Teror Rumah Hantu

Kain Kafan



Kain Kafan

0"Itu untuk menyelamatkanmu." Chen Ge kembali memasukan palu ke dalam ranselnya. "Meloloskan diri dari tiga bayangan berarti lokasi kita telah diketahui. Kita tidak bisa lagi tinggal di sini."     

"Kita akhirnya pergi?" pak Wei sudah lama ingin pergi.     

"Desa Peti Mati sangat sunyi pada malam hari, jadi pertarungan kita sebelumnya pasti terdengar hingga cukup jauh. Aku khawatir monster lain mungkin mendengarnya dan datang untuk mengepung kita." Chen Ge memiliki rencananya sendiri. "Reaksi pertama tiga monster sebelumnya ketika melihat kita adalah untuk menyerang. Ini menunjukkan bahwa wanita tua tadi membimbing kita kemari bukan dengan niat baik. Penduduk desa di sini tidak sebaik yang diperkirakan Tuan Bai."     

Tuan Bai tidak setuju dengan Chen Ge. "Aku belum pernah berada di Desa Peti Mati pada malam hari, tapi aku tidak mengerti perubahan ini. Dalam ingatanku, penduduk desa Peti Mati yang sebenarnya tidak akan melakukan sesuatu seperti ini. Mereka sama seperti orang normal."     

"Tuan Bai, kau tidak pernah kembali ke sini selama bertahun-tahun. Kau tidak tahu apa yang terjadi ketika kau pergi, jadi sebaiknya kita berhati-hati." Chen Ge melihat sekeliling dan membungkuk untuk mengambil boneka kertas di lantai. Tubuh boneka kertas yang telah disiksa oleh bocah itu hampir terkoyak, dan ekspresinya benar-benar sangat kesakitan.     

"Zhu Fengxi?" terdapat nama di bagian belakang boneka. Tidak diketahui jenis tinta apa yang digunakan, namun berdasarkan pengalaman Chen Ge, sepertinya tulisan itu terbuat dari darah kering.     

"Nama ini terdengar akrab." Tuan Bai mendekati Chen Ge untuk melihat boneka tersebut. "Itu seperti salah satu orang yang melarikan diri dari Desa Peti Mati."     

"Boneka-boneka itu memiliki nama mereka yang melarikan diri." Chen Ge menghubungkannya dengan fenomena aneh yang telah diamatinya di Desa Lin Guan. Banyak rumah tua memiliki pisau daging di belakang pintu dan tali di dekat jendela. Mengaitkan itu dengan apa yang terjadi pada mereka di dalam rumah, ia memiliki pemahaman singkat.     

Jika monster mencoba merangkak masuk melalui jendela, maka talinya akan mengikat lehernya, dan pisau daging di belakang pintu adalah untuk pertahanan diri. Semakin terisolasi sebuah desa, semakin aneh tradisinya. Itulah satu-satunya cara Chen Ge menafsirkan tradisi-tradisi tersebut.     

Mereka yang melarikan diri dari Desa Peti Mati menghabiskan hari-hari mereka dalam ketakutan. Mungkinkah makhluk yang menyebabkan ketakutan adalah arwah dari Desa Peti Mati? Jika tertangkap, apakah mereka akan berakhir sebagai boneka kertas untuk disiksa selamanya?     

Pertanyaan lain muncul di benak Chen Ge. Apa alasan sebenarnya mereka yang melarikan diri meninggalkan Desa Peti Mati? Peristiwa seperti apa yang menyebabkan para warga desa melarikan diri besar-besaran?     

Untuk mengetahui semua itu, aku harus menemukan penduduk desa untuk bertanya.      

Chen Ge kemudian mengantongi boneka kertas dan berkata. "Aku punya rencana untuk didiskusikan bersama."     

"Katakan padaku."     

"Pertama, kita akan meninggalkan desa ini."     

"Baiklah." Pak Wei dan Tuan Bai mengangguk. Mereka juga merasa bahwa desa itu terlalu berbahaya.     

"Lalu, kita akan memeriksa setiap rumah, mulai dari yang berada di dekat pintu masuk, hingga ke dalam. Tidak peduli apapun yang kita temui, kita harus menahan mereka." Kilau terlihat di mata Chen Ge. "Selama tidak membuat terlalu banyak suara, kita pasti bisa mengalahkan mereka satu per satu."     

Chen Ge telah memikirkan rencana ini matang-matang. Setiap kali Xu Yin mengonsumsi arwah, noda darah di bajunya semakin banyak. Berdasarkan perkembangannya, ia kemungkinan besar akan menjadi Arwah Merah malam ini!     

