Men Nan, namun ia tidak bisa mengerti mengapa Men Nan tidak membingkai foto tersebut. Sebaliknya, Men Nan menyembunyikannya di sudut terpencil, seperti menghindari ingatannya.     

Ia tidak ingin membuangnya, namun menolak untuk menghadapinya. Itu adalah konflik di dalam hatinya.     

"Dimana kau mendapatkan foto ini?" suara Men Nan terdengar serak dan nada bicaranya melambat. Chen Ge memerlihatkan benda yang coba disembunyikannya, sehingga ia tidak bisa lagi mengelak.     

"Aku menemukannya di rumah sakit jiwa. Aku sudah masuk ke kamar tempat ibumu tinggal ..."     

"Cepat tinggalkan tempat itu!" jerit Men Nan sebelum Chen Ge selesai berbicara.     

"Pergi? Sepertinya kau sudah mengingat sesuatu."     

Keheningan kembali muncul dari seberang telepon. Beberapa detik kemudian, Men Nan berkata, "Aku tidak tahu mengapa aku mengatakannya, tetapi naluriku mengatakan bahwa tempat itu sangat berbahaya."     

"Rumah sakit jiwa ini terkunci dan aku tidak bisa pergi. Jika keadaan tidak mendesak, aku tidak akan menelepon untuk mengganggumu." Dengan tangah memegang parang, Chen Ge melihat pembuluh darah masih bergerak perlahan-lahan ke arah Zhang Ya. "Masalah ini bukan hanya tentang kau dan aku. Orang-orang gila yang menolak perawatan telah kembali dengan ideologi mereka yang kacau. Mereka telah menahan manusia hidup dan bereksperimen dengan kapak dan gergaji; bisakan kau bayangkan apa lagi yang mungkin telah mereka lakukan?"     

"Ada korban lain di rumah sakit?" suara Men Nan dipenuhi dengan keraguan. Ia tampaknya meragukan dirinya sendiri. Ia seperti ingin mengatakan sesuatu, namun tidak melakukannya karena takut.     

"Aku bisa menegaskan satu hal — ada lebih dari satu korban di dalam rumah sakit. Aku sudah menemukan banyak bukti yang menunjukkan adanya banyak korban." Chen Ge tidak tahu apa yang membuat Men Nan ragu. "Aku juga berada dalam situasi yang berbahaya. Monster dan para pasien sedang mengejarku dengan kapak. Aku tidak bisa berkomunikasi dengan mereka."     

Setelah beberapa saat, Men Nan akhirnya berbicara. "Bagaimana aku bisa membantumu?"     

"Bangunkan persona lain di dalam dirimu! Dialah yang kucari!" bau busuk di udara semakin tajam, seperti monster yang sedang membuka rahangnya.     

"Bisakah kau mengatakan padaku alasannya?" suara Men Nan lembut dan penuh dengan emosi yang rumit.     

Chen Ge tidak punya waktu untuk bermain-main dengan Men Nan, jadi ia menjawab dengan jujur, "Aku ingin menutup pintu kamar ketiga di Balai Ketiga Rumah Sakit. Persona masa kecilmu mengetahui cara untuk menutupnya. Bangunkan dia! Aku tahu apa yang terjadi padamu ketika kau masih kecil. Aku mengerti dan merasakan rasa sakitmu, tetapi kau tidak bisa menghindar selamanya!"     

"Menutup pintu ..." Men Nan tampak bergumam pada dirinya sendiri. "Maaf, tapi aku khawatir aku tidak bisa membantumu."     

Chen Ge tidak mengharapkan penolakan brutal dari Men Nan. "Kenapa?"     

"Karena dia tidak bersamaku." Men Nan menarik napas dalam-dalam. "Dia mengunci dirinya di balik pintu."     

"Persona masa kecilmu ada di balik pintu?!" alis Chen Ge berkerut dalam.     

"Ya. Sejujurnya, dia adalah kepribadian utama yang sebenarnya. Ingatanku baru dimulai setelah empat tahun." Men Nan mengungkapkan informasi yang mengejutkan.     

