Teror Rumah Hantu

Aku Melihatnya Sendiri



Aku Melihatnya Sendiri

0Bahu keduanya bersinggungan dan Chen Ge berbalik untuk melihat wanita itu. Aroma aneh tercium dari wanita tersebut. Ia tidak berbau seperti parfum, melainkan desinfektan rumah sakit.     

"Hei!" Chen Ge berdiri di depan pintu lift dan memanggil wanita tersebut. Wanita itu berhenti dan berbalik. Melalui celah kecil antara topeng dan ujung topinya, sepasang mata indah yang dipenuhi dengan kebingungan pun mengerjap karena bingung. Berdasarkan matanya, wanita ini berbeda dari foto pasien No. 2 yang diterimanya dari polisi, dan dia bukan wanita yang dicari Chen Ge.     

"Apa kau artis dari film itu? Bisakah aku berfoto bersamamu?" Chen Ge tahu bahwa ia telah bertindak sedikit gegabah. Ia tidak tahu harus berkata apa, jadi ia membuat alasan asal-asalan.     

"Maaf, kau salah orang." Suara wanita itu lembut seperti sedang sakit atau semacamnya kemudian berbalik untuk pergi. Ia menduga Chen Ge adalah orang jahat dan praktis berlari menjauh.     

Wajahnya memang berbeda dari gambar Pasien No. 2 yang menderita sindrom Dorian Grey. Tapi, pasien itu telah menjalani banyak operasi plastik, jadi penampilan tidak bisa menjadi dasar perbandinganku.     

Dengan teknologi saat ini, mengubah wajah menjadi sangat berbeda tidaklah sulit. Untuk berjaga-jaga, Chen Ge meraih ransel dan berlari mengejar wanita itu.     

Saat berlari keluar dari gedung ketiga, Chen Ge mengikutinya ke tempat parkir bawah tanah. Ia berkeliaran di sana, namun wanita itu telah menghilang.     

"Kemana dia pergi?" karena terdapat kamera yang terpasang di tempat parkir dan takut dicurigai oleh petugas keamanan, Chen Ge menyerah untuk mencari dan kembali ke gedung ketiga. Ia menaiki lift menuju lantai 14 dan mengetuk pintu rumah Wang Xin.     

"Apakah ada orang di sana?"     

Suara langkah kaki terdengar dari balik pintu, dan seseorang membuka pintu dengan memakai sandal. "Siapa yang kau cari?"     

Seorang wanita paruh baya yang mengenakan setelan hitam-putih muncul dari balik pintu. Ia terlihat merawat dirinya dengan baik, kulitnya kencang, dan ia terlihat jauh lebih muda dari usianya yang sebenarnya.     

"Ini aku. Aku yang membantu Wang Xin terakhir kali ..."     

Sebelum Chen Ge selesai berbicara, wanita di hadapannya sudah mengenalinya. "Dokter Chen! Silakan masuk. Aku bermaksud mengucapkan terima kasih secara langsung, tetapi aku tidak punya kesempatan."     

"Dokter Chen?" cara wanita tersebut memanggilnya membuatnya merasa aneh. Meskipun ini adalah pertama kalinya dipanggil seperti itu, panggilan demikian membuatnya merasa aneh. "Aku bukan dokter profesional."     

"Bagiku, kau adalah dokter terbaik karena telah menyelamatkan hidup Wang Xin. Jangan terlalu rendah hati, aku telah mendengar banyak hal baik tentangmu dari Dokter Gao. Silakan masuk!" ibu Wang Xin langsung menarik Chen Ge ke dalam apartemen.     

"Maaf mengganggumu. Aku datang untuk berkunjung hari ini terutama untuk melihat keadaan Wang Xin dan mengajukan beberapa pertanyaan kepadamu."     

"Apel dan pisang ada di atas meja kopi. Duduklah, aku akan menyeduh secangkir teh."     

"Tidak perlu repot-repot." Chen Ge duduk di sofa. Mengunjungi Wang Xin hanyalah alasan; tujuan utamanya adalah untuk mencari pasien Nomor 2 dan menyelesaikan misi kasih sayang Arwah Kaset. Tentu saja, ia tidak akan mengatakannya kepada ibu Wang Xin. Mempertahankan citranya adalah hal yang cukup penting.     

Ketika Chen Ge sedang berbicara dengan ibu Wang Xin, pintu kamar terbuka, dan seorang gadis kurus berjalan keluar. Mereka tidak bertemu satu sama lain selama beberapa hari, namun Wang Xin sudah terlihat jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya. Ia tidak akan bisa meninggalkan kamarnya sebelumnya, tapi sekarang ia dapat berjalan keluar untuk menemui Chen Ge.     

Dia telah membuka hatinya pada Chen Ge. Ketika gadis itu memeluk pena milik Arwah Pena dan menangis, kata-kata yang dikatakan masih segar dalam pikirannya. Ia benar-benar senang melihat perubahan positif pada Wang Xin.     

