Teror Rumah Hantu

Kisah Iblis



Kisah Iblis

0Han Qiuming hanya berhasil berteriak sekali sebelum sesuatu membungkam mulutnya. Teror tanpa akhir benar-benar menelannya. Ditambah dengan tidak dapat melihat dengan jelas, hawa mencekam terus menembus tubuhnya dan membawanya ke suatu arah. Pintu pun ditutup, dan koridor kembali seperti semula.     

Balai Ketiga Rumah Sakit sangatlah besar, dan letak semua koridor saling berjauhan. Tapi, Ye Xiaoxin masih bisa mendengar suara gaduh. Ia ragu-ragu sebelum meninggalkan kantor direktur. Gadis pemberani ini sangat berhati-hati dalam setiap langkahnya. Ia berbelok di tikungan, tapi masih belum menemukan apapun.     

Kemana orang itu menghilang? Apakah dia memicu jebakan?      

Ye Xiaoxin terus bergerak melalui koridor gelap.     

Tiba-tiba, ia mendengar suara langkah kaki. Langkah kaki Han Qiuming lemah dan ringan, berbeda dengan langkah kaki orang yang stabil dan kuat ini, seperti seseorang yang memiliki tujuan dan tahu apa yang harus dilakukannya.     

Ye Xiaoxin bersembunyi di kamar pasien terdekat dan mengintip melalui celah pintu.     

Tidak lama setelahnya, monster yang sangat menakutkan muncul di koridor. Ia mengenakan pakaian dokter yang berlumuran darah, dan wajahnya dijahit bersama dengan beberapa wajah lain. Monster itu memancarkan aura seorang pembunuh dan memegang palu yang tampak menyeramkan. Palu yang dipenuhi dengan cipratan darah tersebut diseret di lantai. Benda itu tidak terlihat seperti properti rumah hantu, melainkan seperti senjata untuk membunuh.     

Aktor di dalam Balai Ketiga Rumah Sakit? Aktor baru muncul setelah dua puluh menit berlalu?     

Pertama kali Ye Xiaoxin kehilangan ketenangannya adalah ketika ia melihat seseorang di punggung Han Qiuming, dan sekarang adalah yang kedua kalinya. Monster itu perlahan-lahan bergerak maju, dan jari-jari Ye Xiaoxin mencengkeram pintu dengan erat. Ia tidak pernah mengalami hal seperti ini di rumah hantu lain, dan ia tidak mengerti alasannya.     

Kenapa aku setakut ini?     

Saat melihat si monster mengayunkan palu dengan ahli, naluri Ye Xiaoxin menyuruhnya untuk bersembunyi. Aktor di rumah hantu lain benar-benar terlihat berakting. Akan tetapi, Ye Xiaoxin merasa seperti dokter di hadapannya benar-benar pernah melakukan sesuatu yang gila dengan palunya.     

Setelah dokter tersebut menghilang,Ye Xiaoxin diam-diam keluar dari ruangan pasien. Ia menuliskan beberapa kata singkat di buku catatan sebelum mulai membuntuti dokter yang mengerikan itu.     

...     

Di bagian terdalam Balai Ketiga Rumah Sakit, Guo Miao dan Song An berdiri di depan pintu kamar nomor 10.     

"Penomoran kamar di koridor ini berbeda dari yang lain. Kamar 8, 9, dan 10 adalah yang paling unik karena pintunya terbuat dari baja."     

Guo Miao membagikan temuannya dengan pengunjung lain. "Kita harus fokus menyelidiki ketiga kamar ini. Berhati-hatilah untuk tidak meninggalkan satu sama lain. Jika kalian menemukan sesuatu, mintalah bantuan dan jangan menyentuh apapun."     

Kelompok itu pertama-tama memasuki kamar 8. Jendela dipasang dengan pelindung anti-pencuri, dan terdapat tali pengikat yang menempel di ranjang baja di kedua sisi. Seluruh ruangan memberi mereka perasaan aneh yang tidak tampak di awal.     

"Ruangan ini ..." Guo Miao menatap ke tempat tidur untuk waktu yang lama dan berkata dengan ragu, "Sepertinya, semua yang ada di sini tidak seimbang."     

Setelah mendengar perkataan pria tersebut, pengunjung lain juga mulai menyadarinya. Setengah dari meja rias telah dihancurkan, namun setengah lainnya benar-benar dirawat dengan baik. Sisi kiri tempat tidur baik-baik saja, namun sisi kanan sangat bengkok. Bahkan, lantai itu setengah kotor dan setengah bersih. "Apa artinya? Apa petunjuk untuk menyelesaikan skenario adalah ketidakseimbangan?"     

Pasien yang tinggal di dalam kamar 8 adalah Xiong Qing, seorang pasien dengan sindrom Hemineglect. Keseimbangan di mata orang normal akan terlihat aneh dalam sudut pandangnya, sehingga dunia di matanya aneh dan salah, sehingga perlu diperbaiki. Kelompok itu mencari untuk beberapa saat di dalam kamar 8, namun tidak menemukan apa-apa. Mereka meninggalkan kamar 8 dan memasuki kamar 9.     