Terdapat perbedaan kekuatan yang besar antara arwah normal dan Arwah Merah. Tanpa Arwah Merah di sisinya, Chen Ge tidak merasa aman.     

"Kau berencana menghancurkan seluruh desa?" pak Wei adalah seorang petugas kepolisian, jadi ia mengerutkan kening ketika mendengar gagasan Chen Ge. Namun, tuan Bai sudah terbiasa dengan ide-ide gila Chen Ge.     

"Kita harus meninggalkan desa terlebih dahulu sebelum memutuskan apa yang harus kita lakukan." Tuan Bai berjalan di depan, tangannya memegang batu giok. Pak Wei yang pucat mengikuti tuan Bai dari belakang, namun Chen Ge tetap berdiri di tempatnya. Setelah Xu Yin mengonsumsi tiga monster, kucing putih tidak kembali tenang dan terus mendesis dan menggaruk ranselnya.     

Sesuatu masih ada di dekatnya. Chen Ge melihat sekeliling. Sebuah kepala manusia tampak melewati dinding kiri ruangan yang berisi peti mati.     

Kamar sebelah?      

Ia segera berjalan keluar.     

Lentera putih tergantung di kedua sisi jalan, memancarkan cahaya pudar. Untuk beberapa alasan, ia merasa jumlah lentera putih menjadi semakin banyak.      

Apa arti dari lentera ini? Jika ada lentera putih, apa artinya tempat itu memiliki penghuni?     

"Chen Ge, mengapa kau tidak bergerak?"     

"Aku datang." Chen Ge melewati pintu sebelah, dan berbalik untuk melihat. Pintu kayu terkunci, dan anehnya, tidak ada lentera putih pada pintu.      

Apa yang kulihat sebelumnya bukan arwah?     

Chen Ge menjaga jarak dari pak Wei dan Tuan Bai, namun ia tetap memerhatikan jalan di belakangnya. Ketika berbelok di tikungan, ia akan bersembunyi di balik dinding. Ia melambat, bersandar, dan melirik ke sudut. Pintunya terbuka, dan kain kafan merah menyala tergantung di pintu.     

Untuk tidak mengekspos dirinya sendiri, Chen Ge berhenti kurang dari satu detik, namun hatinya dicengkeram oleh kekhawatiran. "Kain kafan yang bergerak sendiri?"     

Mereka terus berjalan melalui desa aneh yang dihiasi dengan lentera putih dan diikuti kain kafan merah. Angin bertiup, dan suara-suara muncul dari rumah di kedua sisi. Suara tersebut terdengar seperti tawa dan tangisan. Jika seseorang memerhatikan dengan lebih seksama, ada juga suara mengunyah. Saat malam semakin larut, desa menjadi semakin menyeramkan.     

Tempat-tempat lain menjadi lebih tenang di malam hari, namun tempat ini sama sekali berbeda. Semakin larut, tempat tersebut menjadi semakin hidup. Chen Ge mencoba mengingat hantu yang ditemuinya malam itu.      

Hantu yang ingin menyeretku ke dalam peti mati di lembah, dan keluarga dengan tiga orang yang tampak aneh. Sebagai perbandingan, makhluk yang berada di dalam desa tampak lebih pintar.     

Mereka sudah berada di dalam Desa Peti Mati kurang dari setengah jam, namun banyak hal aneh telah terjadi. Chen Ge curiga akan keberadaan pintu darah di dalam desa ini, dan pintunya terbuka lebar tanpa ada yang mengawasi!     

Jika memeriksa rumah satu per satu, kita pasti akan menemukan rumah dalam gambar Fan Yu.     

Ketika berbelok di tikungan berikutnya, Chen Ge melirik ke belakang. Kain kafan terlihat terjatuh di lantai dan semakin dekat dengan mereka.     

Dikejar-kejar oleh pakaian yang dikenakan oleh orang mati benar-benar tidak enak. Chen Ge meraih pemutar kaset, dan tiba-tiba menabrak pak Wei. "Kenapa kau berhenti?"     

"Ada yang salah..." Pak Wei memandang ke arah jalan yang sama sekali tidak dikenalnya, dan wajahnya berubah pucat. "Jalan yang kita lalui sebelumnya tampaknya telah menghilang."     

"Kita tersesat?" Chen Ge memikirkannya dan menepuk bahu pak Wei. "Jangan khawatir, kita hanya perlu menanyakan arah."     

"Tempat ini memiliki lebih banyak hantu daripada manusia. Pada siapa kau akan bertanya?" tanya pak Wei, namun tidak mendapatkan jawaban. Ia berbalik dan melihat Chen Ge melangkah pergi sambil membawa palu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.