Teror Rumah Hantu

Tengah Malam yang Terus Berulang



Tengah Malam yang Terus Berulang

0"Mengapa aktornya berteriak?" Chen Ge sendiri adalah pemilik rumah hantu, dan ia telah mendengar banyak teriakan dalam hidupnya, sehingga ia sangat yakin bahwa aktor di dalam teater tidak sedang berpura-pura. Sang aktor benar-benar mengalami sesuatu yang menakutkan. Teriakan tadi benar-benar bukan teriakan palsu. "Ini semakin menarik. Bahkan, para pekerja sendiri menjadi sangat ketakutan."     

Pintu yang mengarah keluar dari teater mengeluarkan bunyi dentuman, dan jeritan sang "guru" menjadi semakin keras. Chen Ge ingin membuka pintu untuk melihat apa yang terjadi, tapi ia menyadari bahwa pintunya telah terkunci. "Menggabungkan teknologi proyeksi dan aktor sebenarnya adalah ide yang bagus, tapi beberapa kecelakaan dapat terjadi."     

Jeritan sang guru tidak berhenti, dan suara siulan dari ujung koridor semakin dekat. Lampu di koridor padam dengan sendirinya. Dengan Penglihatan Yin Yang, Chen Ge melihat seorang pria mengenakan pakaian koki di ujung koridor. Pria itu gemuk, dan pakaian putihnya terlihat berlumuran darah. Saku di sekitar perutnya bahkan diisi dengan setengah dari kepala manusia.     

Koki pemakan manusia?     

Sepatu yang dikenakan oleh aktor ini dibuat secara khusus sehingga memperhalus langkahnya. Sekarang setelah lampu di koridor padam, ia berjalan menuju Chen Ge dengan pisau dagingnya yang sangat besar. Dalam beberapa detik, ketika sang koki sudah berada di dekat Chen Ge, lampu akan kembali menyala untuk mengejutkannya.     

Ide yang menarik, tapi aku bisa melihat dalam kegelapan.     

Koki itu dengan cepat mendekati Chen Ge, dan Chen Ge mulai berlari menjauh.     

Tidak heran koridornya sangat bersih, koridor diatur sedemikian rupa untuk mencegah para aktor agar tidak tersandung saat sedang mengejar para pengunjung. Bagaimanapun juga, tidak ada cahaya di sana.     

Chen Ge melirik papan kayu pada dinding.     

Haruskah aku menarik satu papan dan meletakkannya di lantai? Koki tadi tidak akan menduga kejutan seperti itu.     

Chen Ge segera membuang pikiran itu. Bagaimana jika ia melukai aktor tersebut? Sepuluh detik kemudian, lampu kembali menyala. Sang koki mengayunkan goloknya sambil tertawa, tapi ia segera menyadari bahwa tidak ada seorang pun di hadapannya karena Chen Ge sudah berlari menjauh.     

"Ah?" sambil terengah-engah, ia tertawa seperti orang bodoh untuk waktu yang cukup lama sebelum ia menyadari bahwa ia tertawa sendiri. Ketika melihat bahwa Chen Ge menatapnya dari ujung lain, ia tidak punya pilihan selain melanjutkan tawa gilanya untuk memertahankan karakternya.     

"Dia adalah Pembantai dari Neraka! Dia akan menggunakan tubuh orang yang ditangkapnya untuk membuat sup! Aku pernah melihat film ini sebelumnya!" teriak pemuda yang profesinya tidak diketahui sambil berlari.     

"Dia datang untuk menjemput kita!" seorang gadis berbalik dan melihat koki tersebut kemudian menjerit nyaring. Mungkin karena kecanggungan sebelumnya, sang koki mengayunkan pisau daging dan berlari lebih cepat ke arah pengunjung.     

"Lewat sini!" ketika jarak mereka semakin dekat, pada saat terakhir, petugas polisi menemukan sebuah pintu.     

"Tunggu! Jangan masuk ke sana!" pria berkacamata ingin mengatakan sesuatu, tapi semua sudah terlambat. Petugas kepolisian mendorong pintu hingga terbuka. Para pengunjung tidak terlalu memikirkannya saat memasuki ruangan. Chen Ge adalah orang yang terakhir memasuki ruangan. Saat itu, sang koki sudah sangat dekat dengan pintu. Setelah masuk ke dalam ruangan, Chen Ge dengan cepat menutup pintu.     

BANG!     

Serpihan kayu berterbangan di atas kepala mereka. Celah besar dapat terlihat di bagian atas pintu akibat ayunan golok. Pintu kayu bergetar, dan seseorang dengan menggila menggedor pintu!     

"Pintunya tidak akan bertahan untuk waktu yang lama! Kita harus menemukan cara lain untuk meninggalkan ruangan ini!" teriak sang polisi, "Ketika aku mengunjungi tempat ini kemarin, tingkat kesulitannya tidak setinggi ini. Kami hanya perlu menemukan manekin yang mewakili orang mati sebelum jam di dinding menunjukkan pukul dua belas! Ngomong-ngomong, manekin diperlukan dalam skenario selanjutnya, jadi kita harus membawanya nanti!"     

