You Are Mine, Viona : The Revenge

Royalti



Royalti

0Sebenarnya tugas untuk memberikan obat di bekas cecar Viona adalah menjadi tugas suster, namun Fernando bersikeras untuk melakukannya sendiri. Ia mengatakan pada suster yang merawat Viona agar memberikan tugas itu kepadanya, awalnya suster itu ragu namun setelah ia Viona ikut bicara akhirnya suster itupun memperbolehkan Fernando melakukan tugasnya.      

"Bagaimana? Bagus kan?" Fernando bertanya pada suster menunjukkan bekas cecar Viona yang baru ia berikan obat.     

"Sempurna, anda melakukannya dengan sangat baik Tuan,"jawab sang suster khusus itu dengan cepat.     

Dengan penuh kebanggaan Fernando menatap Viona yang sejak tadi berbaring dengan pasrah, Viona tersenyum saat suster yang merupakan salah satu staf dari klinik profesor Erick memberikan kode padanya menunjukkan kalau apa yang dikatakan Fernando benar. Fernando sudah melakukan tugasnya dengan baik, karena tugasnya sudah selesai suster itu pun meninggalkan ruangan Viona untuk pergi ke ruang NICU memeriksa si kembar yang sudah berusia empat hari itu. Dan selama empat hari pula Fernando tinggal bersama Viona dan kedua anaknya di rumah sakit, ia tak mau meninggalkan rumah sakit semenitpun. Alhasil selama itu pula Justin lah yang menggantikan tugasnya di kantor, mengurus semuanya yang kadang-kadang dibantu oleh Harry.     

"Sebentar lagi kita pulang, sabar ya."Fernando berucap pelan pada Viona yang sedang berbaring di ranjang menatap para suster mengurus Abby dan Aaric diruangan NICU.     

"Iya, aku sudah tak sabar ingin membawa mereka pulang. Pasti sangat menyenangkan kalau kita tidur bersama dalam satu ranjang dengan mereka berdua,"jawab Viona penuh semangat.     

Cup     

Fernando memberikan ciuman pada rambut Viona yang wangi karena baru dikeramas oleh jenny dan Amina tadi pagi.      

"Kita akan bahagia selamanya seperti ini, melihat anak-anak kita tumbuh dewasa,"ucapnya pelan menyakinkan Viona.     

Bibir Viona menipis menyunggingkan senyum mendengar perkataan sang suami, yang tak meninggalkannya sedetik pun selama empat hari terakhir itu. Saat sedang menatap ke arah kaca yang membatasi dirinya dan anak-anaknya tiba-tiba senyuman di wajah Viona menghilang.     

"Natasya, Nessi...dua wanita itu apakah akan membiarkan kita bahagia bersama anak-anak Fernando?"tanyanya lirih dengan suara yang hampir tak terdengar.     

Kedamaian Fernando yang sedang menikmati keintimannya dengan Viona sebagai orang tua baru pun langsung terusik, saat mendengar nama dua orang yang sangat ia tak mau dengar itu terucap kembali dari bibir Viona.      

"Kenapa kau sebut nama dua wanita itu babe? Bukankah aku sudah bilang untuk melupakan mereka?"     

Viona menghela nafas panjang saat menundukkan kepalanya. "Entahlah," jawabnya datar. "Aku merasa tak tenang saja saat mengetahui mereka masih berkeliaran bebas di luar sana, bukan berarti aku berharap mereka berakhir sama seperti dokter Ammy. Aku hanya takut kalau sewaktu-waktu salah satu atau bahkan mereka berdua datang mengusik hidup kita lagi, aku tak masalah jika aku yang menjadi sasaran mereka. Tapi kalau mereka justru mengincar anak-anak kita bagaimana Fernando, aku tak siap jika hal itu terjadi. Membayangkannya saja aku tak mampu, aku takut…"     

Fernando menghentikan perkataan Viona dengan memberikannya ciuman, ia mencium Viona penuh cinta tanpa hasrat meskipun sudah hampir berbulan-bulan tak bercinta. Fernando melepaskan ciumannya dari bibir Viona saat ia merasakan kalau air mata Viona tertelan olehnya, seketika Fernando langsung teringat dengan kejadian bertahun-tahun lalu saat ia membawa Viona pulang pasca menyelamatkannya dari Lexi yang mencoba untuk memperkosanya.      

"Sejak anak-anak kita bertumbuh dalam perutmu, aku Fernando Grey Willan memutuskan untuk tak mengizinkan siapapun untuk melukaimu atau anak-anak kita. Akan kulakukan segala cara dan upaya untuk melindungi kalian, meskipun harus berkorban nyawa aku siap. Jadi kau jangan takut dan jangan pernah berpikir terlalu jauh, tak akan kubiarkan tangan-tangan kotor wanita itu menyentuh anak-anak kita." Fernando meyakinkan Viona setulus hati, ia ingin Viona tahu bahwa ia serius saat ini.     

Air mata Viona menetes perlahan setelah Fernando menyelesaikan perkataannya, "Kenapa bicara seperti itu? Aku tak ingin kau bicara tentang kematian, kalau kau tak ada di dunia ini yang lalu bagaimana denganku? Memangnya kau pikir aku bisa mengurus anak-anak sendirian tanpa ada kau disisiku hiks.. jangan asal bicara seperti itu Fernando, aku tidak suka, aku benci mendengarnya."     

