You Are Mine, Viona : The Revenge

Bijaknya Viona



Bijaknya Viona

0Di depan pintu rumah Fernando terlihat jelas profesor Frank dan dokter Louisa menatap tajam ke arah Fernando, mereka berdua terlihat marah sekali saat ini pada semua orang yang berada di rumah Fernando. Melihat dokter Louisa datang Viona langsung bangun dari sofa dan menghampiri sang adik ipar.     

"Kenapa tak bilang mau datang?"tanya Viona lembut pada dokter Louisa yang baru ia peluk.     

"Aku sedang marah ini dok,"jawab dokter Louisa ketus.     

Viona mengangkat satu alisnya ke atas. "Marah? Kenapa marah?"     

"Kami marah pada William dan Dexter yang brengsek itu, bisa-bisanya mereka datang menjenguk Abby dan Aaric berdua saja tak mengajak kami. Padahal jelas-jelas aku adalah uncle kandung si kembar yang lebih memiliki hak pada mereka, ketimbang kedua orang brengsek itu,"jawab profesor Frank dengan cepat sambil terus menatap tajam ke arah profesor William dan profesor Dexter yang duduk disamping Fernando.      

Mendengar perkataan sang adik yang baru datang Fernando tersenyum tipis, ia senang karena adiknya itu ternyata marah pada kedua sahabatnya bukan pada dirinya. Fernando pun berniat untuk tak ikut campur, ia ingin jadi penonton kali ini.      

"Memang kalau kami bukan uncle kandung Abby dan Aaric kami tak diperbolehkan datang begitu?"hardik profesor Dexter kesal.     

"Tentu saja kau harus antri, bukankah si brengsek Fernando sudah bilang kalau kita harus antri dan bergilir kalau ingin menjenguk si kembar. Tapi kenapa kalian seenaknya saja datang tanpa memperhatikan itu?!"sahut profesor Frank ketus, ia sangat marah saat ini pada kedua rekan kerjanya yang berani menyerobot antrian.      

"Antri? Siapa yang bilang?"tanya profesor William bingung.     

Profesor Frank menunjuk ke arah Fernando yang sedang duduk di sofa menggunakan jari telunjuknya, profesor William dan profesor Dexter pun sontak melihat ke arah Fernando.      

Profesor William menatap Fernando dengan tajam dan bertanya, "Memangnya kau bilang harus antri kalau mau menjenguk Abby dan Aaric?"     

"Iya, tapi itu…"     

"Bukankah itu sewaktu Abby dan Aaric masih ada di rumah sakit ya?"potong Aurelie dengan cepat.      

Fernando menoleh ke arah Aurelie sambil tersenyum. "Iya, itu sewaktu anak-anakku dirumah sakit."     

Brakk     

Profesor Frank memukul pintu yang ada di sampingnya secara tiba-tiba sehingga membuat kaget semua orang termasuk Fernando sendiri, ia tak menyangka adiknya akan semarah itu.      

"Jangan lupa Fernando, kau pernah mengatakan itu padaku!!! Apa kepalamu harus dihantam dulu kah supaya kau ingat dengan kalimat yang sudah kau ucapkan itu!!"sengit profesor Frank penuh emosi.      

Fernando tersenyum, ia sepertinya tak bisa mengajak adiknya bergurau saat ini. Pasalnya adiknya itu terlihat sangat marah karena merasa dicurangi oleh profesor William dan profesor Dexter, perlahan Fernando berjalan mendekati profesor Frank dan melingkarkan tangannya ke pundak sang adik kandung satu-satunya itu.      

"Lebih baik duduk dulu, jangan bicara sambil berdiri. Tenangkan dirimu,"ucap Fernando pelan sambil melangkahkan kakinya menuju sofa kembali, memaksa sang adik untuk mengikuti langkahnya.     

"Akh kau ini…"     

"Lebih baik menurut padaku Frank atau kau tak akan kuijinkan bertemu Abby dan Aaric lagi,"potong Fernando ketus.     

Profesor Frank pun langsung menutup rapat mulutnya, ia tak berani bicara lagi. Mendekati ancaman dari Fernando membuatnya mati kutu, setelah Fernando berhasil menenangkan profesor Frank yang sebelumnya marah berapi-api itu Viona lalu mengajak dokter Louisa untuk masuk kedalam rumah juga bergabung dengan Aurelie dan Anastasia. Setelah semua orang tenang Fernando lalu membuka suara, saat Fernando bicara profesor Frank terlihat beberapa kali ingin menyanggah perkataan Fernando namun dokter Louisa yang duduk disebelahnya langsung menenangkan suaminya itu supaya tak marah terlebih dahulu.      