 "Persona utama lahir di rumah sakit jiwa dan melihat hal aneh sebagai hal yang normal. Dunianya berbeda dari orang normal. Sebelum berusia empat tahun, dia mencoba yang terbaik untuk memperbaiki sudut pandangnya, dan satu-satunya pilar dukungannya adalah ibunya. Tetapi, ketika dia berusia empat tahun, ibunya dibunuh. Sehingga, persona yang melihat segalanya memutuskan untuk menyerah pada dunia normal."     

"Mungkin dunia normal tidak pernah menunjukkan kebaikan padanya, jadi dia percaya bahwa dunia yang kita tinggali justru dunia yang benar-benar aneh. Dia mengasingkan diri dalam jiwanya, dan kemudian aku muncul. Dia tidak berkomunikasi denganku sampai hari ketika direktur dari rumah sakit jiwa dan Dokter Chen datang untuk menemuiku. Mereka meminta bantuanku untuk menutup 'pintu' ini."     

"Pada waktu itu, aku sangat kecil. Tanpa mengetahui apa-apa, mereka membawaku kembali ke rumah sakit jiwa dimana persona utama pernah menghabiskan masa kecilnya. Mereka mengajukan banyak pertanyaan kepadaku, pertanyaan yang tidak bisa kujawab."     

"Malam itu, mereka mengatur agar aku tidur di dalam kamar ketiga, dan aku tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya. Mungkin ada pil tidur di dalam air karena aku tidur dengan sangat nyenyak, dan mungkin di saat itulah mereka memanggil persona utama."     

"Ketika aku bangun, waktu sudah tengah malam. Aku membuka mataku yang kabur dan melihat diriku berbaring di tempat tidur, namun semua yang ada di sekitarku berwarna merah darah. Tapi, hal yang paling aneh adalah saat aku menyadari persona utama sedang berdiri di sampingku."     

"Dia menyuruhku merahasiakannya dari semua orang dan menunjuk jam di koridor luar. Dia menyuruhku untuk tetap sadar tidak peduli seberapa lelahnya aku. Lalu, dia menyuruhku keluar dari ruangan. Dia tetap tinggal di belakang pintu dan menutupnya."     

"Setelah itu, dia berhenti muncul. Tetapi, kadang-kadang ada ingatan yang bukan milikku yang muncul dalam kesadaranku. Aku berencana untuk membawa rahasia ini bersamaku hingga ke kuburku, karena bahkan sekarang, aku tidak yakin apakah ini hanya halusinasi atau benar-benar terjadi."     

"Situasiku sangat mirip dengan skizofrenia, tetapi semuanya tampak begitu nyata. Aku tumbuh dalam keadaan keraguan diri yang konstan, dan itulah alasan utamaku memilih untuk belajar psikologi."     

Ada rasa sakit yang luar biasa dalam suara Men Nan. Chen Ge, sebagai orang luar, memahami rasa sakitnya. Berpura-pura menjadi orang normal dan menjalani kehidupan normal adalah sebuah tantangan bagi pemuda itu.     

"Ini menjelaskan mengapa dia tidak bisa menolak hantu cermin." Chen Ge memegang ponsel, dan hatinya berdebar dengan penuh kecemasan.     

"Men Nan pasti mengatakan yang sebenarnya. Ketika aku mendeteksi persona ketiga di dalam jiwanya, persona itu memang tampak seperti kenangan yang hancur karena kemunculannya sangat episodik dan acak." Dokter Gao mengambil ponsel dari Men Nan. Ia tidak mengerti percakapan antara Men Nan dan Chen Ge, jadi ia tidak bisa banyak membantu.     

"Ya, dia pasti mengatakan yang sebenarnya."     

Satu-satunya orang yang bisa menutup pintu telah menghabiskan satu dekade terakhir di balik pintu, dan pintu tersebut telah tertutup selama itu. Lalu, pintu kembali terbuka dan rumah sakit ditutup lima tahun yang lalu. Mungkinkah Men Nan asli di balik pintu mengalami kecelakaan?     

Chen Ge ingin menyerah. Bangunan ini terlalu jahat. Bahkan, keberadaan Zhang Ya tidak dapat membawa rasa aman padanya. "Lebih aman jika aku mundur sekarang."     

Ia berbalik untuk melihat koridor. Udara di lorong mengibarkan pakaian merah Zhang Ya. Rambut hitam yang menyatu dengan malam menusuk tubuh monster berulang kali. Dari tiga monster, dua monster sudah tercabik-cabik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.