You Are Mine, Viona : The Revenge

Resiko wanita cantik



Resiko wanita cantik

0Rumah Sakit Global Bros     

Professor William nampak sudah sibuk di ruangan pribadinya pagi ini pasca mendapatkan laporan bahwa dokter mengundurkan diri secara resmi, di depan mejanya nampak berkas pribadi milik dokter Louisa yang baru saja ia ambil dari human resources department untuk diserahkan ke dokter Louisa yang akan datang siang ini. Sebenarnya ia sangat menyayangkan keputusan dokter Louisa untuk berhenti, pasalnya dokter Louisa adalah seorang dokter yang hebat maka dari itu ia sedikit menyayangkan keputusan dokter cantik itu untuk mengundurkan diri. Namun karena ini adalah hak dokter Louisa akhirnya ia pun tak bisa melarang keputusan sang dokter untuk berhenti bekerja.     

"Wanita sangat sulit sekali di mengerti,"ucap profesor William pelan sambil menatap berkas pribadi milik dokter Louisa.     

"Kenapa aku harus terlibat dalam kemelut keluarga Willan, sampai kapan aku akan terus seperti ini. Padahal hubungan asmara ku saja belum jelas mau dibawa kemana... akhhhh lelahnya, tak adik tak kakak sama saja membuatku pusing," imbuh profesor William mengeluh, ia sudah tahu alasan sebenarnya di balik keputusan dokter bisa mengundurkan diri dari rumah sakit.      

Tadi pagi ia sudah menerima email yang dikirimkan oleh Fernando, di email itu Fernando mengatakan semuanya kepada dirinya perihal alasan utama dokter Louisa mengundurkan diri dari rumah sakit. Walaupun awalnya ia sudah menebak kalau sudah terjadi hal yang buruk kepada dokter Louisa, namun ia tetap saja tak menyangka kalau dokter Louisa sampai akan menceraikan Franklin. Ia yakin kali ini dokter Louisa benar-benar sudah sakit hati kepada suaminya sampai ia berbuat sejauh itu.     

Tanpa Profesor William sadari di sebelah pintu sudah berdiri Aurelie, ia mendengar semua perkataan Profesor William. Pada awalnya Aurelie ingin segera menyapa pria yang menjadi alasannya datang ke rumah sakit Global Bros itu, namun karena Profesor William terlihat sedang berpikir keras akhirnya ia memutuskan untuk diam saja dan menunggu Profesor William selesai dengan urusannya. Namun siapa sangka ia justru akan mendengar semua perkataan Profesor William yang membahas hubungan asmaranya, walaupun saat ini kedekatan Aurelie dan Profesor William hanya sebatas teman bicara biasa saja namun tetap saja ia merasa tak tenang saat Profesor William mengungkit hubungan asmaranya. Ada rasa aneh bergejolak di dalam dadanya ketika Profesor William menyinggung masalah itu.     

Trriiinggg     

Trriiinggg     

Bunyi ponsel Aurelie membuat suasana hening di ruangan pribadi Profesor William pun pecah, sang Profesor yang sedang menatap berkas-berkas pribadi dokter Louisa pun langsung tersadar. Ia mencari sumber suara dan terkejut saat melihat Aurelie sedang berdiri di dekat pintu sambil berusaha mematikan ponselnya yang terus berbunyi.      

"Aurelie sejak kapan kau datang?" tanya Profesor William kaget.     

"A-akuuu…"     

Aurelie tak dapat menyelesaikan perkataannya karena kedua lengannya sudah dipegang oleh Profesor William yang langsung bangun dari kursinya dan menghampirinya dengan cepat.     

"Kenapa kau tak mengabariku jika ingin datang?" tanya Profesor William kembali.     

"Maaf, sebenarnya aku ingin mengajakmu sarapan bersama maka dari itu aku tak mengabarimu terlebih dahulu. Maaf kalau kedatanganku mengganggu jam kerja mu lebih baik aku pergi ke kantin saja sendiri," jawab Aurelie pelan dengan wajah memerah.     

Profesor William terdiam membisu mendengar perkataan Aurelie, ia tak percaya kalau Aurelie menyempatkan waktunya datang ke rumah sakit untuk mengajaknya makan bersama. Tanpa pikir panjang Profesor William lalu menarik tangan Aurelie dan langsung mengajaknya ke meja kerjanya, Aurelie yang tak menyangka akan ditarik seperti itu oleh Profesor William hanya bisa diam. iya semakin menutup mulutnya ketika Profesor William memintanya duduk di atas pahanya.      

"Jangan begini, tak enak ada yang melihat kita," ucap Aurelie pelan menahan malu sambil berusaha bangun dari paha Profesor William.     

"Tak ada yang menggangguku, mereka tak akan berani. Tunggu sebentar biarkan aku menyelesaikan pekerjaanku terlebih dahulu, setelah itu kita baru bisa pergi makan bersama,"jawab Profesor William dengan cepat sambil meraih kedua paha Aurelie agar naik semua dan atas pahanya.      