"Aku punya pertanyaan," Chen Ge mengangkat tangan, "Karena kau sudah mengunjungi tempat ini dan tahu apa yang akan terjadi di sini, berapa banyak potongan tubuh yang perlu kita temukan agar bisa dianggap berhasil?"     

"Potongan?" petugas polisi terkejut. "Bukankah orang mati biasanya dihitung setiap tubuh?"     

"Lihatlah piring buah di atas meja." Chen Ge menunjuk mangkuk Cina yang indah di atas meja kopi. Di atasnya terdapat tiga apel plastik, beberapa anggur, dan lima potongan jari. "Jari seharusnya adalah menjadi bagian dari potongan tubuh manusia, kan?"     

"Jari-jari ini tidak berada di sini terakhir kali!" petugas kepolisian melihat pengunjung lain dengan terkejut. Setelah bertukar pandang sejenak, ia bergegas ke dalam kamar. "Saat mengunjungi tempat ini kemarin, kami menemukan mayat di bawah tempat tidur!"     

Sebelum yang lain menyusulnya, petugas polisi menarik sprei dan terkejut ketika ia tidak menemukan apapun di sana. "Mustahil!"     

"Bagaimana mungkin hal ini mustahil? Ketika level kesulitan meningkat dari sedang menjadi neraka, mencari lebih banyak hal adalah hal yang wajar." Pria berkacamata terlihat tenang. "Aku berprofesi sebagai seorang detektif, jadi ketika memasuki tempat ini, aku mendapatkan petunjuk pertamaku."     

Detektif itu kemudian melihat gelangnya. "Tengkorak berada di freezer di bagian atas kulkas."     

Dua perempuan segera bergerak menjauhi lemari es. Hanya wanita yang berambut panjang yang terlihat tidak keberatan dan berjalan mendekati kulkas untuk membuka pintu kulkas.     

"Sekarang aku memiliki kabar baik dan kabar buruk. Yang mana yang ingin kalian dengar terlebih dahulu?" wajah wanita itu berubah pucat.     

"Apa kabar baiknya?"     

"Selain kepala, terdapat lengan kecil manekin dan lima jari lainnya di dalam lemari es."     

"Lalu, apa kabar buruknya?"     

"Manekin ini dicincang lebih parah dari dugaanku." Wanita tersebut merasakan perutnya berputar. Tidak ada yang pernah menantang tingkat kesulitan neraka dari Rumah Hantu Reinkarnasi, dan mereka akan menjadi kelompok pertama yang melakukannya. Meskipun mereka mengetahui garis besar skenario ini, dengan komputer pusat yang mengendalikan segalanya, kesulitan misi yang paling dasar telah meningkat hingga ke level yang mustahil.     

"Kita harus bergerak lebih cepat. Kita masih punya empat menit." Chen Ge melihat jam pada dinding yang saat itu menunjukan pukul 11.56. "Gedoran pintu masih terus terdengar. Koki gendut masih berada di luar pintu. Selain itu, suara tangisan tidak berhenti mengikuti kelompok kita dan hanya disamarkan oleh bunyi gedoran keras."     

Menahan napas, Chen Ge menambahkan, "Ngomong-ngomong, tawa gadis itu juga tidak menghilang. Jadi, jika tidak terburu-buru, kita akan terpojok oleh koki kejam dan dua hantu."     

"Ini adalah tingkat kesulitan neraka..." Polisi itu menjadi gelisah. "Pada awalnya, kita telah diserang oleh tiga hantu, dan kita baru tiba di skenario kedua."     

"Kau terlalu optimis. Jangan lupa, mungkin ada hantu baru yang bersembunyi di dalam skenario baru ini. Seiring berjalannya waktu, lebih banyak hantu akan mengikuti kita. Meskipun sebagian besar dari mereka adalah aktor dan proyeksi, terdapat kemungkinan kecil bahwa ada sesuatu yang tidak dapat kita jelaskan akan muncul di rumah hantu ini. Lagipula, perancang kalianlah yang mengatakan kepadaku bahwa rumah hantu ini dipenuhi dengan benda berhantu sebenarnya."     

Chen Ge masih terus menyiarkan siaran langsung. Ia dengan cerdik mengabaikan beberapa petunjuk sambil merencanakan apa yang akan dilakukannya nanti. Ketika melepaskan para pekerjanya, ia bisa mendorong semua kesalahan pada taman hiburan futuristik.     

Berjalan ke lemari es untuk mengeluarkan kepala, Chen Ge menyadari bahwa mulut kepala tersebut membengkak. Terdapat sesuatu di dalamnya. Chen Ge mengulurkan tangannya ke mulut kepala dan segera menemukan bola kertas.     

"Apa yang sedang kau lakukan?" wanita berambut panjang melihat tindakan Chen Ge dengan jijik.     

Terlalu malas untuk menjelaskan, Chen Ge mengeluarkan bola kertas dan membaca pesan di atasnya.     

"Aku sadar aku telah tenggelam dalam mimpi buruk yang terus berulang. Setiap tengah malam, aku dibunuh dengan cara yang berbeda, dan ketika aku akan mati, aku terbangun dari mimpiku. Yang paling menyedihkan dari semuanya, saat aku terbangun dari mimpi burukku, jam selalu menunjukan pukul 11:56."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.