Kamar 9 adalah kamar paling bersih di Balai Ketiga Rumah Sakit. Tidak ada sampah atau kotoran sedikitpun, dan tidak ada gambar aneh di dinding. Namun, di dalam Balai Ketiga Rumah Sakit, pemandangan seperti itu justru membuat membuat segalanya tampak lebih aneh. Kelompok tersebut kembali menggeledah ruangan dan masih belum menemukan apa-apa.     

"Apa yang ingin disampaikan Bos Chen? Desain skenario ini sulit dimengerti." Pasien di Kamar 9 adalah Wu Fei. Pasien ini adalah orang yang dianggap berbahaya oleh persona utama Men Nan.     

Setelah membuka pintu baja terakhir, kelompok yang berdiri di luar pintu diserang oleh bau yang menyengat. Semua yang berdiri di sana bergidik ngeri dan bersiap-siap untuk berlari.     

Ketika Chen Ge melakukan Misi Percobaan, kamar 10 dikunci rapat. Jadi, ia tidak memasuki ruangan ini di Balai Ketiga Rumah sakit yang sebenarnya.     

"Bisakah kita pergi?" tanya Su Luoluo dari luar pintu dengan tangan menutupi hidungnya.     

"Baunya tidak sekuat di dalam ruangan, tapi kau dan Xiao Du bisa berjaga di luar." Guo An dan Song An memasuki kamar 10. Dekorasi di dalam ruangan tersebut hanya bisa digambarkan sebagai kegilaan.Tidak ada jendela, dan seluruh ruangan benar-benar tertutup rapat. Tidak ada tempat tidur atau perabot seperti meja atau kursi. Hanya ada beberapa kasur bobrok dan bau yang ditinggalkan di lantai.     

Ketika Guo Miao dan Song An memerhatikan bagian dinding, perasaan mereka dipenuhi dengan ketakutan. Semua permukaan dinding di ruangan ditutupi dengan tulisan berdarah dengan berbagai ukuran. Mereka saling tumpang tindih sehingga menciptakan ilusi bahwa tulisan tersebut bergerak.     

Hal yang paling menakutkan adalah, di seberang pintu kamar, terdapat lapisan wajah seorang lelaki yang melekat pada dinding. Lapisan tersebut cukup tipis, dan wajah orang itu tampak seperti sedang tersenyum dan tidak tersenyum pada saat yang bersamaan.     

"Bos, wajah itu tidak terlihat seperti sebuah properti — karet buatan tidak akan mampu menciptakan hasil seperti ini."     

"Aku tahu."     

Guo Miao melangkah maju ke arah wajah manusia tersebut. Ia mengangkat tangan untuk menyentuh wajah itu, namun sebelum tangannya bisa menyentuh, ia tidak bergerak lagi. "Sudahlah. Aku merasa petunjuknya tidak ada berhubungan dengan wajah ini. Tapi, petunjuknya mungkin tersembunyi di antara tulisan berdarah ini."     

Guo Miao memandangi huruf-huruf di sekitar wajah manusia dan menyadari dengan takjub bahwa tidak seperti kata-kata di koridor. Kalimat-kalimat itu memiliki logika dasar, seolah-olah menceritakan sesuatu. Dengan menggunakan penerangan dari ponsel, ia membaca dengan keras.     

"Istriku menuduhku sebagai pembunuh, orang tuaku menolak untuk berbicara denganku. Para tetangga menunjuk ke arahku, dan semua orang meninggalkanku."     

"Aku seharusnya tidak hidup, tetapi aku tidak menemukan alasan untuk mati. Aku adalah pembunuh anak-anakku sendiri. Ya, aku tidak pernah menyangkal fakta itu."     

"Seharusnya, aku tidak meninggalkan mereka sendirian di dalam rumah. Seharusnya, aku tidak membiarkan api menyala dan bergegas pergi bekerja."     

"Tiga nyawa, tiga anak."     

"Apa yang bisa kulakukan untuk mencari keselamatan?"     

"Aku ingin mengeluarkan hatiku agar bisa kau lihat."     

"Tolong berhenti menyalahkanku. Maaf, ini semua salahku."     

"Aku seharusnya tidak menyangkal. Aku seharusnya menerima kesalahanku dalam diam. Jika aku tidak berdebat dengan istriku malam itu, mungkin dia tidak akan pergi larut malam untuk menemui orang tuanya, dan dia tidak akan dilukai oleh orang-orang itu."     

"Maaf, ini semua salahku."     

"Aku ingin menebus dosa-dosaku, tetapi siapa yang akan menerima penebusanku?"     

"Ada jarum di dalam tubuhku, tertancap di hatiku. Setiap kali aku menarik napas, jarum itu akan menembus hatiku."     

"Apa yang harus kulakukan? Berusaha sebaik mungkin untuk hidup."     

"Aku sudah pindah ke tempat yang benar-benar baru, namun situasinya belum berubah."     

"Rasa bersalah tetap menyiksaku. Aku seorang pembunuh, seorang pembunuh yang tak termaafkan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.