Alhasil saat ini Aurelie benar-benar tak bisa bergerak, ia duduk dengan sempurna di atas paha Profesor William. Kedua kakinya pun sudah diatur sedemikian rupa oleh sang profesor tampan bermata abu-abu itu sehingga ia nampak seperti sedang yang di gendong ala bridal style hanya saja bedanya ia duduk di atas Profesor William.     

Setelah memastikan Aurelie duduk dengan nyaman di atas kedua pahanya, Profesor William kemudian melanjutkan pekerjaannya. Ia nampak sedang menandatangani beberapa berkas persetujuan pengunduran diri dokter Louisa, sebagai atasan Profesor William harus menyetujui permintaan dokter Louisa sebelum akhirnya surat pengunduran diri itu diberikan kepada Profesor Dexter selaku direktur rumah sakit. Dan Professor Dexter lah nanti yang akan menentukan hasilnya, ia menyetujui permintaan pengunduran diri dokter Louisa atau tidak. Oleh karena itu ia nampak sedang sibuk membaca semua berkas yang harus ia selesaikan siang ini sebelum dokter Louisa datang untuk mengambilnya, melihat Profesor William sibuk bekerja Aurelie hanya bisa diam. Sesekali ia mencuri pandang ke wajah Profesor William, berada sedekat itu dengan seorang pria yang sudah membuatnya berdebar-debar beberapa minggu terakhir ini semakin membuat Aurelie salah tingkah.     

"Sudah puas melihat wajah tampanku ini?" tanya Profesor William tiba-tiba membuyarkan lamunan Aurelie.      

"W-whatt siapa yang melihatmu," jawab Aurelie kaget, wajahnya langsung memerah seketika saat profesor William berkata seperti itu.     

"Ha ha...dasar kau ini, apa kau bosan?" tanya Professor William kembali.     

Aurelie menganggukan kepalanya merespon perkataan Profesor William, Profesor William tersenyum saat mengetahui jawaban Aurelie. Ia kemudian meraih dokumen dari meja kerjanya dan memberikan dokumen itu kepada Aurelie agar Aurelie bisa membaca untuk menghilangkan rasa jenuhnya.     

"Apa ini?" tanya balik Aurelie bingung saat melihat sebuah kertas yang baru saja diberikan profesor William, dan ternyata kertas itu adalah surat resmi pengunduran diri dokter Louisa yang baru saja ia selesai print.     

"Bacalah," jawab Profesor William sambil tersenyum.     

"Ok," sahut Aurelie senang sambil tersenyum.     

Setelah berkata seperti itu Aurelie kemudian membaca dengan perlahan kertas yang baru saja diberikan profesor William kepada dirinya, satu alisnya terangkat saat membaca kertas itu.     

"Ini adalah…"     

"Surat pengunduran diri salah satu dokter terbaik di rumah sakit ini," jawab Profesor William dengan cepat memotong perkataan Aurelie.      

"Dokter terbaik? kalau dia dokter terbaik kenapa harus mengundurkan diri, apakah dia ada masalah dengan orang lain di tempat ini?" tanya Aurelie bingung.      

Professor William tersenyum mendengar pertanyaan Aurelie, karena ia merasa Aurelie sudah dekat sekali dengan dirinya dan keluarga Fernando akhirnya Profesor William pun menceritakan penyebab dokter Louisa mengundurkan diri. Selama Profesor William menceritakan penyebab pengunduran diri dokter Louisa nampak Aurelie tak membuka mulutnya sama sekali, ia terlihat sangat serius mendengarkan cerita pria yang ada di hadapannya itu.      

"Cinta... jadi karena cinta bertepuk sebelah tangan akhirnya dokter Louisa memilih keluar dari rumah sakit bagus ini," ucap Aurelie tak percaya.     

"Bukan hanya cinta bertepuk sebelah tangan saja, akan tetapi cinta rumit di antara mereka berempat lah yang akhirnya membuat mereka saling menyakiti diri mereka satu sama lain. Walaupun sebenarnya saat ini Fernando dan Viona sudah tidak mempermasalahkan lagi masa lalu mereka, namun kedua orang inilah yang saat ini masuk ke dalam lembah pertikaian yang akhirnya menyeret Fernando dan Viona untuk kesekian kali disaat mereka akan memulai lembaran baru setelah semua yang terjadi," sahut Profesor William pelan.     

Aurelie terdiam mendengar perkataan Profesor William, ia tak menyangka kalau dokter cantik yang sudah menolongnya itu memiliki kisah cinta yang sangat rumit di mana ia terlibat pertikaian cinta diantara dua saudara kandung.     

"Sebenarnya dokter Angel sama sekali tidak bersalah dalam hal ini, ia kan juga tidak mau kalau Profesor Frank menyukai dirinya di saat ia sudah menikah dengan Tuan Fernando. Inilah mengapa sebenarnya aku tidak mau terlihat cantik karena menjadi wanita cantik dan pintar seperti dokter Angel pasti akan sangat melelahkan," celetuk Aurelie tanpa sadar.     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.