"Sepertinya kau salah tanggap Frank, yang aku maksud dengan antri itu adalah sewaktu Abby dan Aaric masih dirumah sakit bukan dirumah. William dan Dexter itu tidak menyerobot giliranmu dan sebenarnya kau juga bisa datang seperti mereka, jadi kau tak bisa marah Frank,"ucap Fernando pelan mengakhiri pembicaraannya.      

"Shit, aku yakin sekali kau pernah bicara seperti itu Fernando,"sahut profesor Frank kembali, ia masih yakin sekali kalau tak salah tanggap.      

Viona tersenyum, ia senang sekali melihat suaminya bisa seakrab itu dengan adiknya. Sebuah momen yang sangat langka sekali, meskipun keduanya masih sering mengumpat tapi Viona senang. Setidaknya mereka jadi lebih banyak berkomunikasi saat ini.      

"Kalian diperbincangkan mengunjungi Abby dan Aaric kapanpun asal satu yang harus kalian ingat, anak-anakku masih sangat kecil. Mereka butuh banyak istirahat, jadi aku minta pada kalian untuk tak terlalu banyak mengganggu mereka. Aku tak mempermasalahkan kalian mau mengunjungi mereka kapan saja, asal satu itu yang harus kalian ingat. Kalau kalian tak mau melakukan persyaratan yang aku berikan maka mohon maaf aku lah orang yang akan melarang kalian bertemu dengan anak-anakku, meskipun Fernando memperbolehkan kalian menemui mereka kalau aku tak mengijinkan maka kalian tak akan bisa menemui anak-anak,"ucap Viona dengan suara keras tiba-tiba sambil melipat kedua tangannya didada, menatap semua orang yang sedang melihat ke arah Fernando.      

"Dokter Viona…"     

"Apa kalian paham?"tanya Viona kembali memotong perkataan profesor William.      

"Paham dok,"jawab Aurelie dan Anastasia kompak.      

Profesor William dan profesor Dexter pun menganggukan kepalanya dengan cepat merespon pertanyaan Viona, begitu pula profesor Frank dan dokter Louisa. Tak ada satupun dari mereka yang berani menyanggah perkataan Viona seperti yang dilakukan sebelumnya pada Fernando, mereka tahu Viona adalah pemegang kendali atas semuanya. Karena itulah mereka memilih langsung mengiyakan perkataan Viona.      

"Baiklah karena kalian paham jadi aku minta kesalah pahaman ini ditutup, jadi kedepannya aku harap tak akan ada lagi seperti ini. Kalian semua sama, kalian adalah uncle dan aunty bagi Abby dan Aaric. Aku tak membedakan apakah itu karena ada hubungan darah atau tidak dengan anak-anakku, karena bagiku menjadi saudara itu tak mesti harus sedarah. Dibesarkan di panti asuhan membuatku sadar dan melihat dengan jelas bagaimana orang-orang bisa saling mengasihi dan menyayangi dengan tulus meskipun mereka tak berasal dari sperma dan sel telur yang sama, jadi aku minta tolong jangan pernah lagi kalian bertengkar karana hal sepele. Kalian akan menjadi contoh bagi Abby dan Aaric nantinya, aku tak mau anak-anakku mencontoh hal tak baik. Jadi aku minta tolong mulai dari sekarang biasakan berkata dengan baik, ingat kita semua saudara." Viona kembali bicara panjang lebar mengeluarkan semua isi hati dan harapannya pada semua orang yang sedang duduk dihadapannya itu.      

Mendengar perkataan Viona tak ada seorang pun yang berani bicara, mereka tertunduk menatap lantai. Terutama ketiga profesor yang sebelumnya bertengkar karena masalah sepele, sementara itu Fernando nampak tersenyum penuh kebanggaan. Ia senang sekali Viona mampu menenangkan semua orang hanya dengan sekali bicara saja.      

Namun saat suasana sudah tenang tiba-tiba Andrew dan dokter Cecilia tiba-tiba datang dan terlihat marah seperti profesor Frank dan dokter Louisa sebelumnya, melihat tamu barunya Viona menepuk keningnya secara perlahan. Karena kasihan pada Viona akhirnya Fernando pun mengambil alih, ia lah yang menenangkan tamu yang baru datang itu mengulangi perkataan Viona yang sebelumnya.      

Bersambung     

Note :      

Jangan lupa dengan giveaway yang Thor adakan ya kakak-kakak, vote terus I'LL Teach You Marianne. Versi bahasa Inggris.      

Hadiah pulsa / ovo/ gopay  senilai 100.000 akan ada untuk tiga orang pemenang tiap Minggu saat PS I'LL Teach You Marianne. mencapai 1000, belum juga akan ada tambahan hadiah berupa buku volume pertama dari The alchemist milik kak Vina atau yang lebih terkenal dengan nama pena Missrealitybites.     

So jangan sampai ketinggalan event ini ya kakak-kakak     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.