You Are Mine, Viona : The Revenge

Prematur



Prematur

0Wajah dokter Cecilia memerah saat dipanggil dengan nama Celine, pasalnya nama Celine ia gunakan waktu pertama kali menjalin hubungan dengan Andrew.      

"Jangan panggil aku dengan sebutan itu lagi, aku merasa tidak nyaman mendengarnya,"ucap dokter Cecilia dengan cepat sambil merapikan anak-anak rambut yang ada di wajahnya.      

"Kenapa memangnya Celine kan juga namamu," jawab Andrew sambil tertawa.     

"Akh sudah, aku tak mau kau memanggilku dengan nama itu. Jangan ulangi lagi dan jawab pertanyaanku sebelumnya,"sahut dokter Cecilia kembali.      

Andrew yang masih tertawa lalu melepaskan sabuk pengamannya dan duduk dengan tegak menghadap istrinya.     

"Sebagai seorang polisi hal yang pertama harus kami miliki adalah sebuah kejujuran, karena dengan kejujuran kami bisa menjalankan tugas kami dengan baik. Begitu juga dengan jawaban dari pertanyaan yang kau ucapkan tadi, meskipun aku tahu dimana tempat tinggal Fernando dan Viona yang baru saat ini akan tetapi aku tak memiliki hak untuk mengatakannya pada siapapun. Karena Fernando dengan tegas melarangku untuk mengatakan hal ini demi keselamatan Viona dan anak-anaknya, Jadi aku minta maaf padamu terlebih dahulu Kalau aku tak akan bisa menjawab pertanyaan yang kau berikan ini,"jawab Andrew panjang lebar sambil tersenyum.      

"Jadi kau tak bisa memberitahu alamat dokter Viona padaku, meskipun aku istrimu?"     

"Yes, itu adalah salah satu kode etik kami sebagai penyidik. Sama seperti dirimu juga yang tak bisa sembarangan membocorkan informasi kesehatan seseorang pada orang lain." Andrew langsung memberikan jawaban dengan pernyataan yang menohok, yang tak mungkin bisa dokter Cecilia sangkal.     

Mendengar perkataan suaminya dokter Cecilia terdiam tak lama kemudian senyumnya pun mengembang di wajahnya cantiknya.      

"Aku mengerti, ya sudah aku tak akan memaksamu,"kata dokter Cecilia lembut sambil tersenyum.     

"Itu baru istriku, ya sudah ayo pulang. Aku sudah lapar dan lelah sekali, banyak hal terjadi hari ini,"ucap Andrew pelan, ia lalu menginjak gas mobilnya dan kembali melanjutkan perjalanan menuju rumah.      

Sepanjang perjalanan pulang dokter Cecilia tersenyum, bercengkrama dan bergurau dengan sang suami. Ia senang suaminya ternyata sangat bisa menjaga rahasia dan ini membuatnya bangga memiliki suami seorang polisi, meskipun diluar sana banyak orang yang membenci polisi karena dianggap polisi hanya membela kaum elite namun ia percaya suaminya bukan orang seperti itu. Andrew tetap berkomitmen ingin membantu masyarakat kecil, karena itulah ia tak mau dipindahkan ke kantor polisi yang lebih besar. Meskipun sering sekali tawaran itu datang kepadanya dari para atasannya, namun sejak para polisi di kantor pusat tahu Andrew berteman dengan Fernando akhirnya mereka tak berani mengusik Andrew lagi dan membiarkan Andrew tetap mengisi jabatan di kantor polisi yang saat ini ia bertugas.      

Sementara itu di rumah Fernando saat ini sedang terjadi rapat cukup penting, pasalnya tuan Xavier dari Paris berhasil mendapatkan hacker yang membobol sistem keamanan anak perusahaan Endurance Corporation yang ada di Paris.     

Sejak meeting berlangsung Justin dan Harry sudah sangat emosi sekali, karena hacker yang membobol semua sistem keamanan perusahaan ternyata adalah salah satu karyawan dari Endurance Corporation sendiri. Seorang ahli IT yang ternyata terlilit hutang jutaan dollar karena kalah dalam judi yang ia lakukan selama bertahun-tahun, karena uangnya sudah habis ia akhirnya memilih jalan pintas dengan membobol perusahaannya sendiri untuk menguras uangnya. Beruntung anak buah tuan Xavier berhasil menangkap orang itu sehingga uang yang ia curi dari perusahaan belum sepenuhnya ia gunakan untuk berjudi lagi pasca ia melunasi hutang-hutangnya.      

"Dasar bajingan, benar-benar manusia tanpa otak. Dia sudah melunasi hutang-hutangnya dengan uang perusahaan dan kini justru mau berjudi lagi? Aarrgghh emosi sekali rasanya,"umpat Justin penuh emosi pada sang pencuri yang saat ini sudah babak belur dan sedang terduduk tanpa tenaga dengan tangan terborgol.      

"Tuan Xavier, tolong jangan serahkan si brengsek itu pada polisi. Tunggu kami datang, aku ingin mencabut semua kuku yang ada di tubuhnya,"ucap Harry berapi-api.      

Tuan Xavier yang sedang duduk di kursi kebesarannya hanya tersenyum mendengar perkataan kedua asisten Fernando, ia tahu anak muda itu pasti sangat emosi saat ini. Sementara Fernando terlihat lebih santai dari kedua asistennya yang sedang marah besar, ia sudah merelakan perusahaan itu sejak terakhir bicara dengan Viona. Sehingga saat tahu siapa pelakunya ia tak marah sama sekali.      