Wang Xin duduk di seberang Chen Ge. Ia sepertinya tidak terbiasa bercakap-cakap dengan orang, dan suaranya sangat pelan. Chen Ge telah belajar banyak hal dari Dokter Gao, termasuk bagaimana berbicara dengan pasien. Ia tidak memotong perkataan Wang Xin, namun mendengarkan dengan sabar dan menempatkan dirinya pada posisi Wang Xin.     

Perlahan namun pasti, senyum muncul di wajah gadis itu. Setelah masalah di hatinya terselesaikan, ia juga mencoba berinteraksi dengan dunia luar. Setelah Wang Xin pergi, sang ibu keluar membawakan teh."Ada banyak hal yang tersimpan di dalam hatinya, tetapi dia tidak pernah mengatakan apapun pada kami. Dia bisa tersenyum bahagia karena kedatanganmu ke sini."     

Chen Ge menerima cangkir teh yang disodorkan ibu Wang Xin, namun tidak meminumnya. "Kondisi Wang Xin membaik dengan lancar, dan efek dari perawatan juga terlihat."     

Ia melihat waktu dan berkata, "Sebenarnya, aku kemari karena aku punya pertanyaan untukmu."     

"Lanjutkan." sang ibu sangat kooperatif.     

"Aku mendengar salah satu bangunan di Apartemen Fang Hwa berhantu? Apakah benar?"     

Ekspresi wanita di hadapannya terlihat sedikit kaku. Ia diam-diam berdiri dan berjalan ke kamar Wang Xin. Ia mendengarkan suara dari balik pintu sebelum membawa Chen Ge menuju dapur. Setelah menutup pintu dapur, ia berkata, "Dokter Chen, aku tidak berbohong kepadamu. Itulah yang sebenarnya terjadi."     

"Gedungnya benar-benar berhantu?" Chen Ge tidak menduga akan mendapatkan konfirmasi demikian dari wanita paruh baya di depannya.     

"Aku melihatnya sendiri." Ibu Wang Xin menunjuk kakinya. "Gedung ini di lantai 13 berhantu."     

Ketika wanita itu menyebutkan lantai 13, Chen Ge teringat pada wanita yang ditemuinya sebelumnya. Tanpa disuruh, wanita tersebut melanjutkan. "Apartemen Fang Hwa dibangun sekitar dua puluh tahun yang lalu. Awalnya, tempat ini tidak terlalu besar. Hanya terdapat enam bangunan tua di depan. Tiga bangunan di belakangnya dibangun empat atau lima tahun yang lalu, dan aku adalah salah satu penghuni pertama yang pindah ke sini."     

Wanita itu memegang cangkir teh dan mulai menjelaskan peristiwa aneh yang terjadi dua atau tiga tahun yang lalu. Kisahnya tepat seperti apa yang dikatakan pak Wong, namun cerita wanita ini lebih menakutkan karena ia secara pribadi menemukan bayangan putih sedang bersandar di depan pintunya.     

Ia kemudian menceritakan kejadian pada tengah malam itu. Ia mendengar sesuatu yang aneh dari pintu, seperti sedang dicakar oleh seseorang. Awalnya, ia menduga bunyi tersebut berasal dari anak anjing atau kucing. Akan tetapi, tidak lama setelahnya, ia mendengar seseorang berbicara. Pikiran pertama yang muncul di benaknya adalah perampokan, jadi ia segera pergi ke dapur untuk mengambil pisau daging sebelum kembali ke pintu. Ia lalu melihat melalui lubang pengintip.     

Lampu dengan sensor suara di koridor sepertinya telah rusak karena ia hanya bisa melihat awan putih. Ia pun memanggil polisi dan mengayunkan pisau daging di pintu depan. Ia akhirnya berhasil menakuti si bayangan putih.     

Cerita pelarian bayangan putih mirip dengan yang diceritakan pak Wong. Bayangan putih berlari sangat cepat, namun tidak terdengar suara langkah kaki.     

"Aku tidak tahu apa itu, tetapi aku mendengar dari polisi bahwa ada pasien yang memiliki penyakit mental yang mengganggu." Wanita tersebut meletakkan cangkir dan menghela napas. "Aku membeli tempat ini dengan pinjaman, dan seluruh tabungan hidupku telah kuhabiskan untuk tempat ini. Jika tidak, aku sudah pindah."     

"Kau pernah melihat bayangan putih dari jarak dekat sebelumnya?" Chen Ge merenungkan apa yang dikatakan sang wanita paruh baya. Matanya memperhatikan wajah wanita yang tidak sesuai dengan usianya dan pakaian putih-hitam yang dikenakannya.     

Bukannya tidak memercayai ibu angkat Wang Xin, tapi ia penasaran mengapa wanita itu tampaknya mencintai warna hitam dan putih. Ketika mereka pertama kali bertemu, ia juga mengenakan kemeja putih dan celana hitam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.