"Sayang, bukan begitu maksudnya. Aku tak akan mungkin meninggalkan kalian, lagipula siapa yang akan pergi? Bukankah aku sudah sering mengatakan padamu bahwa kita akan hidup bersama, menua bersama. Melihat anak dan cucu kita tumbuh dewasa melanjutkan kehidupan mereka meneruskan nama Willan, merajai seluruh dunia dan…"     

"Lalu kenapa tadi kau bicara seperti itu? Aku tak suka mendengarnya Fernando." Dengan terisak Viona memotong perkataan Fernando.      

Fernando tersenyum mendengar perkataan sang istri, ia lalu kembali merengkuhnya dengan erat. "Jangan pikirkan kata-kataku tadi, aku salah bicara sayang. Yang pasti adalah aku akan tetap menjaga kalian sekuat tenaga dan tak akan kubiarkan siapapun menyakiti kalian, selama ini aku tak pernah melukai wanita secara langsung. Namun jika mereka berani menyentuh anak-anakku, maka aku akan melanggar komitmen untuk tidak menyakiti wanita. Natasya dan Nessi sekarang bukan hanya seorang wanita saja tetapi mereka adalah lawan yang harus diwaspadai, jadi aku tak akan segan lagi kepada mereka." Fernando memberikan ciuman kembali pada kening Viona saat menyudahi perkataannya.     

"Jangan ulangi lagi Fernando, aku tak mau mendengar kalimat seperti itu lagi,"pinta Viona lirih.     

Fernando mengangguk kan kepalanya menjawab perkataan Viona, mereka pun berpelukan kembali dengan erat sambil menatap suster yang sedang mengurus Abby dan Aaric yang masih ada didalam inkubator. Selama empat hari ini Viona belum bisa menyentuh anak-anaknya secara sempurna, ia belum bisa melakukan ritual skin to skin dengan kedua putranya itu. Bahkan kedua anaknya itu juga belum bisa menikmati ASI nya secara langsung, alhasil selama empat hari ini Viona dibantu Jenny dan Amina melakukan pumping untuk menyimpan ASI nya yang luar biasa banyak. Hari pertama ia melahirkan Viona sempat panik dan stres saat ASI nya tak mau keluar, sampai akhirnya profesor Erick menjelaskan bahwa hal seperti itu wajar karena puting payudara Viona belum dirangsang oleh lidah bayi-bayinya. Karena itulah profesor Erick melalui asistennya memberikan penjelasan pada Viona mengenai cara memproduksi ASI lebih banyak, selain dari makanan tentunya juga dengan cara memijat sekitar payudara agar ASI bisa keluar dengan lancar. Dan benar saja setelah Viona mengikuti instruksi profesor Erick dengan melakukan pijatan lembut pada kedua payudaranya, kini ASI nya berlimpah ruah. Bahkan kalau Viona tak cepat melakukan pumping pakaian yang ia pakai akan basah dengan air susu yang berharga itu, karenanya kini didalam ruangan Viona sudah terdapat kulkas khusus penyimpanan ASI yang sudah diberikan tanggal yang sangat jelas di tiap kemasan per hari dan jam saat Viona melakukan pumping.      

Kemesraan Fernando dan Viona terpaksa disudahi saat rombongan uncle dan aunty si kembar datang lagi, mereka sudah seperti hama bagi Fernando saat ini. Hama yang akan datang sehari tiga kali menyambangi anak-anaknya yang membuat dirinya selalu kesal pada mereka semua, pasalnya ketika mereka datang hanya nama Viona sajalah yang akan mereka ucapkan. Tak pernah sekalipun ia mendengar pujian untuknya dari bibir ke tujuh orang yang mengklaim sebagai uncle dan aunty terbaik tahun ini itu.      

"Sudah ya sayang, aku harus mengurus hama-hama itu dahulu. Mereka harus diawasi supaya tak meninggalkan kuman di ruangan ini." Fernando sengaja bicara dengan keras supaya orang-orang yang mengganggunya itu mendengar apa yang ia katakan.     

Viona hanya tersenyum mendengar perkataan sang suami, ia yang sudah bisa berjalan sendiri meminta bantuan pada Jenny untuk bangun dari ranjang dan berjalan mendekati kaca yang menjadi pembatas dirinya dan anak-anaknya. Saat ini Amina dibantu seorang suster sudah memindahkan inkubator Abby dan Aaric lebih mendekat ke arah kaca supaya para uncle dan aunty mereka bisa melihat.      

"Lain kali aku akan buat pengumuman di depan ruangan ini, siapapun yang masuk ruangan ini bayar satu juta dolar per menit." Suara Fernando terdengar lantang saat ia berjalan menuju ke depan ruang NICU dimana saat ini ketiga profesor dan istrinya itu sedang menempel di kaca melihat ke arah Abby dan Aaric yang menggeliat-liat di dalam inkubator. "Kalau kalian tak mampu bayar dengan uang, bayar dengan pujian. Jangan lupa ketampanan mereka itu berasal dariku, dari Fernando Grey Willan."     

"What…."     

Bersambung     

Note:     

Giveaway You Are Mine, Viona versi bahasa Inggris     

Hadiah per minggu:     

3 pulsa masing-masing Rp 100.000 untuk 3 orang pemenang     

2 buah buku cetak The Alchemist Vol 1 untuk 2 orang pemenang     

*buku cetak The Alchemists: Cinta Abadi, volume 1, terdiri dari 2 buku masing-masing tebalnya 500 halaman, dengan nilai seharga Rp 150.000     

Cara ikut Giveaway ini hanya dengan mengirim power stone ( vote ) ke novel Thor yang berjudul You Are Mine, Viona ...event ini untuk perminggu selama satu bulan, undian akan dimulai saat Viona ( bahasa Inggris ) mendapatkan power stone 1000 ya kakak-kakak, jadi jangan vote ke Viona bahasa Indonesia....     

semangat     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.