"Ambil uang itu untuk amal tuan Xavier, berikan uang itu untuk saudara-saudara kita yang membutuhkan. Sejak uang itu keluar dari rekening perusahaan aku sudah menganggapnya itu bukan uangku lagi,"ucap Fernando pelan sambil tersenyum.     

"What?!"Justin dan Harry langsung menoleh secara bersamaan ke arah Fernando.     

"Anda yakin Tuan? Uang itu masih sangat banyak, anda bisa menggunakan uang itu untuk membeli dua gedung apartemen mewah di kota Tuan."Justin mencoba untuk menyadarkan Fernando atas keputusan yang baru ia buat.     

"Iya Tuan, uang yang berhasil diselamatkan oleh Tuan Xavier masih sangat banyak Tuan,"imbuh Harry dengan cepat menimpali perkataan Justin.     

"Keputusanku sudah bulat, aku ingin menggunakan uang itu untuk membantu saudara-saudara kita yang kelaparan di Afrika dan para anak-anak korban perang yang ada di negara Timur Tengah. Aku rasa mereka lebih membutuhkan uang itu daripada aku, kejadian kemarin menyadarkanku bahwa memiliki ambisi yang terlalu besar itu tidak baik. Aku dulu terlalu rakus dan serakah ingin mengekspansi perusahaan secara besar-besaran dengan dalih ingin memberikannya kepada anak-anakku yang belum lahir, namun setelah peristiwa itu terjadi aku sadar bahwa apa yang aku lakukan salah. Aku juga sadar sudah lama sekali aku tidak melakukan kegiatan amal seperti ini, mungkin ini adalah satu bentuk teguran dari Tuhan supaya aku sedikit membagikannya apa yang aku miliki untuk saudara-saudara kita yang kurang beruntung. Jadi ya seperti yang aku katakan tadi, aku memutuskan untuk menggunakan uang itu untuk amal. Bagaimana pengaturannya, pembagiannya, ke negara mana, ke organisasi apa, aku percayakan semuanya pada Tuan Xavier. Karena aku rasa beliau yang lebih paham akan masalah ini, apalagi beliau yang ada di Perancis dan lebih dekat dengan negara-negara itu,"ucap Fernando pelan sambil tersenyum menatap ke arah laptopnya yang masih tersambung dengan tuan Xavier.      

Mendengar perkataan Fernando membuat tuan xavier tersenyum lebar, ia senang sekaligus bangga pada Fernando. $ 10 juta bukankah uang yang sedikit, tuan Xavier tak menyangka Fernando akan lebih memilih menghibahkan uang itu untuk kemanusiaan ketimbang ia ambil lagi.      

"Tuhan bersama dengan orang-orang baik sepertimu tuan Fernando, semoga dengan uang ini anak-anak korban perang dan anak-anak kelaparan akan bisa tersenyum. Tuhan memberkati mu Tuan Fernando, aku yakin istrimu pasti akan sangat bangga padamu." Tuan Xavier memuji Fernando dengan tulus, kedua matanya berkaca-kaca di balik kacamata yang sedang digunakan.     

"Amin,"jawab Fernando singkat.     

Tak lama kemudian ia pun menutup laptopnya karena tuan Xavier sudah memutus panggilan video internasional itu, Justin dan Harry yang masih tak percaya dengan keputusan Fernando langsung mendekati tuannya. Kedua pemuda itu masih tak percaya Fernando menyumbangkan uang sebanyak itu untuk amal.      

Melihat kedua asistennya datang mendekat Fernando langsung bangun, ia mengarahkan tangannya ke depan menahan kedua asistennya untuk mendekat.      

"Keputusanku sudah bulat, jangan banyak protes. Tak ada salahnya kita berbagi dengan sesama Justin, Harry,"ucap Fernando pelan sambil berjalan pelan menuju pintu keluar.      

Langkah Fernando terhenti di depan pintu ruang kerjanya saat melihat Viona sudah terduduk di lantai dengan wajah sepucat kertas.     

"Babe, apa yang kau…"     

Deg     

Fernando tak dapat menyelesaikan perkataannya saat melihat ke arah kaki sang istri yang sudah penuh dengan darah, tepat di samping kaki Viona ada piring kecil pecah.     

"Vioonaa!!!!!!"     

Bersambung     

Note :     

Give away You Are Mine, Viona versi bahasa Inggris     

Hadiah per minggu:     

3 pulsa masing-masing Rp 100.000 utk 3 orang pemenang     

2 buah buku cetak The Alchemist Vol 1 untuk 2 orang pemenang     

*buku cetak The Alchemists: Cinta Abadi, volume 1, terdiri dari 2 buku masing-masing tebalnya 500 halaman, dengan nilai seharga Rp 150.000     

Cara ikut Give away ini hanya dengan mengirim power stone ( vote ) ke novel Thor yang berjudul You Are Mine, Viona ...event ini untuk perminggu selama satu bulan, undian akan dimulai saat Viona ( bahasa Inggris ) mendapatkan power stone 1000 ya kakak-kakak, jadi jangan vote ke Viona bahasa Indonesia....     

semangat     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.